Rasa percaya diri seorang Veronica Estella naik secara drastis saat menggandeng lengan Xeron Alexander setelah mobil mengantar mereka sampai di depan gedung pencakar langit Alexander Corporation. Kilatan lampu yang berasal dari kamera para wartawan akan terasa sangat menyilaukan bagi mereka yang belum terbiasa. Tetapi Xeron tampak lebih tenang dari apa yang dia duga, sepertinya pria itu sudah terbiasa menghadapi situasi tersebut.
Xeron membenarkan berita mengenai rencana pernikahan mereka yang sebelumnya sudah tersebar luas namun belum mendapatkan konfirmasi langsung dari mereka. Bahkan Xeron juga membeberkan tanggal pernikahan mereka. Satu minggu bukan waktu yang panjang untuk mempersiapkan semua ini.
Kemudian pertanyaan merentet kemana-mana. Xeron yang sedari tadi memberikan jawaban tampak membosankan bagi para wartawan, maka dari itu perhatian mereka teralihkan pada Veronica yang sedari tadi belum buka suara.
"Bagaimana cara Xeron Alexander melamar anda?"
Pertanyaan itu tentu tidak bisa dijawab dengan enteng. Veronica tidak mungkin berkata bahwa dia terpaksa menikah dengan Xeron untuk memenuhi wasiat terakhir Ayahnya. Jika dia jujur maka serangan haters akan langsung bertebaran di halaman sosial medianya.
"Tidak romantis namun sangat berkesan untukku. Saat pasangan lain akan datang membawakan bunga, Xeron datang membawa parsel buah-buahan. Katanya agar bermanfaat untuk aku yang sedang diet. Setelah itu kami berbicara empat mata dan tiba-tiba Xeron berkata ingin menikahiku dalam waktu dekat."
Xeron menoleh dengan alis tertaut. Mungkin dia tidak terima dengan unsur kejujuran yang baru saja Veronica jelaskan. Ya, saat pria lain memberi cincin dengan harga selangit untuk lamaran, Xeron malah membawa parsel buah-buahan. Calon suaminya memang berbeda.
"Jadi sudah berapa lama kalian menjalin hubungan secara diam-diam?"
Kali ini Veronica dengan sengaja menubruk netra Xeron yang ternyata belum berpaling darinya. Seolah mengantar sebuah telepati yang sialnya gagal dicerna oleh Xeron.
"Dua minggu."
"Dua bulan."
Matanya mendelik pada Xeron atas jawaban yang diberikan. Dia memang sedang mencoba menjelaskan apa adanya. Tetapi tidak dengan perkenalan dua minggu yang berakhir dengan pernikahan. Itu terdengar konyol dan mengada-ngada.
Jemari Veronica yang masih memeluk lengan Xeron bergerak meremasnya. Memberi sebuah isyarat jika pria itu harus meluruskan apa yang dia ucapkan.
"Dua bulan. Ya, kami sudah bersama selama dua bulan lamanya." Balas Xeron dan Veronica merasa lega dengan kepakaan pria itu.
"Lalu mengapa kalian memilih untuk merahasiakan hubungan ini? Padahal kalian sungguh serasi."
Xeron meliriknya lagi—memintanya untuk menyampaikan karangan kecil guna menuntaskan rasa penasaran para wartawan.
"Bagi saya komitmen itu bukan untuk diumbar tetapi untuk dibuktikan."
Ais, dari mana jatuhnya kalimat puitis itu? Veronica sendiri terkejut dengan ucapannya yang bak seorang pakar cinta. Boro-boro jadi pakar cinta, membangun komitemen seseorang saja dia belum pernah.
Kemudian wartawan mengambil gambar mereka dengan berbagai pose setelah sesi wawancara usai. Hingga salah satu dari mereka mengangkat tangan untuk memberi pendapat. "Kalian mungkin bisa lebih rapat lagi agar terlihat semakin romantis."
"Oh tentu." Balas Xeron sembari melepaskan tangan Veronica dari lengannya. Telapak tangannya menjangkau pinggang ramping gadis itu dan menariknya lebih dekat. Terkesiap dengan pergerakan tiba-tiba, Veronica menahan telapak tangannya di dada Xeron agar tidak terjatuh akibat tubuhnya yang mendadak lemas mendapat sentuhan intim dari Xeron.
![](https://img.wattpad.com/cover/273171655-288-k79808.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier Than Ever
RomanceKisah tentang kehidupan yang bermusim, tak selalu hangat, terkadang badai juga datang. Berputar bagaikan roda, tak terus menerus di atas, sewaktu-waktu juga akan jatuh ke bawah. Begitulah Veronica Estella mendeskripsikan kehidupannya. Setelah Ayahny...