Ini untukmu.
¤¤¤
Hai. Gue yakin, kalian pasti kenal gue. Gimana kabar lo? Kangen gue?
Gue cuma mau bilang, buat kalian yang hidup sehat, banyakin bersyukur dan jangan coba-coba cari penyakit. Buat yang udah sakit, semoga lekas membaik. Gunain hidup lo sebaik-baiknya, soalnya kalau lo mati tanpa bawa amal baik jelas aja lo rugi.
Gini; gue emang bukan manusia alim yang banyak ibadah kayak Muthia, gue bukan manusia friendly kayak Rigel, gue bukan manusia yang suka dibanding-bandingkan kayak An, gue bukan manusia yang dituntut untuk bisa ngurus rumah tangga kayak Arabela, gue bukan manusia yang terjebak di keluarga toxic kayak Dinda, gue bukan manusia yang berusaha dapetin perhatian dari bokap kayak Aletta, gue bukan manusia broken home kayak Zevan, gue bukan manusia yang punya phobia kayak Meteor, gue juga bukan manusia yang bingung mengungkapkan emosi kayak Vania, dan gue bukan manusia yang terjebak di kesalahan masa lalu kayak Vano.
Gue, gue cuma manusia yang hidup di bayangan lo doang. Gue cuma manusia yang lo anggap sempurna, padahal gue gak punya apa-apa.
Gue cuma manusia yang berusaha berbuat baik, walaupun di mata kalian gue itu manusia jahat yang bikin lo semua nangis. Gue cuma—
Udahlah, nanti kalian nangis lagi.
Jaga diri baik-baik, ya. Love you all.
Manusia biasa-biasa saja, Adara.
KAMU SEDANG MEMBACA
99,99
Teen Fiction-Ketika dipaksa untuk menjadi cerdas- "99,99 saja cukup. Tidak perlu 100. Karena kesempurnaan itu hanya milik Tuhan." -Adara Mahaputri Sekolah gila yang memiliki nilai minimum 85. Serta, tidak lebih dari 50 murid dari 500 murid yang akan menjadi lu...