XV. | Leanan

36 14 3
                                    

Ann dikejutkan dengan beberapa orang yang membangunkannya di pagi itu. Saking terlelapnya, ia lupa kamar itu diisi oleh empat kasur, dan selain Gloria, ada-

"Ann! Bangun! Atau aku akan melompat di atas tubuhmu!"

"Aku bangun, Hana. Aku bangun!"

Ann mengucek matanya dan duduk lama di kasurnya hingga penglihatannya sudah tidak buram lagi. Hana melompat memeluknya, dan ia tersungkur kembali ke kasur dengan debam yang cukup keras. Suara tawa Gloria terdengar dari ambang pintu, sementara orang keempat yang menghuni kamar itu, Val, menonton sambil memeluk bantal, menahan kuap lebarnya.

"Kurang lebih lima belas menit lagi sampai kita tiba di persimpangan sebelum stasiun Barrows," ucap Val setelah melihat ke arah jendela. Matahari bahkan belum muncul, kaca masih berembun. "Sepertinya lebih cepat dari rencana."

"Sampai di stasiun, kita akan segera bertemu polisi militer kah?" tanya Gloria. Sementara Hana masih sibuk bersama Ann di atas kasur, Hana tertawa puas melihat Ann yang tertindih menyerah.

"Kita juga akan bertemu dengan, erm," Val menarik buku hitamnya dari sisi tempat tidur. "Oh, walikota Barrows, Durham Barrows."

"Hoo. Jadi keluarga penguasa Leanan tinggal dekat dengan ibukota ya, sebelum mereka semua ditumpas." Gloria menyimpulkan

"Kamu masih ingat cerita kemarin, toh."

"Sejarah itu menarik, tapi yah, semoga kita tidak perlu ke tempat angker itu saja ..." pemilik rambut merah itu tertawa.

"Sudah, ayo siap-siap. Terutama kalian berdua, Ann Knightley dan Hana Albertine! Jangan terus-terus mainan di kasur!"

"Iya ketua kelaaaas~"


Stasiun Barrows sangat berbeda dengan Stasiun Folia sesaat mereka semua turun dan berbaris di depan peron nomor empat.

Langit-langit stasiun itu sangat tinggi, terdapat lantai atas yang dihuni banyak kantin dan kafe yang sekarang masih tutup. Di lantai bawah, selain tempat kargo, ada markas polisi militer Leanan yang siap siaga selama 24 jam. Katanya, stasiun itu sering menjadi tempat transit barang-barang yang datang dari Spriggan, jadi ada bedah kargo hampir setiap jam jika sedang hari-hari sibuk.

Polisi militer Leanan mengenakan seragam abu-abu tua dengan insignia berwarna hitam, berbeda dengan polisi militer Caelia yang mengenakan insignia merah. Para polisi mengenakan topi beret berwarna senada dan sepatu boots coklat tua. Kurang lebih sepuluh personil membentuk barisan di utara dan selatan mereka seperti pagar.

Mereka menunggu sekitar lima belas menit sampai walikota Barrows datang, pria dengan tinggi sedang dan rambut keabu-abuan. Pria itu mengenakan setelan jas berwarna hijau lumut, sesekali ia mengelap dahinya dengan sapu tangan berwarna sepia. Dua polisi militer pria turut di belakang Pak Walikota, menjaga ketat.

"Selamat datang, siswi-siswi Sekolah Militer Dresden, saya Durham Barrows, penanggung jawab kota ini," lesung pipi membuat senyumnya terlihat khas. Kerut-kerut di sisi matanya menegang ketika beliau bicara. "Saya mohon maklum dengan kondisi kami yang tengah menaikkan status AWA. Saya harap kegiatan Ekskursi Daerah ini dapat berjalan lancar tanpa gangguan."

Pidato itu berlangsung cukup singkat, kurang lebih mengenai apresiasi Pak Durham terhadap kadet-kadet muda ini dan keinginannya untuk mereka yang berasal dari luar daerah mengenal Leanan lebih dekat.

Setelah selesai dengan pidato walikota, para anggota polisi militer Leanan memeriksa mereka satu per satu menggunakan alat pemindai khusus berupa bilik transparan. Polisi militer juga memeriksa kargo dan senjata-senjata yang mereka bawa. Diharapkan tidak ada logam berbahaya, bahan-bahan pemicu reaksi kimia berbahaya, atau bom rakitan. Mereka menaikkan kembali kargo senjata setelah mendapat persetujuan dari kepala polisi militer yang bertugas, dan kereta kembali melesat menuju tempat mereka membuka barak sementara, satu kilometer dari stasiun Barrows.

Sesuai dengan kata-kata Val, hutan di sekitar Barrows tidak serimbun apa yang mereka lihat di sekitaran Folia. Pohon-pohon yang tinggi sudah meranggas, kebanyakan gundul dan kering. Pemandangannya tidak terlalu gersang dengan semak-semak belukar hijau, namun daerah itu cukup berkabut di pagi hari walau tidak dekat dengan pegunungan atau laut.

'Kota ini seperti bersembunyi di tengah-tengah padang landai, daratannya sedikit cekung ke dalam, seperti kawah,' ucap Val lagi ketika anak-anak kelas mereka mengamati selayang pandang kota saat kereta mulai melaju.

"Apa bisa disebut kota ini - Provinsi ini - penuh dengan sihir?" Hana mendadak bertanya.

"Dulu ada yang menyebutnya begitu, kalau tidak salah di sebuah buku panduan wisata," Val menjelaskan. "Ajaib, walau tidak mistis."



Ilmu 'membangun barak' mereka menjadi sangat berguna di sini, ketika personel Kelas Tiga tidak lengkap untuk membangun satu kompleks barak. Dalam waktu tiga puluh menit, mereka berhasil menghimpun barak utama, dapur umum, ruang sakit, ruang logistik, dan menara komunikasi. Tentu, mereka dibantu penuh oleh Instruktur Bathory, kru-kru kereta dan anggota Kelas Tiga dan Enam. Barak utama akan menjadi titik kumpul ketika diperlukan. Dapur umum, ruang sakit dan ruang logistik dibangun bersama dengan sekat yang cukup. Menara komunikasi diperlukan untuk membantu transmisi Cincin Peri milik mereka selalu tersambung untuk menghubungi barak utama.

Seusai seluruh bangunan yang diperlukan telah berdiri, Instruktur Bathory memerintahkan Kelas Tiga dan Enam pada posko mereka masing-masing, sementara Kelas Sembilan berkumpul di barak utama untuk menerima misi mereka untuk Ekskursi Daerah kali ini.

"Sekali lagi saya ingatkan kalau Leanan berada dalam status AWA. Kalian tidak boleh sembarangan mengeluarkan senjata di depan orang awam terkecuali mendesak," ujar Instruktur Bathory. "Jaga sikap kalian selama Ekskursi berlangsung, atau kalian akan dikenakan sanksi seusai waktu evaluasi."

Tiap-tiap perintah disambut para siswi dengan seruan hormat dan mengerti. Instruktur Bathory kemudian mengeluarkan peta kota Barrows dengan bantuan Cincin Peri miliknya. Hologram empat dimensi itu melayang besar di depan para siswi, kota dalam 'kawah' itu telah dibagi menjadi bagian barat dan timur oleh sebuah garis putus-putus imajiner.

"Hari ini, mulai dari pukul 1000 hingga 1700, kalian akan mengumpulkan informasi di kota Barrows mengenai keamanan kota selama Hari Tabur Bunga berlangsung,"

Instruktur Bathory menjentikkan jarinya sekali, muncul bidak-bidak berbeda warna menyusuri barat dan timur.

"Kalian akan dibagi menjadi dua tim untuk berkeliling. Saat kalian berkumpul nanti, saya harap informasi yang kalian berikan jelas dan bersumber benar."

Peta tersebut dimatikan, dan Instruktur Bathory mengeluarkan papan jalannya. "Saya akan sebutkan pembagian kelompoknya, silahkan menyesuaikan sendiri."

Mengumpulkan informasi, sebuah tugas merepotkan dan mereka harus ada dalam tim. Tidak boleh menggunakan senjata. Harus bersikap sopan. Melelahkan. Ann memutar kepalanya dengan lemas.

"Kelompok timur," Instruktur Bathory membaca dengan lantang. "Alena Valerian, Hildegard Norma, Alicia Curtis, Karen Ray Spriggan, Blair Chevalier, dan Gloria Wiseman. Sisanya kelompok barat."

Ann bisa mendengar Fiore mendecak keras di belakangnya, juga Eris yang menghela nafas sangat, sangat panjang.

Ya, ini akan benar-benar menjadi agenda yang luar biasa merepotkan. Insting Ann tidak pernah meleset. [ ]

Poison TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang