Chapter 68

1.5K 159 122
                                        

w a r n i n g 🔞

Dokter Alicia masih mengira jika sebentar lagi dia akan terbangun dari mimpi indahnya. Veronica yang memanggilnya Mama. Veronica yang bersedia berlutut di sebalah makam Robbie bersama dirinya. Veronica yang memintanya untuk ikut masuk ke dalam mobil Xeron agar bisa diantar pulang dengan kedaan selamat.

Ketika mereka tiba di rumah, Dokter Alicia sadar Veronica terasa sedikit mudah untuk di genggam malam ini. Cara Veronica memberikannya handuk serta langsung mencuat ke dapur untuk membuatkan secangkir teh hangat. Bentuk perhatian yang seharusnya tidak dia dapatkan secepat dan semudah ini.

Ternyata semuanya bukan sekedar mimpi indah. Putrinya sudah mulai membuka hati—membuka pintu maaf yang seharusnya tidak pernah dia dapatkan dengan cara mudah dan cepat.

"Setelah ini kau harus mandi. Lihat, kau basah kuyup. Bisa-bisa kau sakit." Veronica memberikan perhatian secara terang-terangan. "Jangan gunakan air dingin. Kau harus mandi dengan air hangat. Mau aku siapkan?"

"Tidak, sayang. Tidak perlu." Dokter Alicia meletakan cangkir tehnya yang sudah habis dengan mata berbinar. "Terima kasih untuk teh hangatnya. Itu membuatku merasa lebih baik."

"Kau harus mandi sekarang jika tidak ingin mengalami demam."

"Aku akan mandi. Tapi aku ingin melihatmu tetap berada disini setelah aku selesai." Dokter Alicia melirik Veronica penuh harap, "Bermalamlah disini bersamaku, Nak."

"Aku tidak bisa. Maaf."

"Mama mohon untuk malam ini saja. Mama ingin dekat dengan Putri Mama."

Veronica tampak ragu. Lantas melirik Xeron untuk meminta bantuan. Sadar akan hal itu, Dokter Alicia pun menyentuh lengan Xeron terlebih dahulu. "Apa kau mengijinkan Veronica bermalam disini, Xeron?"

Gestur wajah Xeron juga menampakan kebingungan. Dia tidak ingin membuat keputusan salah yang bisa membuat Veronica tidak nyaman. Ketika Veronica menganggukan kepala sebagai kode, Xeron tahu apa yang harus dia lakukan.

"Aku menginjinkannya. Tapi semua keputusan ada di tangan Veronica." Xeron menyentuh pundak Veronica. Menghusapnya. "Sayang, apa kau ingin bermalam di rumah Mama Alicia?"

Mama Alicia. Ya, itu terdengar baik. Sangat baik.

"Dan, kau akan sendirian di rumah?" Tanya Veronica sedikit berbisik agar percakapan itu hanya di dengar oleh mereka berdua. Xeron mengangguk. "Memangnya kau bisa tidur tanpa aku?"

"Jika itu demi kenyamanan bersama maka aku akan mencoba melakukannya. Paling aku hanya akan meneleponmu tengah malam nanti." Balasnya, berbisik. "Kau harus memperbaiki hubunganmu bersama Ibu kandungmu, Veronica."

Veronica mengerjap beberapa kali sebelum berdeham rendah. Dia kembali menoleh pada Dokter Alicia. "Baiklah. Malam ini aku akan menginap di rumah...Mama."

Binar di mata Dokter Alicia terlihat semakin kentara. Bahkan kini mulai berkaca-kaca saat Veronica kembali memanggilnya 'Mama'.

"Aku tidak salah dengar, Nak?"

Sebisa mungkin Veronica berusaha menahan air matanya. Sesuatu di dalam hatinya terasa hangat melihat dirinya begitu diingikan. "Aku akan disini bersama Mama."

Menatap dua wanita itu saling berpelukan, Xeron tidak bisa berhenti tersenyum. Perlahan-lahan semuanya mulai membaik. Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan kita sebagai manusia diwajibkan untuk saling memaafkan.

Xeron tersenyum bangga pada Veronicanya yang memiliki hati begitu besar. Tidak mudah untuk gadis itu melewati semua ini. Terlalu menyakitkan. Tapi Veronica memilih mengesampingkan egonya dan mulai berdamai dengan kenyataan. Sesuatu yang tidak Xeron sangka akan Veronica lakukan secepat ini. Istrinya memang memiliki hati yang tulus ketika dia sudah menyayangi seseorang.

Happier Than EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang