Intermission 022: Kelas Optimasi Sihir

30 10 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ternyata, kehilangan satu dari dua belas penghuni Kelas Sembilan cukup membuat kelas begitu sepi. Semangat mereka memang perlahan kembali, tapi kekosongan yang ditimbulkan Hana begitu pasti.

Fiore tidak menyangka Kelas Sembilan terlihat aneh tanpa sedikit kericuhan karena Hana berlarian di dalam kelas atau Hana memanggil anak-anak kelas lain ketika mereka pindah ruangan. Mungkin itu semua karena Hana terluka dan hampir kehilangan nyawa, bukan sekedar sakit sehari dan besok ceria lagi. Ralat, orang bodoh katanya tidak pernah sakit, dan memang benar adanya, Hana tidak pernah absen karena sakit.

.

"Saya mengerti tidak semua dari kalian paham atau tertarik mengenai sihir, jadi," Instruktur Bathory mengedarkan pandangan ke ruang kelas, sebelum matanya tertuju pada Fiore. "Saya akan menutup kelas ini dengan praktek spektakuler."

Spektakuler, katanya. Alis Fiore sejenak berkedut. Ia tidak disuruh untuk berduel dengan Bu Guru, 'kan?

Titel wali kelas mereka 'Penyihir Masyhur' bukanlah embel-embel belaka. Sebagai seorang tentara sihir, Instruktur Bathory berkontribusi besar terhadap perang dan aneksasi Spriggan ke Angia. Jasanya dianggap lebih hebat dibandingkan para pemimpin peleton dan jendral-jendral. Beliau juga dikabarkan mendapat medali khusus. Akan tetapi, Bathory memilih untuk mundur dari segala gemerlap kemenangan itu dan kini mengajar di Sekolah Militer Dresden. Instruktur Bathory juga memegang Kitab Kejayaan Hampa, yang hanya menambah kekayaan potensi sihirnya. Beliau seperti memang sudah ditakdirkan pada jalan kemegahan sihir.

Fiore mencubit pipinya sendiri, ia harus kembali fokus ke kelas. Suara riuh-rendah mulai mengisi kelas setelah Instruktur bilang akan ada penutup spektakuler. Dan, ya, lalu?

"-Kalian harus belajar dari pertarungan ini, ya." hanya itu yang bisa Fiore tangkap. Sebelum tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya.

"Fiore," gadis berambut keperakan yang jarang sekali menyapanya namun mereka berdua berada di orbit yang sama sebagai seorang pengguna sihir, Karen Ray Spriggan. "Ayo."

"Ayo?"

"Kamu tidak dengar yang dikatakan Penyihir Masyhur barusan? Tumben sekali," kekehnya lembut. "Beliau memintaku dan kamu berduel sihir sebagai contoh untuk kelas."

"... Hah?"

*

Anggota Kelas Sembilan berjalan bersama menuju arena, tempat pertama yang mereka gandrungi bersama sebelum mengenal satu sama lain.

Beberapa bulan sudah berlalu semenjak Fiore dan keduabelas murid unik itu menjadi satu kesatuan kelas, segalanya terasa penuh berjejal, lagi juga terasa cukup cepat. Orientasi terasa baru selesai kemarin. Kini mereka sudah di dekat ujian pertengahan semester. Mereka bahkan sudah melewati dua Ekskursi Daerah dan mengenal wilayah yang mungkin beberapa dari mereka dapat anggap baru. Mereka juga sudah mengalami peliknya kekalahan dan ketidakmampuan karena munculnya lawan yang tidak sebanding dengan kekuatan yang mereka miliki.

Poison TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang