LVI. | Polarisasi

30 8 2
                                    

Berbeda dengan mimpinya di mana ia bisa bergerak, 'dunia' di dalam kaleidoskop itu seperti sebuah adegan sinematik. Sebuah film tengah berputar di hadapan mereka, sebuah kehidupan lama tengah diputar ulang dan tidak dapat disentuh atau dipercepat.

Julia Knightley muda tengah membetulkan seragamnya sebelum masuk ke salah satu pintu menjawab panggilan atasannya. Saat itu, sang kakak masih lebih kurus, walau otot-ototnya sudah terbentuk karena latihan keras kemiliteran. Rambutnya yang sekarang panjang saat itu dipotong pendek, mungkin untuk memudahkan kegiatan.

Setelah merasa dirinya rapi, ia mengetuk pintu itu. Pintu besar ganda itu bertuliskan 'Komandan Batalion Tingkat Empat, Bluebeard Timur', sesuatu yang membuat Ann terperanjat.

"Komandan Reinford, saya Julia Knightley, hadir memenuhi panggilan anda."

Sigiswald Reinford. Seorang yang tidak asing bagi Ann saat ini, tengah menghadap rak buku di belakangnya, tampak mengamati sesuatu. Saat Julia masuk ke ruangan dan memberi tanda hormat, Sigiswald memutar badan dan berulas senyum menghadapi bawahannya itu. Sebuah buku yang terlihat sangat familier ada di tangannya, buku catatan dengan sampul kulit lusuh. Sang Komandan, akan tetapi, tidak membuka buku itu, menaruhnya kembali ke rak buku.

Barang-barang di kantor itu separuhnya sudah dipindahkan ke dalam kotak-kotak yang sudah disegel. Sepertinya Sigiswald hendak pergi dari sana secepatnya.

Sigiswald Reinford berbeda dengan bagaimana ia datang ke laboratorium si peneliti. Luka di wajahnya bertambah, ada sebuah garis melintang dari dahi hingga pipinya, menggores mata kirinya. Sosoknya yang kekar kini berbalut seragam Bluebeard dengan insignia berwarna hijau botol. Tanda bintang pangkat dan beberapa penghargaan melekat di seragamnya, menandakan piawainya sebagai seorang Komandan di garda depan.

"Kamu jadi kaku banget, Jules," pungkas Sigiswald. "Kamu ajudan saya, lho? Biasanya kamu bakal masuk ruangan tanpa permisi."

"Ko-Komandan! Se, sekarang anda 'kan sudah masuk jadi calon Jendral! Ma-masa saya berlaku seperti anda masih, masih-"

Ini untuk pertama kalinya Ann melihat kakaknya gelagapan. Ia masih mengumbar tanda hormat dengan tangan lurus, mengundang tawa lepas dari sang Komandan. Kakaknya pun mengenakan insignia hijau botol. Julia tidak pernah memberitahukan kalau ia bagian dari militer Bluebeard sebelumnya, hal itu bahkan tidak terpikirkan oleh Ann.

"Duduklah, Jules," Sigiswald mempersilakan si ajudan ke arah kursi yang ada di depannya. "Ini akan menjadi tugas terakhirmu sebelum kamu dipindahkan ke kampungmu."

Julia terbelalak, "Maksud anda, Batalion Tingkat Empat akan dibubarkan?"

Sigiswald tersenyum dan mengangguk.

"Kenapa dibubarkan? Bu, bukannya daerah timur masih perlu ...?"

"Tugas utama kami sudah selesai," jelas pria itu. "Maaf tapi karena keterbatasan, kamu tidak bisa memakai gelar dan pangkatmu di Caelia, jadi mungkin kamu harus mulai ulang menjadi seorang perwira."

"Itu bukan masalah, Komandan. Tapi, Batalion Empat ...!"

"Saya paham perasaanmu, Jules," Sigiswald menatapnya lembut. "Kita sudah berusaha keras, kita juga sudah kehilangan banyak, belum lagi kita sudah seperti keluarga. Wajar saja kamu sedih."

Julia muda tampak bergetar, menyembunyikan banyak perasaan dalam dirinya. Geram, gundah, kesal - ia sangat tidak ingin 'rumah' yang sudah membesarkannya sebagai seorang tentara pupus begitu saja dan dia dikembalikan ke Caelia. Sang Komandan, tampak mengerti apa yang bawahannya rasakan, turut melihatnya iba.

Seingat Ann, Julia memungutnya saat ia berumur delapan belas tahun, usia yang sangat muda. Kalau ia lulus dari Akademi Nix di umur lima belas tahun, itu artinya karir militernya sudah berjalan tiga tahun di saat ini.

Poison TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang