Chapter 94

1.5K 181 85
                                        

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Xeron tidak akan pernah menyesali keputusannya untuk pergi ke acara lelang amal pada malam hari itu. Rasanya masih seperti mimpi indah yang beberapa kali menghampirinya. Xeron bahkan ragu bahwa tangannya dan Veronica baru saja bersinggungan sehingga menimbulkan debaran kencang pada dadanya.

"Aku tidak menyangkan kita akan bertemu disini setelah hampir satu tahun kau hilang tanpa jejak."

Pembawaan Veronica begitu tenang walau dia tampak terkejut. Setelah beradu tatap selama beberapa detik, Veronica pun memutuskan untuk bangkit dari bangku tersebut. Akan tetapi ujung dresnya malah tersangkut pada bangku yang Xeron duduki.

"Biar aku bantu."

"Tidak perlu. Aku bisa." Sahut Veronica masih sambil mencoba menarik ujung gaunnya yang tersangkut.

Itu benar-benar suara Veronica dan dengan bodohnya Xeron baru menyadari bahwa dua orang yang berdebat di belakangnya tadi adalah Veronica dan seorang petugas penyambut tamu.

"Kau bisa merobek gaunmu jika seperti itu." Xeron berjongkok di belakang Veronica lalu membantu menarik gaun Veronica dengan hati-hati agar tetap utuh.

Veronica tidak mengucapkan terima kasih atau mengatakan apa-apa setelah Xeron menolongnya. Tentu saja memang reaksi semacam ini yang akan dia dapatkan. Gadis itu akan memilih untuk berlari menjauh dari orang yang menjadi biang permasalahan di dalam hidupnya.

Tetapi bukan Xeron Alexander namanya jika dia menyerah begitu saja. Mengabaikan acara lelang amal yang sejak awal memang tidak menarik bagi Xeron, dia pun mengikuti kemana langkah kaki beralas hak tinggi tersebut melangkah.

"Berhenti mengikutiku!" Kata Veronica. Langkah kakinya berhenti di depan ballroom, namun tubuh itu tidak berbalik untuk menatap Xeron.

Xeron melangkah hati-hati tanpa suara hingga tanpa sadar dia sudah berada dua kaki di belakang Veronica. Tangan Xeron sudah terulur, ingin sekali rasanya memeluk tubuh gadis yang sangat dia rindukan itu. Tapi dia tahu itu bukan sesuatu yang baik untuk dilakukan saat hubungan mereka bahkan masih sangat panas.

"Sepuluh bulan bukan waktu yang singkat. Semua itu pasti terasa berat untukmu. Apa kabarmu hari ini? Apakah semuanya sudah lebih baik?"

"Apa yang kau lihat sekarang?"

Veronica akhirnya memutar tubuh. Dia tampak kaget saat Xeron ternyata berdiri begitu dekat dengannya sehingga kakinya langsung bergerak mundur untuk memberi jarak.

Yang Xeron lihat, Veronica tampak lebih baik dari yang terakhir kali dia temui di rumah sakit.

Malam ini Veronica tampil sangat anggun dan cantik. Pesonanya memang luar biasa. Xeron bahkan yakin siapapun pria yang menatap Veronica malam hari ini akan dibuat susah berkedip.

Gaun malam berwarna hitam yang dia kenakan terlalu terbuka. Kulit putihnya semakin bersinar akibat cahaya lampu di koridor ini. Rambut Veronica mencapai bahu, sedikit lebih pendek dari sebelumnya. Warna matanya abu-abu, dia memakai lensa kontak sehingga warna berbeda. Bibirnya terpoles lipstik merah. Xeron berhenti sampai disana karena dia kesulitan meneguk salivanya sendiri.

Happier Than EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang