DEBARAN jantung yang berdetak itu seolah saling bersahutan dan menciptakan sebuah irama, namun sayangnya mereka tidak saling menguatkan. Terlalu munafik, jika mereka menguatkan temannya namun di sisi lain berharap temannya yang terbuang, bukan dirinya.
Pengumuman peringkat try out selalu menciptakan ketegangan tersendiri. Apalagi kini, kurang lebih 100 murid Blue High School yang masih bertahan akan ada beberapa yang terbuang.
Terbuang.
Terbuang bukan karena tak mampu. Tapi kebanyakan dari mereka, terbuang karena terlampau lelah.
Lelah karena hanya terus dipaksa mendapat nilai bagus tanpa adanya support system.
Untuk ke sekian kalinya Pak Jayen yang menjadi pemandu acara. Para murid kelas XII sudah duduk di kursi aula, sesekali melirik ragu beberapa orang yang berdiri di pintu masuk aula guna menjemput mereka yang terbuang. Untuk diantarkan ke Black High School.
“Seperti biasa, ingatlah ketentuan batas minimum yang ditetapkan di sini. Lebih dari delapan puluh lima, berarti bertahan. Kurang dari delapan puluh lima, maka dipersilakan dengan hormat untuk meninggalkan area Blue High School,” tutur Pak Jayen, dengan mata yang menyapu seluruh penjuru aula.
Jika diingatkan seperti itu, rasanya saat ini mereka sedang melewati jembatan yang hampir roboh. Jika berhasil menyebrang berarti selamat, dan sebaliknya jika mereka terjatuh bersama harapan yang ikut runtuh.
Di antara sepuluh murid Royal Class saat ini, Muthiara Bintang adalah murid yang paling panik. Pupil mata gadis berhijab itu bahkan bergerak tak menentu, juga sudah berkeringat dingin.
“Baik, inilah saatnya yang ditunggu-tunggu!”
Salah. Mereka tidak pernah menunggu kapan nama mereka menjadi warna merah karena dinyatakan terbuang.
Setelah Pak Jayen berbicara beberapa patah kata, monitor di depan mereka seperti biasa menunjukan nama acak disertai hitung mundur.
3
Adara akan kembali ke Royal Class atau tetap di kelas XII I?
2
Diam-diam Rigel berharap menjadi peringkat satu, lagi.
1
ADARA MAHAPUTRI SANJAYA |99,99
Ternyata Adara. Nilai itu kembali muncul setelah tiba-tiba menghilang tanpa alasan yang jelas.
Pak Jayen memanggil Adara. Gadis yang duduk di kursi paling belakang namun paling tinggi itu, mulai berjalan ke depan tanpa melirik sekitarnya. Berjalan angkuh dengan dagu yang diangkat, juga aura intimidatif yang menyeruak di area sekitar Adara.
Mereka hendak memberikan applause, namun Adara malah memberikan tatapan tajam membuat mereka kembali hening.
Pak Jayen terkekeh pelan, pengumuman peringkat dilanjutkan. Setiap mata yang berada di aula, menatap monitor dengan seksama.
3
Jika tidak naik, mereka berharap tetap bertahan.
2
Rigel atau An?
1
ANINDYA AURELIA |95,85
An langsung merekahkan senyumnya. Gadis itu barusaja mengingat, bahwa pelanggaran yang dibuat olehnya selama ini tidak berpengaruh pada peringkat try out. Mungkin itu, nanti akan berpengaruh pada peringkat kelas ketika pembagian raport nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
99,99
Teen Fiction-Ketika dipaksa untuk menjadi cerdas- "99,99 saja cukup. Tidak perlu 100. Karena kesempurnaan itu hanya milik Tuhan." -Adara Mahaputri Sekolah gila yang memiliki nilai minimum 85. Serta, tidak lebih dari 50 murid dari 500 murid yang akan menjadi lu...