XXIII. | Mengenal Warden

22 9 0
                                    

Minggu pertama Agustus, Ann memperhatikan teman sekamarnya selalu murung. Di kamar, dia hanya akan mengutak-atik jam (yang sudah direparasi) dan berkomentar seadanya ketika mereka mengobrol. Sehingga, ketika tiga Instruktur mengumpulkan mereka di lapangan siang di minggu kedua Agustus dengan empat onggok Warden berdiri bersama mereka, di sana Ann harus menderita diguncang-guncang oleh Gloria yang sangat antusias. Entah kesedihan apa yang dialaminya beberapa hari ini segera buyar tuntas.

"Warden,  Ann. Warden!" ucapnya berulang-ulang.

"Kamu kayak nggak pernah lihat Warden, deh." tukas Ann, mencoba memegang kerah seragamnya yang sudah tidak beraturan. "Tuh Instruktur Lysander kayaknya lebih capek dari biasanya melihat kita."

"Habisnya, Warden!"

"Kadet Wiseman, berbarislah yang benar, tolong." Instruktur Lysander akhirnya menyela. 

Warden, robot humanoid berukuran lebih dari 2 meter; hari ini akhirnya mereka akan masuk kurikulum pembelajaran Warden. Tentu, Gloria yang paling semangat, walau yang lain juga tidak kalah antusias, penasaran mengenai robot besar yang bisa dikendarai dengan mudah (katanya). 

Robot ini adalah hasil kemajuan teknologi perang dan militer selama kurun dekade terakhir. Bersumber dari sebuah ide yang dicetus oleh sekelompok ilmuwan, Warden terus-menerus diperbaharui. Pemegang paten untuk produksi Warden adalah dua perusahaan teknologi terkemuka di Angia: Wiseman dan Lysander.

"Sejarah Warden berasal dari replika yang ditemukan di Spriggan dan Pusara ratusan tahun silam. Mereka bilang kalau itu adalah relik peninggalan para peri di saat Perang Seratus Hari. Soal Perang Seratus Hari nanti akan dibahas di kelas sejarah." 

Instruktur Lysander yang menjadi guru utama dalam pembelajaran Warden, menjelaskan tanpa henti. Para siswi memperhatikan slide berisi sejarah dan bagian-bagian kokpit. Cara Instruktur Lysander menjelaskan poin demi poin sangatlah berbeda dengan bagaimana ia mengajar di kelas Ekonomi. Lugas dan lantang. Sederhana dan tidak bertele-tele.

"Awalnya, pengembangan Warden dimulai di Pusara, namun karena kekurangan sumber daya dan teknologi pada masa itu, Perusahaan Lysander dari Kaldera-lah yang membeli aset tersebut. Setelah dibuat pakta kesepakatan, pembuatan dan penggunaan Warden disebarluaskan untuk seluruh benua di Endia." Instruktur Lysander melirik ke arah  siswi-siswi yang memperhatikan dengan seksama. "Kalau kalian mau tahu soal Perusahaan Wiseman, tanya saja orangnya langsung, dia sepertinya sudah menggebu ingin menjelaskan."

Gloria yang jelas-jelas terkesima melihat Warden dan bukan Instruktur Lysander segera terkesiap.

"Ehh? Instruktur!?"

Tawa pun lepas terjadi di antara siswi-siswi Kelas Sembilan, sebelum akhirnya Instruktur Lysander menyuruh mereka kembali tenang dengan sikap istirahat.

"-Oke, saya lanjutkan. Hari ini kalian akan belajar mengenai kontrol utama dan cara berjalan menggunakan Warden." Instruktur Lysander mengganti slide ke bagian kokpit. "Di sini ada 4 jenis Warden yang bisa kalian pilih sesuai jenis senjata yang kalian gunakan."

Instruktur Faye dan Instruktur Bathory membantu menjelaskan masing-masing Warden saat para siswi melihat robot besar itu lebih dekat. 

Yang paling kiri dengan warna kuning metalik, adalah tipe A atau diberi nama Oberon. Instruktur Faye bilang, Oberon adalah tipe paling dasar yang memiliki kekuatan struktur dan kecepatan yang seimbang dengan berat total Warden. Tipe A adalah tipe yang paling sering digunakan di berbagai satuan militer di mana-mana.

Warden kedua dengan warna kromium adalah tipe C, Demetrius. Instruktur Bathory menyebutkan bahwa tipe ini biasa digunakan oleh pengguna senjata jarak jauh karena armor-nya yang didesain lebih tebal walau ukurannya paling kecil di antara robot lain.

Warden ketiga adalah tipe D yang berwarna merah tua, Lysander; tipe flagship yang dibeli dari Pusara dan dikembangkan di Kaldera.  Durabilitas tipe ini sangat tinggi namun robot ini jauh lebih berat. Tipe D tidak dianjurkan untuk dipakai pemula, tapi diperbolehkan digunakan untuk pembelajaran.

Dan tipe terakhir berwarna biru tua, sangat ramping dengan kehebatan mobilitas. 

"Tipe B, Titania-Alpha!" pekik Gloria. "Ini adalah tipe yang dikembangkan atas kolaborasi Lysander dan Wiseman lho!"

Instruktur Lysander mengimbuh, "Tipe ini diproduksi dalam jumlah kecil karena sulit sekali dibuat. Prototipe dari model ini merujuk pada Titania asli yang ditemukan di Spriggan."

Val menaikkan tangannya, "Titania asli?"

"Tadi saya bilang kalau Warden ini adalah produk derivatif aslinya, 'kan? Nah, Titania asli yang merupakan sumber cetak biru utama robot ini benar-benar tidak bisa digunakan sama sekali. Berbeda dengan model yang ditemukan di Pusara yang masih bisa dioperasikan di masa kini," jawab Instruktur Lysander cepat. "Hingga saat ini, para ilmuwan menyimpulkan kalau Titania asli hanya bisa dikendalikan oleh klan Titania."

"Klan Titania?"

Instruktur Bathory menginterjeksi, "Klan Titania adalah klan sihir tertua di Angia. Memang kalian belum pernah belajar ini di kelas sejarah jadi biar saya menjelaskan sedikit," ia berdehem. "Klan Titania katanya adalah asimilasi dari Peri dan manusia. Sirkuit sihir mereka berbeda dengan pengguna sihir lain di Angia dan mereka mampu menggunakan teknik sihir khusus. Sayang, mereka sudah punah setelah Perang Seratus Hari."

"Wow, jadi sejak dulu robot-robot ini sudah pernah ada, ya!" seru Hana. "Orang-orang zaman dulu hebat sekali!"

Ann jarang melihat Warden di barak tentara Kota Nelayan, mungkin karena barak mereka kecil dan tidak memiliki hanggar. Sering kali ada siaran mengenai Warden dan tank di televisi besar Kota Nelayan, tapi Ann tidak terlalu memperhatikan siaran-siaran itu terlalu lama. Ia tidak tertarik.

Tapi sekarang, melihat antusiasme Gloria, Ann terus terang penasaran mengenai Warden.

"Sudah terpukaunya, cepat buat barisan di depan Warden yang ingin kalian coba!" sergah Instruktur Bathory. [ ]

Poison TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang