-Ketika dipaksa untuk menjadi cerdas-
Adara Mahaputri
"99,99 saja cukup. Tidak perlu 100. Karena kesempurnaan hanya milik Tuhan.""Bukan hanya prestasi, tapi mental, kesetiaan, kepercayaan, cinta, dan kasih sayang juga diuji di sini." -99,99
¤¤¤
Seperti matematika, fisika, kimia, biologi, dan antek-anteknya. Lumayan rumit, tapi serumit apapun persoalannya pasti bisa diselesaikan. Karena Tuhan tidak akan pernah memberi masalah tanpa sebuah jalan keluar.
¤¤¤
"Yang kamu ketahui hanya setetes air, sedangkan yang tidak kamu ketahui ada seluas lautan. Cukup berhenti ikut campur dengan masalahku, karena kamu tidak pernah benar-benar tahu dengan masalah yang aku hadapi."
Laki-laki itu bungkam ketika gadis di hadapannya mengatakan kata-kata bijak yang mungkin benar adanya.
"Harusnya kamu sadar diri. Karena kehadiranmu di sekolah ini bagaikan pembawa sial, terutama untuk murid Royal Class."
¤¤¤
"Lo sempurna, Ra."
Gadis itu tersenyum paksa. Sempurna, katanya? Padahal kita semua juga tahu, bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Semua manusia pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.
"Gue bodoh."
Laki-laki itu berdecak pelan. "Jangan merendah untuk meroket. Lo multitalent, lo bisa ngelakuin sesuatu yang kita gak bisa, bahkan lo punya IQ 156. Lo genius, Ra."
"Jangan bikin gue sombong, karena nyatanya gue juga gak bisa ngelakuin hal yang sering kalian lakuin." Gadis itu mendengkus.
"Apa yang lo gak bisa?"
"Memahami perasaan orang lain."
¤¤¤
Seorang laki-laki dengan pakaian berantakan memasuki ruang kepala sekolah dengan perasaan campuraduk.
"Duduk."
Laki-laki itu menelan ludahnya susah payah ketika suara bariton sang kepala sekolah menginstruksi. Dia mengikuti perintah untuk duduk di hadapan pria itu.
"Ananda Rigel Mugtara Pradipta. Selamat, Anda dikeluarkan dari Blue High School."
Apa-apaan?[]
WELCOME!
Author Notes:
(Harap dibaca, jangan diskip)0. Cerita ini adalah cerita fiksi yang bersifat fiktif.
1. UN masih ada, tidak diganti dengan AKM.
2. Jangan bawa-bawa cerita orang lain ke lapak ini! Tidak boleh dibantah.
3. Krisar boleh, gunakan bahasa yang sopan.
4. Selama berjalannya cerita, tidak akan bawel minta vomment. Tapi sebaiknya kalian sadar diri, dan bisa menghargai penulis sebagaimana mestinya.
5. Panggil saya Shel atau Vy. Jangan panggil thor, apalagi mimin.
6. Kalau gak ada bumbu humor, bukan Shel :v. Seformal-formalnya ceritaku, pasti ada bumbu humornya.
7. Terdapat bahasa kasar dan kekerasan. Jadilah pembaca yang bijak, ambil hal positif dan buang hal negatif.
8. Jadi, aku keluar dari zona nyaman. Tidak membuat cerita yang berisi kebodohan, tapi kali ini kepintaran. Muehehe.Please appreciate my work.
Imagine how hard it must have been for me who was in grade 9 but trying to learn material for grade 12. Easy if I was smart, but sadly I'm not smart enough-refined stupid speech.
Thank you.
Salam sayang, Shel.
KAMU SEDANG MEMBACA
99,99
Teen Fiction-Ketika dipaksa untuk menjadi cerdas- "99,99 saja cukup. Tidak perlu 100. Karena kesempurnaan itu hanya milik Tuhan." -Adara Mahaputri Sekolah gila yang memiliki nilai minimum 85. Serta, tidak lebih dari 50 murid dari 500 murid yang akan menjadi lu...