LXXIX. | Garis Depan, bagian kelima

16 6 0
                                    

Suara dentum halus yang kemudian diikuti gema, Instruktur menangkap riak itu dari kejauhan, berpusat di sebuah titik yang tidak terlalu jauh dari mereka.

Unit Charlie yang memohon izin untuk bergabung lebih lambat dibandingkan Unit Delta dengan Unit Alpha dan Bravo bergeming karena Instruktur Bathory mencoba menyembuhkan Karen. Gadis itu terus terbatuk, seperti gejala karena terlalu banyak menggunakan kekuatan sihir dan kekurangan energi, sehingga Instruktur Bathory memintanya diam setelah penyembuhan sembari Val meramu tonik.

Gelombang barusan sepertinya juga dirasakan oleh Karen, ia segera menoleh ke arah sang guru, "Ann sudah berhasil."

Val yang tampaknya tidak menyadari getaran itu mengerjap, "Benarkah?"

Karen duduk bersandar pada sebuah pohon, Instruktur Bathory mencoba menggunakan Cincin Peri dan garis ley untuk mencoba mencapai Alpha atau Bravo. Perunutan melalui garis ley memakan sedikit waktu, tapi paling tidak Instruktur bisa menjangkau mereka yang peka sihir seperti Fiore atau Hilde.

Ada sebuah penanda sihir berupa sihir es yang mengumpan balik, Hildegard, pikir sang Instruktur.

"Koneksi aman, Hildegard, silakan berbicara, kami mendengarkan."

Instruktur Bathory membuka Kitab Kejayaan Hampa, menggunakan salah satu lembarnya untuk pengeras suara agar Val dan Karen bisa mendengar.

"Instruktur, di mana posisi anda sekarang?"

"Masih lima ratus meter dari titik temu, kurang lebih. Analisis garis ley menggambarkan daerah ini banyak menyimpan ranjau," ucapnya. "Bagaimana kondisi di sana?"

"Kacau, tapi tidak ada lagi yang menyerang," balasnya. "Tentara Caelia membantu mengevakuasi yang membutuhkan. Dari Alpha dan Bravo, persen kerusakan mencapai 60% ..."

Instruktur meminta Hilde terus melaporkan. Tameng Alpha terkikis karena mereka mencoba menghalau serangan sihir alat pelontar. Mereka berhasil mengambil alih pelontar itu dengan bayaran tameng dan bagian kokpit Titania yang hangus menahan serangan. Dari rencana awal, Ann berhasil melaksanakan tugas dan menetralkan lebih banyak dari yang diperkirakan. Jenderal Besar berkooperasi dengan pihak tentara Caelia untuk evakuasi dan mengarahkan tentara yang kelimpungan setelah efek Progenitor dilumpuhkan. Instruktur Bathory mencatat perubahan ekspresi Val dan Gloria yang mendengarkan laporan itu, terutama kelegaan di masing-masing wajah mereka setelah Hilde memastikan semuanya selamat.

"Ah, tapi, Instruktur. Kami terluka dan sedang ditangani oleh pihak penyembuh setempat dengan bantuan Blair dan saya. Pasukan utama Caelia akan sampai ke barak ini dalam lima belas menit lagi. Lokasi kami di sebuah tenda darurat penyembuhan di ketinggian dua ratus meter, nanti saya akan mencoba meminta tolong prajurit untuk menemui unit Charlie dan unit Delta," ucapnya. "Fiore hampir kehabisan energi sihir lagi, Muriel lengannya sobek, Alicia menderita banyak-"

Instruktur Bathory memijat pelipisnya, kerusakan dan korban luka yang tidak mampu mereka hindari, tapi paling tidak mereka selamat.

"Perihal Ann. Dia pingsan setelah menggunakan seluruh kekuatannya dan belum juga siuman," jelas Hilde lagi. "Dari pemeriksaan sementara, mereka bilang ia kekurangan darah. Saya dan Blair kurang paham mengapa hal itu bisa terjadi. Kurang lebih itu yang bisa saya laporkan."

Instruktur Bathory menghela napas panjang. "Tolong bawa tandu kalau kalian kemari, dan pastikan bawa orang yang tahu posisi ranjau agar tidak ada korban tambahan."

"Tandu? Baiklah," Hilde berujar. "Unit Delta – oh, Unit Delta sudah sampai di sini, guru. Saya akan segera meminta tolong untuk mengirim bala bantuan ke sana dan tandu."

Karen menatap tajam Instruktur Bathory yang memutus alur komunikasi. "Kamu tidak mau, 'kan, kalau saya bopong di punggung?"

Karen menggeleng dan membuang muka. Val di sampingnya mulai mendecak.

