Intermission 034: Pamungkas

19 7 3
                                    

Seorang kapten peleton yang namanya tidak pernah dikenang, Leiria Alkaid, pernah berkata padanya bahwa segala yang diperlukan pada pertarungan bukanlah sekedar kekuatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang kapten peleton yang namanya tidak pernah dikenang, Leiria Alkaid, pernah berkata padanya bahwa segala yang diperlukan pada pertarungan bukanlah sekedar kekuatan. Sebagai seorang pengguna sihir, tidak semata-mata Claudia Ars Bathory selalu mengandalkan kekuatan sihirnya yang melimpah ruah itu untuk meraup kemenangan.

Memang, anggapan orang-orang mengenai kekuatannya dan Kitab Kejayaan Hampa yang ada di kuasanya sangat beragam. Hampir semua berkata kalau anugerah itu membuatnya jadi pribadi yang congkak dan haus kekuatan. Pribadi Claudia semasa sekolah cemerlang karena penggunaan sihir dan kelihaiannya dalam manajemen peristiwa. Tapi, Claudia selalu bisa menyebut peran kedua temannya dalam berbagai kejadian-kejadian itu.

Leiria, terutama, sebagai penggerak dan pelindung di antara mereka bertiga, juga Yuri dengan ide-idenya yang mampu memutar balikkan keadaan di lapangan dengan cepat. Claudia kebanyakan ada untuk urusan otot dan memimpin grup kecil, tidak banyak kontribusinya ketimbang dua temannya itu.

Mungkin, mungkin Claudia sudah sangat beruntung mendapat kelas yang cemerlang di keadaan genting seperti ini. Ia bisa membantu mengarahkan dan memfasilitasi, tapi selebihnya anak-anak itu yang membuatnya tergerak memutuskan.

Ah, hatinya sudah sangat lemah. Tidak seharusnya seorang guru seperti ini. Ia harus bisa lebih tegar dan tangguh seperti Kepala Sipir Helga.

Claudia menggunakan sihirnya untuk membuka jalur komunikasi satu arah pada seseorang. Setelah menunggu cukup lama, komunikasi itu tersambung. Suara Yuri muncul di benaknya.

"Ada apa, Claud? Posisimu terancam?"

"Bukan, Yuri. Aku punya sebuah gagasan yang mungkin bisa kamu gunakan," Claudia memulai. "Singkat saja karena aku takut ini disadap. Temui aku di koordinat ini sekitar dua jam lagi."

Claudia melihat tabung berisi sampel darah Ann Knightley. Darah artifisial homunculus yang bercampur dengan azoth itu tampaknya ampuh menangkal efek Progenitor yang tengah digunakan di Bluebeard oleh Kanselir. Claudia tidak menjelaskan secara panjang lebar tentang asal-usul Ann, ia sekedar meminta Yuri dan tim terpercayanya untuk membuat sebuah instrumen.

Instrumen yang akan membantu mengamplifikasi efek dari darah azoth ini untuk menghentikan Kanselir sekali dan untuk selamanya.

"Bukan ide yang buruk, Claud," sambut Yuri. "Ini hanya akan jadi efek sementara, mungkin kami harus mempelajari sumbernya untuk membuat sesuatu yang lebih permanen."

Claudia sudah menduga Yuri akan menyebutkan itu. 'Sesuatu yang lebih permanen', artinya ide ini dipastikan berjalan sempurna untuk menjegal sang Kanselir. Akan tetapi, tim Yuri tidak akan bisa menangkal 'efek jangka panjang' dan memintanya untuk menyerahkan Ann.

"Untuk selanjutnya, akan kita bicarakan nanti."

Claudia memutus pembicaraan, matanya lalu tertuju pada Ann yang sedari tadi mendengar komunikasi itu dari awal hingga akhir.

Poison TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang