"Sebenarnya apa lagi maunya? Mengapa dia tidak bosan-bosan mengganggu hidupmu?"
Amanda tampak geram setelah Veronica menunjukan isi pesan dari Leah yang hanya dibaca saja, belum ia balas.
"Sekalipun aku meminta Xeron untuk menjauhinya, ini semua tidak akan pernah berakhir. Aku tahu, mereka bersaudara, kami berada dalam satu keluarga besar dan ikatan itu tidak akan pernah putus sampai kapan pun."
"Tapi seharusnya Si Tante itu sadar diri. Dia siapa, Xeron siapa dan kau siapa."
"Sulit. Leah cinta mati pada Xeron. Terlebih lagi mereka pernah memiliki anak. Sial. Sebenernya aku tidak ingin mengingatnya lagi." Veronica menghusap gusar wajahnya. Lagu anak-anak yang sedang dia putar untuk sang calon bayi tidak mengantarkan sebuah ketenangan lagi.
"Aku tahu. Tapi, itu hanya sebatas masa lalu yang tidak bisa diulang lagi. Aku pikir setelah dia keluar dari Yayasan milik Mamamu, dia akan sembuh dan berhenti menjadi perempuan menyedihkan. Tapi ternyata dia masih sama saja."
Veronica menghela napas kemudian menghusap perutnya yang besar. "Jadi menurutmu aku harus bagaimana, Amanda?"
"Tidak usah dibalas. Menurutku tidak ada lagi yang perlu dibicarakan. Kau sedang hamil besar, aku takut kau akan stress setelah bertemu dengannya." Amanda ikut-ikutan menghusap perut Veronica. "Kasihan keponakanku, jangan sampai dia ikut stress di dalam perutmu karena ikut merasakan permasalahan orang tuanya."
Semua ucapan Amanda terasa benar. Veronica semakin yakin bahwa dia tidak perlu mendengar apapun dari Leah.
Bunyi ponsel Amanda terdengar. Keduanya sama-sama menoleh pada benda yang menyala di atas meja itu. Amanda buru-buru mengangkatnya, menyapa dengan suara melengking yang membuat telinga Veronica berdenging.
"Halo, Zac. Aku sedang menjaga Ibu hamil. Kau ini mengganggu saja! Jika masih penasaran dengan penyanyi pendatang baru itu, nanti aku carikan lagi informasi tentang dia."
Amanda menggerutu kepada Zac di seberang telepon.
Selama tujuh bulan ini banyak hal yang sudah terjadi di tengah-tengah persahabatan mereka.
Amanda baru saja putus dengan pengusaha batu bara, dua bulan lalu. Alasan putus mereka cukup mengejutkan, ternyata Amanda tidak pernah tahu bahwa mantan kekasihnya itu sudah memiliki Istri dan dua orang anak kembar. Kata Amanda penampilan pria itu sangat menipu. Dibanding pria tiga puluh lima tahun, pria itu katanya lebih cocok berusia dua puluh lima tahun. Begitu pun dengan aktivitas ranjang, kata Amanda dia sampai kewalahan akibat ukuran penisnya.
Hanya tiga hari Amanda membutuhkan waktu untuk menangis sebelum akhirnya dia kembali menjadi playgirl seperti dulu.
Selain Amanda, Zac juga memiliki sebuah cerita. Walau Zac tidak pernah mengatakan langsung kepada Veronica, tapi cerita itu tentu saja dibocorkan dengan mudah oleh Amanda. Kata Amanda, Zac sedang naksir dengan seorang penyanyi pendatang baru yang Veronica tidak ingat siapa namanya. Amanda sempat menunjukan akun instagram gadis itu yang baru memiliki dua juta followers.
Veronica merasa sangat lega mengetahui bahwa Zac sudah bisa membuka hatinya untuk gadis lain. Setidaknya dia tidak perlu terus-terusan merasa bersalah karena tanpa dia sadari, dia pernah menyakiti hati sebaik Zac.
"Ya, aku sedang bersama Veronica dan calon keponakanku. Dasar Uncle durhaka, kau bahkan tidak pernah menjenguknya sampai usia kandungannya sudah tujuh bulan!"
![](https://img.wattpad.com/cover/273171655-288-k79808.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier Than Ever
RomanceKisah tentang kehidupan yang bermusim, tak selalu hangat, terkadang badai juga datang. Berputar bagaikan roda, tak terus menerus di atas, sewaktu-waktu juga akan jatuh ke bawah. Begitulah Veronica Estella mendeskripsikan kehidupannya. Setelah Ayahny...