"Kamu dan Fiore Angelica Alba sama saja," keluhnya. Nadanya mulai meninggi dan suaranya semakin cepat, seperti rentetan peluru yang masing-masingnya memiliki kekuatan ledak yang sama. Instruktur Bathory bahkan sampai mundur teratur. "Kalian harus tahu batas sedikit dalam penggunaan sihir! Harusnya kamu bilang kalau sihirmu tidak bisa kembali dengan cepat! Aku bisa sudah minta tolong orang di Penjara untuk membuatkanmu tonikum sihir! Kamu gimana sih!"

"Ke-Ketua Kelas, tenang dulu dan maafkan aku-"

"Tidak ada maaf untukmu, Karen Ray! Terutama terhadap apa yang sudah kamu lakukan! Aku berhak marah sekarang, 'kan!? Ya, aku marah sekarang!"

"Instruktur, bisa anda tolong saya ...?"

Instruktur Bathory menggeleng, senyumnya terkembang, "Anggap ini ganjaran kesalahanmu."

-

Selain unit Alpha dan unit Bravo yang mengalami luka-luka dan mendapat perawatan awal, unit Delta pun tampak tidak karuan. Lucia segera meminta Hana untuk diperiksa walau Hana tidak merasakan ada yang aneh darinya. Eris dengan bangga memperlihatkan goresan melintang di dahinya yang mulai kering dan menuai amarah Hilde, sementara Gloria yang mengalami luka ringan mendengarkan penjelasan Hilde dan Blair sembari Eris diobati.

"Delta masih bisa dipakai, kalian mau pakai Warden saja menuju Karen?" Gloria menunjuk Warden di luar area tenda. "Kita jadi tidak perlu merepotkan salah satu tentara di sini yang semuanya serba sibuk. Dengan Warden juga kita tidak perlu khawatir soal ranjau. Ada banyak sekali yang terluka dan baik kakaknya Ann dan Jenderal Besar juga tampaknya tidak bisa diganggu."

Blair menaikkan tangannya, "Oke, aku akan ambil tandu. Gloria gapapa tetap jadi pilot?"

"Bukan masalah."

Blair lalu menghilang ke arah tenda bagian dalam menanyakan tenda yang bisa mereka gunakan. Gloria lalu memerhatikan Eris yang kepalanya dibalut perban tengah berusaha tersenyum sementara Hilde menatapnya dengan ekspresi masam.

"Gloria, jangan manyun begitu, ah." ucap Eris, mencoba meredakan suasana. Hilde, seakan mengetahui makna di ucapan itu, mengalihkan pandangannya ke arah Gloria.

Gloria membalas tatapan penuh pengertian Hilde dengan helaan napas panjang. "Kenapa sih aku mudah sekali ditebak. Mana nggak ada Ann lagi," desahnya. "Ann kekurangan darah, katamu, Hilde?"

Hilde mengangguk, "Aku tidak tahu detailnya, tapi sesuai apa yang kudengar dari pihak penyembuh sih begitu," ia menunjuk bagian barat dari mereka yang dibatasi tirai. "Sepertinya nanti Ann, Muriel, Hana, Alicia dan mungkin Karen akan dibawa ke rumah sakit terdekat dari sini. Kita juga akan dimintai penjelasan oleh pihak Caelia bersama dengan Jenderal Besar, jadi mungkin kita akan lama di sini."

Gloria berkacak pinggang, "Andai bisa pakai jalur damai. Sampai Muriel saja terluka begitu!"

"Gloria."

"Apa sih, Yang Mulia Ratu." Gloria menepuk bahu Eris. "Sesuai katamu, kita tidak boleh mencurigai pihak sendiri sampai semua masalah selesai, 'kan? Iya. Aku akan diam."

"Dia mencurigai Karen, ya, Putri?" bisik Hilde.

Eris membalas dengan bisikan, "Bingo."

"Aku bisa mendengar kalian, oi," cecarnya. "Ayo, kalian ada yang mau ikut menjemput Bu Guru, nggak?"

Eris menunjuk Hilde, "Hilde saja, kalian mungkin butuh tenaga untuk mengangkat Karen. Aku yakin ketua kelas sama cerewetnya sama kamu sekarang."

Ada keinginan Gloria menjewer telinga Eris tapi ia mengurungkan niat. Bisa-bisa ia dihukum karena menyiksa calon ratu secara fisik.

.

Rencana mereka sukses, dengan pengorbanan yang terhitung dan tidak ada nyawa yang terbuang.

Tapi apa yang menunggu mereka setelah ini, setelah masalah ini diketahui seluruh orang dan ancaman internal kontinen Angia akan terbuka untuk seluruh Endia tahu?

Poison TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang