---..

3.8K 624 11
                                    

Jangan lupa cek mulmed.

¤¤¤

ULANGAN kimia telah selesai sepuluh menit yang lalu.

Sekarang murid RC sedang menikmati waktu istirahat, di dalam kelas. Karena katanya, mereka lebih nyaman pergi ke kantin jika murid lain sudah masuk kembali. Lagipun, keinginan para guru RC tidak muluk-muluk.

"Rigel, kenapa kamu bisa dihukum Pak Dino?" tanya Dinda, tatapannya menyorot tajam ke arah Rigel.

"Gue gak sengaja nabrak dia pas lari di koridor," jawab Rigel seadanya.

"Ck, dasar perusak nama baik!" desis Aletta, gadis itu sudah mendelik sinis.

"Pak Dino gak tau kalau gue murid RC, tadi gue gak pake almamater. Buktinya dia malah kasih hukuman ngerjain soal kimia," tutur Rigel sambil memainkan ponselnya.

Dinda memutar bola mata malas. "Tapi ketika Pak Dino tahu kalau kamu murid RC, nama baik Royal Class akan tercemar."

"Iya, iya, maaf," balas Rigel malas.

"Maaf doang, nanti ngelakuin kesalahan lagi," cibir Aletta.

Menghembuskan nafas. Rigel melirik An, Adara, Arabela, Zevan, Vano, dan Meteor yang sepertinya tidak peduli.

"Kantin." Adara menginstruksi, gadis itu berdiri dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangan. Langsung diikuti oleh murid lain, termasuk Dinda dan Aletta.

Padahal waktu istirahat belum selesai. Bukannya mereka lebih suka pergi ke kantin setelah yang lain masuk kelas?

Rigel masih diam, kemudian dia memutuskan untuk ikut juga.

"Jepan, kenapa ke kantin kalau bel masuk udah bunyi?" tanya Rigel sambil berjalan di samping Zevan.

"Zevan." Bukannya menjawab, Zevan malah meralat namanya yang salah pengucapan.

Murid Royal Class berjalan di koridor tanpa pembicaraan apapun, mereka menatap lurus ke depan. Bahkan jika ada yang berpapasan dengan mereka, langsung menundukkan kepala karena saking takutnya dengan aura yang dikeluarkan murid RC. Mereka akui, murid RC angkatan 32 memang bukan main.

Bahkan guru-guru juga mengakui, angkatan 32 Royal Class memang angkatan terbaik. Terbukti dari sang peringkat pertama selalu mendapatkan nilai 99,99. Nyaris sempurna.

"Mau pesan apa?" Mak Odah menghampiri meja yang di duduki murid Royal Class.

"Aku  pesan spagethi sama es capucino ...."

Sembilan murid sudah menyebutkan pesanan mereka masing-masing, kini Mak Odah menoleh ke arah Adara yang asyik memain ponsel. "Non Adara mau pesan apa?"

"Air putih."

Setelah Mak Odah pergi, mereka semua menatap Adara. "Ra, kenapa kamu tidak pernah membeli makanan berat ketika di kantin?" tanya Arabela. Apa mungkinkah Adara berhemat?

Adara mendonggakkan kepalanya, dan menatap Arabela datar. "Bukan urusan lo."

Arabela mengantupkan mulutnya, dan kini giliran Vania yang bertanya. "Kamu ... tidak lapar?"

Adara mengedikkan bahu acuh, dan kembali menatap ponselnya.

Hening. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing hingga akhirnya para pelayan kembali sambil menenteng makanan yang mereka pesan, termasuk Mak Odah.

"Terima kasih," ucap mereka serempak, kecuali Adara dan Vano.

Vania yang duduk di samping Adara dan kebetulan memesan nasi goreng, menyodorkan satu piring nasi goreng itu pada Adara. "Kamu mau nasi goreng, gak?"

99,99Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang