XXXVIII. | Lantun

31 10 0
                                    

Ann tidak ingat kapan dia tertidur setelah masuk ke kamarnya setelah makan malam.

Seperti saat pelaporan, Ann hanya diam melewati jam makan dengan Kelas Sembilan yang cukup ramai. Semua berusaha untuk terus bicara, mungkin melepas penat dan ketegangan. Mereka yang memilih untuk diam seperti Ann dan Karen tidak turut serta. Fiore pun dengan tumbennya tidak mengganggunya. Senda gurau Blair dan Alicia mungkin tidak bisa menggantikan ramai yang ditimbulkan Hana, tapi mereka berdua tampak berusaha keras agar tidak ada yang bersungut-sungut - terutama Lucia.

Sekarang, di mimpi yang Ann jelas tahu adalah mimpi, gadis kecil itu duduk di seberangnya dengan punggung lurus. 'Nina', kalau tidak salah ia memperkenalkan diri dengan nama itu.

Gadis kecil itu kembali mengayun-ayun kakinya yang tidak bisa mencapai lantai. Kursi sofa itu terlalu tinggi untuknya. Gadis itu menatapnya dengan mata membulat yang lambat laun melembut karena rasa iba.

"Bagaimana rasanya kehilangan seseorang?"

"Hana tidak mati."

"Tapi, kurang lebih rasanya seperti itu, 'kan?" Nina mengerling. "Kamu merasa tidak berguna, merasa payah, merasa ingin memutar waktu dan mencoba memperbaiki sesuatu yang menurutmu salah."

Ann hanya tertegun. Ia menarik pandangan. Laboratorium itu kacau seperti biasa dengan tabung-tabung rusak dan serpihan kaca yang sudah berdebu. Tidak ada tanda-tanda 'Master' dari sang gadis kecil, mereka di sana berdua saja.

"Memangnya bisa memutar waktu?"

"Tentu tidak!" Nina terbahak. "Kalau bisa, sudah berapa banyak orang yang melakukannya?"

Sebenarnya, apa yang ingin 'mimpi' ini katakan padanya?

Ann membiarkan Nina tertawa terpingkal-pingkal, merespon penderitaan Ann. Akhirnya gadis itu diam lagi, kali ini Nina menatap Ann dengan ekspresi lebih senang, alisnya naik dan air mukanya cerah.

"Lalu, apa kamu menemukan sesuatu?"

"Maksudmu?"

"Petunjuk, atau jawaban mengenai siapa dirimu sebenarnya."

Nina menatapnya penuh harap, namun Ann segera menggeleng.

"Kalau boleh jujur, kepalaku penuh," ucapnya. "Ada banyak sekali informasi yang kudapat dari Messenger, tapi aku tidak tahu untuk apa informasi itu dapat digunakan."

Organisasi bernama 'E8'. Artefak yang mirip dengan yang mereka temukan di Mansion Leanan. 'Objek penelitian' yang Messenger dan Rook amati atas perintah 'Sang Ratu'. Perasaan aneh yang terus membuncah. Rasanya semua itu seperti tidak ada hubungannya, lagi Ann merasa ganjil.

Nina berpangku tangan, ia menelengkan kepala alih-alih berpikir. "Kalau kamu tidak tahu untuk apa informasi itu, tidak usah dipikirkan. Pikirkan saja apa yang ada di depanmu, bisa saja informasi tambahan itu tidak pernah kamu perlukan."

Ann menghela nafas. Anjuran itu sama sekali tidak membantu, malah membuatnya makin pening. Nina lalu tersenyum menanggapi ekspresinya yang kebingungan.

"Tidak biasanya kamu mau berpikir, biasanya kamu akan berusaha tidak mau tahu."

"Kamu mulai terdengar seperti kakakku."

Nina berdengung sejenak, "Kakak tirimu itu, Julia Knightley, ya? Dia sepertinya kakak yang baik."

"Walau dia cukup cerewet, ya."

"Dan dia tidak sekalipun bertanya soal dirimu?"

Di pertanyaan itu, Ann mengerjap. Nina tidak mengulang. Seakan seperti kail umpan yang tengah menjulur di dekat ikan, Ann sudah tertangkap, tinggal Nina yang memutuskan untuk menarik pancingnya atau melepas ikan itu pergi.

"Apa kakakku tahu sesuatu?"

Nina sekedar mengedikkan bahu. "Atau kamu yang pura-pura lupa? Bisa saja."

Ann hampir lupa kalau percuma bertanya pada gadis kecil itu. 'Nina' ada di sana sekedar hanya bermain-main, menunggu Master-nya pulang. Sementara, Ann yang datang di ruang mimpi itu adalah sekedar orang yang singgah.

Andai saja berada di tempat itu tidak seperti sedang ditampar dengan kenyataan.

"Kamu selalu membuatku bingung."

"Karena kamu yang ingin dibuat bingung." jawabnya ringan. "Sudah kubilang, segalanya sudah ada padamu."

Rasa hampa yang melingkupi Ann perlahan sirna, walau ada beberapa pertanyaan baru yang bermunculan menggantikan rasa sesak dan geram yang terasa mengakar dan tidak ingin lepas.

Mungkin, mungkin sudah waktunya ia menulis surat lagi kepada Julia Knightley - surat yang benar-benar serius. [ ]

Poison TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang