...../---..

2.1K 462 21
                                    

PERLU diketahui jika, Zevan merupakan orang yang tidak menyukai ditinggalkan tanpa penjelasan. Terbukti sejak hari jum’at hingga kini hari senin, Zevan masih mendiamkan An.

An merenggut, dan menghentak-hentakkan kakinya begitu Zevan tidak membalas semua ucapannya. “Bodo, lah, Zev. Capek. Mending nunggu pengumuman peringkat TO daripada nungguin lo bales ucapan gue,” putus An.

Nanti juga Zevan akan membaik sendiri, hanya butuh waktu.

Sehingga kini An berjalan menuju aula, sesekali membalas sapaan orang-orang dengan senyum manisnya.

Ketika sampai, An langsung duduk di barisan paling depan dari tempat siswa, bersama murid Royal Class yang lain yang sudah terlebih dahulu sampai. Dan ternyata ‘tak lama setelahnya, Zevan duduk di samping An.

An terkekeh pelan. “Ngikut juga kan lo.”

Hari ini, pengumuman peringkat try out 4. Dipastikan satu orang murid Royal Class, meninggalkan kelas tercinta tersebut.

Pak Jayen, lagi-lagi berperan sebagai moderator. “Selamat pagi semuanya!”

“Pagi!” jawab murid kelas XII serempak.

Pak Jayen memamerkan senyumnya. “Seperti yang kalian ketahui bahwa hari ini adalah hari ... PENGUMUMAN PERINGKAT TRY OUT 4 BLUE HIGH SCHOOL!”

Tepuk tangan riuh terdengar tanpa diminta. Mereka semua, tentu saja berharap mendapatkan nilai bagus. Setidaknya tidak kurang dari 85, karena hal yang memalukan ketika dibuang ke Black High School.

Alih-alih mendengarkan Pak Jayen di depan, atau mendengarkan beberapa petinggi sekolah memberi sambutan, Muthia justru mendonggak menatap Adara yang bersidekap dada. Adara tampak santai sekali, punggungnya menyandar pada sandaran kursi.

“Adara,” cicit Muthia.

Adara tidak menoleh, namun dia tetap menyahut, “Hm?”

“Makasih.”

Adara mengangkat sebelah alisnya, kali ini menoleh pada gadis berhijab yang menatapnya takut-takut. “Untuk?”

“Udah gak sekolah pas TO, jadi Muthi masih selamat. Gak tau lagi di TO 5 giman—”

“Emang lo yakin bakal selamat?” sela Adara membuat Muthia langsung mengantupkan mulutnya.

Benar juga. Muthia jangan terlalu kepedean!

Adara kembali menatap lurus ke depan. Ternyata minitor sudah menunjukan angka 3, berhitung mundur seperti biasanya.

2

Beberapa dari mereka, berharap mendapat peringkat satu.

Masih ada harapan, karena Adara tidak masuk sekolah ketika try out 4.

1

Semuanya seolah menahan napas, termasuk murid Royal Class.

1. RIGEL MUGTARA PRADIPTA |98,5

Rigel mengerjap. Hampir seluruh manusia yang berada di aula, menatap ke arahnya. Apalagi, ketika Pak Jayen memanggil namanya dan meminta untuk berdiri di depan.

Rigel menyunggingkan senyumnya. Walaupun shock, Rigel tentu saja bersyukur. Mungkin ini adalah balasan karena Celena telah merampas ponselnya dan membiarkan Si Cebong tidak terurus selama beberapa hari.

Rigel berjalan ke depan dan melambaikan tangannya. Beberapa murid, terutama perempuan, berteriak histeris karenanya.

Aletta berdecak pelan. “Dasar buaya,” cibirnya.

99,99Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang