Intermission 012: Turangga

31 10 0
                                    

Semua orang memiliki rahasia, dan bagi anak-anak Kelas Sembilan, rahasia-rahasia itu seperti pakaian yang mereka kenakan, melekat sebagai sebuah identitas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua orang memiliki rahasia, dan bagi anak-anak Kelas Sembilan, rahasia-rahasia itu seperti pakaian yang mereka kenakan, melekat sebagai sebuah identitas.

Lucia telah menyadari hal ini selepas ia mengenal lebih dekat dengan Fiore dari pelajaran kecil pagi hari demi mempertajam sihirnya, tapi Lucia selalu tidak menyangka bahwa gadis-gadis seumur mereka memiliki beban yang berat. Mereka juga bukan semuanya 'bangsawan' yang kata orang-orang tua mengemban masa depan Angia, ada juga mereka yang tanpa status seperti Blair atau Hana.

Oke rasanya terdengar picik kalau sudah membedakan antara bangsawan dan jelata, perbandingan yang tidak akan ada habisnya.

Misal, untuk contoh terdekat, ada Karen Ray Spriggan. Lucia sedang ada di samping Karen sekarang di gerbong kargo. Mereka tengah mengambil kelengkapan dapur setelah Kelas Sembilan menggunakan dapur agar Kelas Enam nanti bisa melakukan inventaris barang lebih tertata. Karen mengambil kotak berisi biji-biji kopi, namun kemudian ia terdiam saat Lucia mulai memandu jalan sesaat ia sudah membawa beberapa plastik besar berisi teh dan susu.

"Florence, boleh kita diam di sini lima menit?" ucap Karen tiba-tiba. "Kurasa sebentar lagi Instruktur Bathory akan lewat."

Lucia mengiyakan dengan anggukan. Ia kemudian berbicara dengan anak Kelas Enam yang ditugaskan memegang inventaris gerbong kargo sementara Karen menunggu.

Mungkin tidak terlihat jelas bagi beberapa orang tapi Karen sangat tidak menyukai Instruktur Bathory. Dari sejarah mereka, Lucia hanya tahu kalau Karen mungkin menyimpan prasangka buruk mengenai Penyihir Masyhur dan aksinya dalam aneksasi Spriggan ke Angia. Mereka belum pernah belajar tentang Spriggan di kelas Sejarah, Lucia sekedar melihatnya dari buku-buku yang ada di ruang belajar.

Oleh karena itu, Karen selalu mencoba menghindari Instruktur Bathory dalam keadaan-keadaan tertentu, dan insting Karen tajam - prediksinya hampir selalu tepat, bukan hanya saat Karen menebak akan ada siapa yang masuk atau lewat seperti saat ini.

Status Karen sejak awal memang disebutkan sebagai 'duta kedamaian' antara daerah yang baru dianeksasi dengan daratan utama Angia. Ia dan dua lainnya datang ke Dresden sebagai siswi pertukaran pelajar, istilahnya. Akan tetapi, seakan-akan Karen selalu mencari celah akan sebuah hal yang mungkin ada di benaknya. Sebuah rencana.

Lucia tidak tahu kenapa ia bisa merasakan hal itu, kemungkinan mereka berdua mirip: mencari sebuah peluang. Atau, mencari tempat untuk melarikan diri.

Sesuai perkiraan Karen, Instruktur Bathory datang, melintasi gerbong kargo menuju gerbong Warden bersama Instruktur Lysander, mereka tengah asyik berbincang sehingga tidak ada murid yang mengganggu untuk sekedar memberi salam.

Setelah pintu antara gerbong tertutup, Karen menghela nafas lega.

"Ayo kembali ke dapur, Florence."

Selain Karen, ada juga Hilde yang terlihat patuh pada Eris namun menyimpan sesuatu di dalam dirinya rapat-rapat. Seperti sekarang, ketika mereka kembali ke gerbong makan untuk melihat sisa Kelas Sembilan yang masih berdiam, juga Ann yang tertidur pulas dan dibiarkan saja di konter, Hilde ada bersama Eris tapi keduanya hanya duduk diam, Eris tengah mengelap pedangnya dan Hilde sesekali mencuri pandang dari buku yang dibacanya.

Poison TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang