Chapter 26

2K 187 606
                                        

Rasanya begitu asing ketika Veronica bangun dan dia sadar bahwa itu bukan kamar yang biasanya dia tempati. Awalnya dia pikir tidak terjadi apa-apa kala melihat lengan Xeron melingkari pinggangnya—memeluknya dari belakang sehingga Veronica bisa merasakan napas hangatnya menerpa belakang leher Veronica. Tapi sekelebat ingatannya tentang kejadian semalam—saat dia berusaha untuk terpejam tanpa memikirkan Xeron yang Leah—membuat Veronica langsung menyingkirkan tangan Xeron dan segera keluar dari pelukannya.

Veronica memutar tubuh menghadap Xeron. Tertidur di atas tumpukan tangannya sendiri sambil memperhatikan betapa tenangnya Xeron ketika tertidur—sangat berbeda dengan semalam.

Tangan Veronica menyentuh rahang Xeron. Dia melarikan jarinya dengan hati-hati sambil bertanya-tanya. Apakah semalam Leah menyentuh Xeron seperti ini? Apa yang mereka lakukan yang tidak Veronica ketahui? Ck. Seharusnya semalam Veronica tidak langsung kabur begitu saja. Seharusnya dia..—Astaga! Mengapa dia jadi ingin menangis begini?

Kemudian deringan kecil dari ponsel milik Veronica di atas nakas pun terdengar. Veronica menghirup dan menghela napasnya berulang kali agar Amanda tidak menyadari suaranya yang mungkin saja akan bergetar dan menyedihkan. Jatuh harga diri Veronica jika Amanda tahu dia kembali uring-uringan karena Xeron Alexander.

"Good morning, Bestie."

"Ya?"

"Bagaimana kau sudah meminta ijin kepada suamimu?" Pertanyaan Amanda sukses membuat Veronica merutuki dirinya sendiri. Hari ini dia mendapat undangan untuk menghadiri acara peluncuran produk dari brand kosmetik terkenal. Lokasinya di Paris. Maka dari itu Amanda menyuruh Veronica untuk meminta ijin pada Xeron. "Atau Xeron mau ikut juga karena kalian ingin honeymoon di Paris?"

Boro-boro berangkat honeymoon, punya waktu berbicara dan meminta ijin pada Xeron saja tidak. Veronica memperhatikan Xeron lagi, dia tidak tega membangunkan pria itu, sepertinya dia sangat lelah.

"Aku pergi denganmu saja."

"Tidak ada honeymoon di Paris?"

"Ibu mertuaku sedang sakit dan Xeron sedang merawatnya. Jadi aku tidak mungkin bersikap egois dengan memaksa Xeron untuk ikut denganku."

"Are you okay?" Sahabatnya itu terlalu peka sehingga mungkin saja dia menyadari nada bicara Veronica yang kurang bersemangat hari ini. "Kau gadis paling egois yang pernah aku temui. Kemana perginya gadis itu? Kau tidak sedang menggalau lagi kan?"

"I'am good." Sayangnya dia berbohong, terlalu gengsi untuk membenarkam ucapan Amanda. "Kita langsung bertemu di airport. Bye!"

Sebelum dia benar-benar akan pergi, ditatapnya kembali sang suami dengan gelisah. Disatu sisi dia takut jika kepergiannya ke Paris tanpa Xeron akan membuat pria itu lebih dekat dengan Leah, apalagi hari ini mereka akan tinggal satu atap lagi.

Tapi disisi lain, dia juga tidak ingin terus berada di lingkungan ini—lingkungan yang membuatnya muak walau hanya menetap sehari saja. Dia butuh waktu untuk menenangkan diri dan pergi ke Paris tanpa Xeron adalah pilihan yang tepat.

Veronica kembali melarikan tangannya menuju wajah Xeron. Keinginan terakhirnya saat ini hanyalah mencium Xeron sebagai ucapan perpisahan tapi nyatanya dia tidak benar-benar melakukannya. Rasanya hanya akan semakin berat untuk meninggalkannya.

"Bye. Bye. Suami tampanku." Bisiknya di dekat wajah Xeron, masih dengan keadaan berusaha menahan tangis.

***

Sorot sinar matahari yang menyilaukan membuatnya mengerjap pelan. Mata Xeron menyipit menatap siluet seseorang yang berdiri di depan jendela yang baru saja membuka tirainya. Awalnya dia pikir itu adalah Veronica mengingat semalam dia masih tertidur sambil memeluk gadis itu. Tapi ternyata, Leah yang dia temukan di dalam kamar tidurnya.

Happier Than EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang