XIII. | Persiapan

48 14 4
                                    

Minggu kedua dari hari awal sekolah, lima hari sebelum hari keberangkatan mereka ke ibukota Provinsi Leanan, sudah dijadwalkan oleh wali kelas mereka untuk melakukan 'tahap persiapan'.

Ann sudah mengira-ngira persiapan yang dilakukan akan merepotkan, dan entah kenapa ia cukup kesal karena instingnya benar.

Walau mereka bukan bagian kelas yang butuh untuk mengetahui pembuatan barak, dapur umum dan lumbung senjata, dikarenakan satu atau dua hal, siswi-siswi Kelas Tiga dan Kelas Enam tidak bisa turut semuanya dalam Ekskursi Daerah. Alhasil, siswi-siswi Kelas Sembilan pun digilir untuk belajar cepat cara membuat barak, teknik menghitung, mempersiapkan dan menyiasati stok obat dan makanan, mempersiapkan bahan-bahan tertentu yang digunakan dalam keadaan darurat, dan Ann sudah tidak mau ingat apa saja yang mesti mereka pelajari dalam lima hari.

Mereka akan tidur di dalam kereta pribadi sekolah, tapi barak sebagai simbol keberadaan mereka di tempat itu tetap harus dibangun. Sudah setengah jam mereka mempelajari simpul-simpul tali, bagaimana menggunakan palu yang benar, juga bagaimana mengatur sudut untuk memasang pancang.

Ann bahkan sudah tidak menghitung berapa kali ia menguap, dan Blair yang duduk di depannya masih saja terbahak. Mereka tengah duduk di atas rerumputan lapangan utama, dijemur di terik matahari siang bulan Juli. Mereka tidak boleh bubar sampai paling tidak satu tenda jadi dan tidak roboh ketika ditendang.

Ya, tadi Instruktur Faye menendang pondasi tiang mereka seperti wanita sembrono yang sengaja tersandung, tenda mereka bubar. Memalukan juga ketika anak-anak Kelas Tiga sudah mencontohkan mereka dengan lima tenda dalam setengah jam.

"Kuapku selucu itu kah?"

"Nggak, aku cuma salut karena kamu nggak menyembunyikan rasa bosanmu," ia melirik ke arah kanannya, menyenggol sedikit punggung Alicia. "Nggak kayak si narapidana satu ini."

"Blair! Jangan senggol! Nanti simpulnya cop--tuh kan!"

Tali sambung yang mereka bertiga buat terputus lagi, tenda yang semula sudah separuh tegak sekarang kempes lagi. Val segera menghampiri mereka dengan geram.

"Niat sedikit kenapa sih!?" pekiknya.

"Iya ketua iyaa~" Ann menahan kuap lebarnya lagi.

"Kalau nggak selesai-selesai, aku nggak akan biarkan kamu tidur malam ini, Ann Knightley!"

"Eeh~"


Hari-hari yang semula terasa panjang karena pelajaran demi pelajaran dan kegiatan demi kegiatan, kini terasa makin panjang akibat materi ekstra itu.

Untungnya, setelah intens mengulik tali-temali dan pancang, mereka tidak lagi membuang waktu lama untuk membuat tenda dan (akhirnya) membentuk dapur umum. Mereka tadi tidak boleh makan siang sampai bisa mendirikan tenda, lalu mereka mulai menghimpun dapur umum dengan peralatan yang disediakan.

"Tidak semua kayu bisa digunakan untuk dibakar di dapur ya," Instruktur Lysander memperlihatkan jenis-jenis kayu ke hadapan mereka. Beberapa siswi tengah memilih kayu untuk menopang alat-alat masak di atas tungku api. "Seingatku pohon di Leanan kecil-kecil, jadi kalian harus mengumpulkan banyak ranting-ranting dan daun kering."

"Instruktur Lysander, kapan kita boleh memegang Warden?"

"Pertanyaan yang tidak masuk akal dengan tema dapur umum, Kadet Wiseman." ia menghela nafas panjang. Sepertinya belum cukup Gloria bertanya soal Warden di dalam kelas Ekonomi, berulang-ulang. "Rasanya sudah diingatkan dari awal kalau kita tidak akan ke Leanan membawa Warden, kalian juga belum diberi kurikulum Warden."

Gloria mendesis. Dia dengan cepat berbalik badan dan mencoba membantu yang lain. Instruktur Lysander kemudian menjelaskan bahan masakan yang bisa ditemukan di alam dan cara membedakan bunga atau jamur tertentu beracun atau tidak.

Poison TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang