LI. | Ujian Tengah Semester

26 10 3
                                    

September menjelang ke Angia, menghantarkan angin musim gugur yang kaya akan panen dan keberkahan.

Semangat musim gugur sudah mulai kentara di sekitaran kota, dengan frekuensi daun-daun yang berguguran mengotori setapak gravel di seluruh bagian kota, membuat kota tersihir seperti bersemu merah, pemandangan yang baru bagi wajah kota yang selalu damai dan temaram. Para murid kerap diminta membantu membersihkan dedaunan, yang Matron Thalia anjurkan untuk segera dilakukan.

Selain pemandangan kota yang berubah, Folia juga mulai semarak dengan panen besar-besaran apel, asrama dan sekolah kebanjiran apel hadiah dari warga dan dapur pun mulai membuat kudapan seputar apel. Muriel dan tim memasak entah kenapa sangat kreatif memasukkan menu apel untuk sarapan dan makan malam, sampai-sampai mereka tidak bosan makan apel hampir setiap hari.

Ujian Tengah Semester berlangsung selama seminggu penuh di pertengahan bulan September yang untungnya sudah tidak sepanas penghujung bulan Agustus. Cuaca yang cukup bersahabat dengan banyak berawan dan sedikit hujan membuat suhu lebih nyaman untuk beraktivitas dan tidur nyenyak.

Dengan delapan mata pelajaran, waktu seminggu ujian itu dibagi-bagi dengan salah satu hari memuat dua ujian sekaligus. Linguistik menjadi mata ujian pertama, sesuatu yang Ann syukuri karena dengan itu ia bisa jauh-jauh dari pelajaran soal bahasa dan kebahasaan. Jadwal berlanjut dengan Persenjataan di hari kedua. Hari ketiga adalah hari kesukaan Ann karena Seni Militer menjadi bahan ujian. Akan tetapi, keberadaan Aplikasi Sihir di hari berikutnya membuat mood-nya seketika surut. Ekonomi Militer digabung dengan Sejarah, kombinasi yang berjejal dan tidak menyenangkan, tetapi Ann lebih memilih gabungan itu ketimbang Sejarah dengan salah satu musuh bebuyutannya, Linguistik atau Aplikasi Sihir. Seni Terapan menjadi penutup minggu ujian yang melelahkan, dan di hari berikutnya, mereka diharuskan menulis esai tentang Ekskursi Daerah yang mereka alami.

Memang, jadwal itu membuat semua kelabakan, namun Ann termasuk satu di antara siswi-siswi yang setengah masa bodoh soal nilai. Ya, ia berusaha untuk tidak mengecewakan ketua kelas dengan nilai rata-rata nantinya, tapi ia tidak serta-merta membenamkan diri dalam buku-buku pelajaran.

Seperti saat ini, jam istirahat antara ujian Ekonomi Militer dan Sejarah, Ann memilih duduk di salah satu kursi panjang yang menghadap ke arena karena gedung sekolah terasa penuh berisi murid-murid yang mencoba tetap belajar, memasukkan paksa ingatan paragraf demi paragraf Sejarah di waktu yang sudah tenggat. Wilayah ini sepi karena tidak ada ekstrakurikuler atau kegiatan berkebun sekolah, jadi Ann sering ada di sana untuk menyendiri hingga waktu ujian berikutnya. Ia membawa roti yang dibelinya di kantin, bersama susu kotak rasa kopi yang tidak sengaja ia pencet dari mesin minuman.

Satu hal yang tidak ia sukai ketika ia menyendiri adalah pikirannya yang semula penuh dengan bahan ujian menjadi penuh dengan realisasi-realisasi memori dan mimpinya. Ia hampir kesulitan membedakan yang mana mimpi dan yang mana kenyataan setelah mendapati laboratorium utuh dan si peneliti bersama si pria besar. Gloria dan Fiore juga kerap menanyakan dirinya saat ia terbengong-bengong. Walau Ann sudah bilang pada Gloria dan Fiore untuk tidak terlalu mengkhawatirkannya dan menunggu sampai ia siap bicara, mereka berdua orangnya terlalu baik.

Saking baiknya sampai Ann merasa bersalah tidak bisa berterus terang pada mereka berdua.

Ann menangkap suara langkah mendekat di antara sayup-sayup angin sejuk musim gugur. Pelataran sekolah pun subur dengan tumpukan daun-daun dari pohon yang meranggas, sepertinya tukang kebun sekolah bekerja ekstra agar tidak ada daun yang mengotori jalan utama.

Ann menoleh mendapati seorang yang tidak asing datang. Sama sepertinya yang ditemani roti dan susu kotak, Lucia juga membawa buku sejarah yang ia buka dan baca sambil berjalan. Tongkat - yang ternyata sebuah bilah pedang - tetap setia terikat di pinggangnya layaknya perpanjangan tangan.

Poison TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang