Edinburgh. Kota yang terletak di pesisir timur tanah rendah tengah Skotlandia itu menjadi tempat pelarian terbaik Veronica selama sepuluh bulan terakhir.
Perjalanan yang Veronica lalui selama sepuluh bulan bukanlah sesuatu yang mudah. Tidak hanya fisiknya yang masih sakit dan lemah saat dia sampai di Edinburgh, hatinya juga begitu. Veronica bahkan sempat berpikir jika lebih baik pergi jauh agar dapat bertemu Ayah dan Putrinya di surga.
Tapi dia masih memiliki Dokter Alicia, sosok Ibu yang selalu menemaninya disaat-saat terpuruk. Kebersamaan mereka terlalu singkat untuk disudahi.
Jika dulu dia pernah berpikir tidak membutuhkan seorang pasangan karena sudah memiliki Ayah yang bisa memberikannya sebuah kebahagiaan, bukan kah sekarang dia juga bisa menjadikan Ibunya sebagai alasan?
Xeron Alexander. Pria yang begitu banyak meninggalkan luka di hatinya tidak akan pernah menjadi seseorang yang berarti lagi sekarang. Dia tidak membutuhkan Xeron. Dia tidak butuh rasa sakit lagi. Dia hanya ingin bahagia. Itu saja.
Bulan demi bulan terus berganti dan Veronica sadar jika dia tidak hanya memiliki Dokter Alicia. Masih ada Amanda dan juga Zac yang selalu mendukungnya dalam situasi sesulit apapun. Veronica merasa beruntung, masih ada orang-orang tulus yang menyayanginya.
Di bulan ke delapan, Veronica sudah membangun jati dirinya yang baru. Tidak ada Veronica yang setiap hari mengurung diri di kamar dan menangis hingga matanya membengkak. Tidak ada Veronica yang menjerit tiap malam karena mimpi buruk akibat kejadian kebakaran itu. Tidak ada lagi bayangan Xeron Alexander yang selalu mengikuti kemana pun dia pergi.
Semua terasa lebih baik. Dia merasa bahwa sedikit lagi dia bisa menjadi Veronica Estella yang dulu—sebelum mengenal Xeron Alexander.
"Apakah ada balasan dari surat gugatan cerai yang aku kirimkan pada Xeron?"
"Tidak. Ini sudah surat yang ke lima belas. Sepertinya Xeron memang sengaja melakukan ini karena dia tidak ingin berpisah darimu."
"Tapi aku ingin berpisah darinya. Tidak ada yang bisa aku harapkan dari rumah tangga kami yang sudah hancur lebur. Dia sudah membunuh Anakku. Itu tidak akan termaafkan sampai kapan pun."
"Disini tidak hanya kau yang kehilangan seorang anak, Xeron juga kehilangan. Apakah menurutmu Xeron tidak sedih dan terpukul dengan keadaan ini? Xeron sedang berjuang untuk kalian. Seseorang memberitahu Mama jika Xeron sudah melaporkan Leah ke polisi atas kasus percobaan pembunuhan terhadap kau dan calon anakmu."
Mata Veronica membola, "Xeron tega melakukan itu kepada Leah?"
Dokter Alicia mengangguk, "Kesabaran seseorang ada batasnya. Selama ini Xeron sudah menjadi orang baik di tengah keluarganya dan dia tidak bisa selalu menjadi baik jika orang-orang yang dia cintai disakiti. Dia mencintaimu dan anak kalian."
Kalimat Dokter Alicia cukup mengganggunya selama beberapa minggu. Veronica kembali bepikir, apakah benar jika Xeron sungguh-sungguh mencintainya sehingga dia tega melihat Leah akan mendekam di penjara dalam keadaan cacat?
Untungnya hal tersebut tidak larut mengganggu pikiran Veronica karena Amanda dan Zac mengajaknya jalan-jalan ke museum. Kata Amanda, hidup itu butuh healing supaya tidak mudah stres.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier Than Ever
RomansaKisah tentang kehidupan yang bermusim, tak selalu hangat, terkadang badai juga datang. Berputar bagaikan roda, tak terus menerus di atas, sewaktu-waktu juga akan jatuh ke bawah. Begitulah Veronica Estella mendeskripsikan kehidupannya. Setelah Ayahny...