.----/--...

3.1K 580 41
                                    

“HARUSNYA lo sadar.”

Rigel mendonggak, mendapati Vania yang menatap datar dirinya.

Gadis itu duduk di depan Rigel yang sebelumnya sedang bermain game di perpustakaan khusus Royal Class.

“Maksud lo?”

Vania mengambil ponsel dari sakunya. “Pasal tiga ayat satu dan dua, tentang peraturan kebahasaan.”

Rigel masih tidak paham. “Aelah, jangan setengah-setengah, Van. To the point aja,” titah Rigel. Otaknya masih panas setelah selesai mengerjakan tiga mata pelajaran pada UTS hari ini.

Vania terlihat fokus pada ponselnya, namun tetap berbicara. “Kalau lo gak langgar peraturan itu dan peraturan itu enggak dapat revisi, cacian tadi pagi gak bakalan ada. Atau kalau tetep ada, pasti lebih berkelas.” Vania terkekeh di akhir kalimatnya.

“Lo peduli sama Adara?”

Vania mendonggak, tersenyum tipis. “Sama semuanya.”

Tidak lama setelahnya, An dan Zevan masuk ke dalam perpustakaan, diikuti oleh murid Royal Class yang lain. Sepertinya mereka hendak meminjam buku.

“Tumben,” celetuk Zevan. Jarang sekali dia mendapati Rigel duduk nyaman di perpustakaan seperti itu.

“Apa?” Rigel memperlihatkan layar ponselnya, terlihat game peliharaan. Pou. “Gue lagi main game, bukan belajar,” katanya.

Zevan mengangguk-anggukkan kepalanya, dan mulai mencari buku.

Mereka, murid Royal Class, ternyata berniat belajar di perpustakaan sore ini. Karena terlihat Zevan, An, Arabela, Aletta, Dinda, Vano, Meteor, juga Adara tidak segera pergi. Melainkan duduk lesehan di depan meja yang tersedia di sana.

Hening. Mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Mereka terlihat seperti belajar, walau tidak semua. Karena Vania sedang membaca novel, sedangkan Rigel memainkan game.

Rigel bosan, laki-laki itu mengedarkan pandangannya. Memperhatikan teman sekelasnya.

Apakah mereka tidak merasa lelah karena terus belajar?

An, Arabela, Aletta, dan Vano, terlihat sedang membaca buku paket tebal. Meteor terlihat sedang mengerjakan soal. Zevan terlihat sedang menonton video edukasi. Adara terlihat sedang membaca artikel pada ponsel. Dinda terlihat sedang mengetik sesuatu pada keyboard laptop, Rigel tidak tahu Dinda mengetik apa karena layar laptop itu membelakanginya. Serta Vania terlihat sedang membaca novel di hadapannya.

Hanya Rigel yang sepertinya tidak mempunyai pekerjaan. Atau mungkin, Rigel yang pemalas.

Ting!

Zevan menatap pada notifikasi di ponselnya yang baru saja masuk. Update terbaru dari web sekolah. Laki-laki itu langsung membukanya.

Terdapat video singkat berdurasi tiga puluh detik, tanpa ada keterangan.

Laki-laki itu langsung menyenggol lengan An yang duduk di sampingnya, setelah dia memutar video tersebut. “An,” panggilnya.

99,99Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang