Chapter 27

1.9K 174 537
                                    

w a r n i n g 🔞

Xeron tidak tahu sampai dimana dia mampu membangun pertahanan untuk tidak mengikuti napsu di dalam dirinya yang mulai meningkat kala Veronica melumat bibirnya tanpa ampun. Aroma alkohol tercium jelas. Begitu pula dengan rasa pahit yang masih tertinggal. Xeron menyukai semua itu jika memang berasal dari Veronica.

Seharusnya dia tahu bahwa situasi inilah yang akan dia hadapi jika mereka sedang berdua dan Veronica dalam keadaan mabuk. Gadis itu jauh lebih liar dari biasanya dan hal itu teramat menyiksa Xeron yang memang tidak ingin mengambil keuntungan dalam situasi yang tidak tepat.

Kedua tangan Veronica di cekal di atas dada bidangnya. Gadis itu memberengut tidak terima karena semula tangannya bebas menggerayangi tubuh Xeron hingga kancing kemejanya sudah tidak beraturan lagi.

"Kau sedang mabuk, Veronica." Xeron menatap lembut pada Veronica namun gadis itu bereaksi sebaliknya. "Besok kau tidak akan ingat apa yang kau lakukan malam ini."

"Kau tidak ingin ku sentuh?"

"Bukan begitu."

"Sentuhan yang Leah berikan membuatmu lebih nyaman?"

"Ini tidak ada sangkut pautnya dengan Leah."

"Tapi aku melihat kalian berpelukan. Mesra sekali."

Terkadang ucapan seseorang saat sedang mabuk terasa sangat jujur dan Xeron menyadari bahwa apa yang sudah dia lakukan ternyata berdampak seperti ini untuk Veronica.

Kemudian Veronica tertawa. Xeron bisa melihat sudut mata gadis itu mulai berair. Menyaksikannya dalam keadaan seperti ini membuat rasa bersalah Xeron semakin kuat.

"Dan aku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku menunggumu hingga ketiduran dan kau menikmati kebersamaanmu dengan—"

Xeron membuka kancing kemejanya sendiri dalam satu tarikan cepat. Benda itu sudah lolos dari tubuhnya dan jatuh ke lantai. Kemudian dia meraih kedua telapak tangan Veronica untuk diletakan di atas dada bidangnya yang bergemuruh. Gesekan kulit mereka adalah sentuhan yang paling Xeron sukai. Tidak pernah tertandingi.

"Jika itu yang membuatmu tidak percaya diri maka sentuhlah aku dimana pun kau mau."

"Ya?" Veronica mengerjap. Jari-jari kecilnya bergetar di atas dada Xeron.

"Gerakan tanganmu dan sentuh aku agar kau tahu jika aku hanya menginginkanmu."

Meraih pergelangan tangan Veronica, Xeron membantu gadis itu menggerakan telapak tangannya menuju perut Xeron. Veronica menepisnya, dia ingin melakukan hal itu sendiri. Menggerakan tangannya dengan bebas untuk menyentuh sisi tubuh Xeron yang berotot. Mengikuti bentuk coretan tinta di tubuh Xeron dengan ujung kuku runcingnya. Pria itu memejamkan kedua matanya. Menikmati sensasi luar biasa dari sentuhan Veronica.

"Kau menyukainya?"

"Sangat." Xeron menunduk menatap Veronica yang menggerakan lidah untuk menjilat permukaan dadanya. Dia semakin terpejam. Veronica yang sedang mabuk ternyata membuatnya menjadi gila. "Bagaimana aku bisa menahan siksaan nikmat yang kau berikan ini, Veronica?"

Veronica mendongak sekilas. Sebelum lanjut menjamah naik menuju leher Xeron yang tiba-tina tertarik ke belakang setelah mendapat sentuhan kecil dari bibirnya. Remasan tangan Xeron pada pinggang gadis itu semakin kuat. Luar bias gila.

"Veronica,"

"Jangan memintaku untuk berhenti lagi, Xeron."

Tidak ingin membuat gadisnya semakin marah, Xeron pun mengalah dan membiarkan Veronica melakukan apapun yang dia inginkan. Tubuh Xeron mundur perlahan hingga kakinya bertemu kaki sofa. Veronica mendorong pundaknya hingga terduduk lantas dia naik ke atas pangkuan Xeron.

Happier Than EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang