TENG teng tong teng ...
Waktu istirahat pertama telah tiba.Rigel yang semula tertidur, langsung membuka matanya lebar-lebar. Laki-laki itu mengucek matanya setelah melihat ke sekeliling.
Murid kelas RC berbeda dengan kelas biasanya, dimana istirahat langsung berhamburan ke luar kelas. Rigel mengerjap beberapa kali, bahkan mereka seperti tidak berminat dengan istirahat.
"Kalian gak istirahat?" Rigel bertanya, namun tidak ada sahutan. 3/4 di antara mereka membaca buku, sisanya asyik bermain ponsel.
Rigel menghembuskan nafas kasar, lalu berjalan ke luar kelas.
"Kantin khusus anak Royal Class ada di lantai dua, beda dengan kantin umum," tutur Arabela tiba-tiba.
Rigel membalikkan badannya, gadis yang bernama Arabela itu tidak menoleh ataupun melirik ke arah Rigel. Justru Arabela sedang membuka buku. "Jadi kalau mau ke kantin bisa kapan saja, terserah sesukamu. Anak cerdas di sini tidak sama dengan sekolah lain yang malah diberi pelajaran tambahan, justru di sini pembelajaran malah diringankan," tuturnya lagi.
Tapi seringan apapun, serasa jadi robot, lanjutnya dalam hati.
Rigel menyunggingkan senyumnya, enak sekali menjadi anak Royal Class walaupun penghuninya lebih banyak yang tidak bersahabat. Rigel tidak menyangkal, kalau pemalas seperti Rigel tentu bahagia jika waktu pembelajaran diringankan.
"Makasih." Setelah mengatakan itu, Rigel berjalan menuju kantin yang dijelaskan oleh Arabela.
Sampai di pintu kantin, Rigel langsung terdiam. Kantin benar-benar sepi, hanya berisi penjual saja tanpa murid yang biasanya berteriak memasan makanan.
"PERMISI, MAU PESAN MAKANAN!" seru Rigel sambil duduk di salah satu kursi.
Seorang ibu-ibu yang kerap disapa Mak Odah menghampiri. "Tumen anak Royal Class teriak-teriak," ucapnya sambil terkekeh.
Di kantin ini memang beda dengan kantin umum. Bukan murid yang menghampiri penjual untuk memesan makanan, tapi penjual yang menghampiri murid untuk bertanya pesanan apa. Seperti kafe memang, tapi tetap saja dinamai kantin.
Rigel memperlihatkan senyum manisnya, membuat Mak Odah balas tersenyum. "Anak RC yang satu ini kan, anti-maenstrim."
Mak Odah mengangguk. "Nama kamu Rigel, 'kan? Mau pesan apa?"
Karena Rigel tidak tahu makanan yang ada di kantin ini, Rigel mengangkat bahunya. "Gatau, Mak. Pesen apa aja yang enak, terus bikin kenyang."
"Siap bos!" Mak Odah mengangkat jempolnya sambil kembali ke stand miliknya.
Selang beberapa menit, Rigel gabut. Untungnya Mak Odah sudah kembali degan semangkuk bakso dan capcin alias capucino cincau. Rigel langsung menerimanya dan berterima kasih.
Rigel memakannya sambil sesekali memperhatikan kantin yang sepi ini. Dan akhirnya makanan dan minumanpun habis. Setelah membayar, Rigel berniat untuk kembali ke kelas.
Teng teng tong teng ...
Jam istirahat pertama telah selesai, kepada seluruh siswa dan siswi dipersilahkan masuk ke kelas masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
99,99
Teen Fiction-Ketika dipaksa untuk menjadi cerdas- "99,99 saja cukup. Tidak perlu 100. Karena kesempurnaan itu hanya milik Tuhan." -Adara Mahaputri Sekolah gila yang memiliki nilai minimum 85. Serta, tidak lebih dari 50 murid dari 500 murid yang akan menjadi lu...