-../../.-/.-./-.--//.-/-../.-/.-./.-

2.5K 190 29
                                    

Jakarta, September 2019

Kadang gue bingung—iya, anak yang dianggap jenius kayak gue juga bisa ngerasain bingung. Bingung sama semesta yang gak berhenti bercanda, bingung sama apa pun yang ada di semesta raya—termasuk diri gue sendiri, Adara.

Pandangan orang ke gue itu gimana, sih? Gak paham, asli gak ngerti. Dianggap sempurna, dianggap punya segalanya, dianggap kayak idola.

Woi, gue kadang mikir dua kali untuk ngelakuin kesalahan. Lo semua yang udah berharap setinggi langit ke gue dan tiba-tiba malah gue kecewain, it's another level of pain. Gue kadang bingung dan ragu untuk bertindak apa adanya tanpa ada tatapan menusuk yang bikin kalian terintimidasi.

Tapi, belakangan ini gue rasa sering ngelakuin kesalahan. Sengaja. Itu biar kalian berhenti jadi fans gue dan kalau gue meninggal kalian semua gak kehilangan gue dengan begitu sakitnya. Gue itu—

Aletta memundurkan kursi yang dia duduki, air matanya terjun begitu saja. Aletta dan alumni murid Royal Class seangkatannya tidak sengaja menemukan catatan Adara di komputer yang ada di rumah peninggalan gadis multitalent itu.

Mengerjap, mereka melanjutkan membaca.

—ingin pergi dengan damai tanpa meninggalkan luka untuk siapa pun.

Jakarta, Oktober 2019

Gue rasa, gue gak akan lama lagi hidup di semesta yang indah ini. Indah dengan penghakiman di sana sini, indah dengan segala caci maki, indah dengan jiwa-jiwa yang ingin bunuh diri.

Indah banget, saking indahnya sampai seperti tidak ada kebahagiaan.

Heran gue sama orang yang mau mengakhiri hidupnya pakai cara bunuh diri, itu tuh hidupnya ngerasa gak berharga? Ngerasa hidupnya percuma dan gak berarti apa-apa?

Duh, sedih gue yang berusaha mati-matian supaya hidup lebih lama lagi, lebih lama dikiiit aja.

Woi, yang bikin hidup berarti itu jiwa kita sendiri, diri kita sendiri. Bukan cuma perilaku orang lain pada kita, tapi perilaku kita pada diri sendiri yang bikin kita merasa berharga. Lah kalau lo gak menganggap berharga diri lo, gimana orang lain mau mengaggap lo berharga juga?

Begini. Hidup itu—[]

¤¤¤

Segitu aja, ehe.

Itu celotehan Adara yang ditulis di komputer yang ada di perpustakaan pribadinya. Anggap saja sebagai pengobat rindu kepada gadis pemilik tatapan intimidasi.
Kalau mau baca kelanjutan, nabung dulu.

Apa? Nabung?

Iya dong! Kisah ini mau diterbitkan dalam bentuk buku! Yeay! Tapi waktu yang pastinya belum bisa mengabarkan, karena akan lumayan lama berhubung aku pegang ponselnya bolong-bolong dan aku masih melanjutkan pendidikan tanpa memegang alat komunikasi.

Ngejar akhirat dulu, dunianya nyusul.

Salam rindu, Shel
08/10/2023

99,99Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang