Chapter 73

1.5K 165 41
                                    

w a r n i n g 🔞

"Apakah kau yakin ingin menyerahkan diri padaku?"

Tanpa keraguan, Veronica menganggukan kepalanya.

"Bisa saja aku menyakitimu lebih dari malam itu."

Kendati kejadian malam itu meninggalkan ingatan yang cukup buruk—walau Xeron melakukannya karena berada di bawah pengaruh alkohol—untuk Veronica. Namun bukan kah malam itu Xeron berhasil meluapkan seluruh amarahnya setelah mengetahui Zac menyukainya. Bukan kah itu satu-satunya cara yang bisa dia lakukan sekarang?

"Kau orang baik. Suami yang sangat baik. Aku percaya kau tidak akan bisa menyakitiku."

Xeron meletakan telapak tangannya pada kedua sisi pinggang Veronica. Saling bertukar tatap tanpa melakukan apa-apa. Veronica pikir Xeron akan bergerak cepat setelah Veronica menyerahkan diri. Tapi nyatanya ada banyak keraguan di dalam diri Xeron karena kini dia menganggap dirinya sebagai orang jahat yang bisa menyakiti semua orang.

Veronica mengambil botol minuman Xeron. Menuangkan isinya ke dalam gelas lalu menegaknya dengan cepat. Tenggorokan Veronica seperti terbakar namun dia menyukai sensasi tersebut.

"Aku yang mabuk bisa menjadi lebih buas. Jika kau tidak melakukannya sekarang maka aku bisa mengambil kendali lebih dulu." Veronica meremas kerah kemeja Xeron. "Apa lagi yang kau tunggu? Malam ini adalah waktu untuk melupakan semua masalah, Xeron."

Menarik Veronica mendekat, Xeron membalikan tubuh gadis itu. Menyibak rambutnya ke kiri untuk mendapat akses mencium lehernya yang wangi.

Mata Veronica terpejam. Menikmati ciuman yang kini berubah menjadi hisapan yang akan meninggalkan bekas. Merasakan jemari Xeron yang mulai menurunkan tali gaunnya hingga jatuh di perut. Remasan kuat kedua tangan Xeron pada dadanya yang masih terbungkus pakaian dalam hampir membuat napasnya tercekat.

"Kau masih memiliki waktu untuk menghentikanku, Veronica." Bisik Xeron mengulum daun telinganya.

"Ti-dak." Veronica melirik wajah Xeron di bahunya. Menyeringai kecil. "Justru kita tidak memiliki waktu untuk berhenti."

Kali ini Veronica menegak minumannya langsung dari botolnya. Tetesan demi tetesan mengalir di leher, turun hingga dadanya. Membasahi punggung tangan Xeron dengan sengaja. Sedangkan sensasi minuman itu perlahan-lahan membuat Veronica mulai kehilangan akal.

"Kau tahu aku tidak akan pernah bisa menolak pesonamu."

Telapak tangan Xeron menggelitiki perut Veronica. Lantas menarik turun gaun Veronica hingga ujung mata kaki. Veronica bergidik merasakan sentuhan Xeron secara langsung pada semua sisi tubuhnya.

Xeron melepaskan mengait bra Veronica dengan satu tangan. Tampak ahli. Lantas dia memutar pinggang Veronica untuk menghadapnya. Ditatapnya gadis itu naik turun, terkagum-kagum.

"Kau sangat cantik."

Diselipkannya anak rambut Veronica ke belakang telinga sebelum dia mendorong tengkuk Veronica lebih dekat untuk mendaratkan ciuman di bibirnya.

Xeron menyimpan kedua tangan Veronica di belakang punggung. Memintanya untuk tetap seperti itu sampai dia puas bermain dengan dua dada Veronica.

Hisapan Xeron terlalu kuat. Hingga membuat kepala Veronica tertarik ke belakang dan merintih pelan. Rasanya nyeri namun juga nikmat. Sensasi liar ini membuatnya semakin menginginkan sesuatu yang lebih, secepatnya.

"Turunkan celana dalammu."

Veronica menanggalkan kain terakhir sebelum dia benar-benar berdiri dengan tubuh polos di hadapan Xeron dengan wajah merona merah. Jujur saja, dia masih merasa malu.

Happier Than EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang