Chapter 47

2.1K 192 837
                                    

w a r n i n g 🔞

"Apakah rokmu masih basah?"

Hal itu dirasa sudah sangat terlambat untuk dipertanyakan lagi. Veronica bahkan lupa jika anak berusia sepuluh tahun bernama Ricard—yang mengajaknya berpacaran—menumpakan minuman di atas roknya. Nodanya masih tertinggal dan mengering dengan sendirinya.

"Tidak. Tapi masih kotor. Padahal ini salah satu rok favoritku."

Telapak tangan Xeron menghusap noda pada rok Veronica yang akan sedikit sulit untuk dihilangkan, sedangkan satu tangannya lagi berada di atas stir mobil. Jalanan sudah lenggang karena sudah terlalu malam. Dan aroma hujan yang akan segera turun sudah mulai tercium.

"Nanti biar aku cucikan."

"Untuk apa ada jasa penatu, Xeron?" Veronica berdecak gemas. "Jika ini bukan salah satu rok terbaik yang aku miliki, aku pasti sudah menyingkirkannya dari dalam lemariku."

"Maka dari dari itu aku akan mencucikannya untukmu. Penatu terkadang tidak bersih. Aku kurang puas dengan hasilnya." Jiwa perfeksionis seorang Xeron Alexander kembali terlihat dan Veronica tidak ingin berdebat dengan membantah.

You're the light, you're the night
You're the color of my blood
You're the cure, you're the pain
You're the only thing I wanna touch

Kemudian radio memutarkan lagu Love Me Like You Do dimana membuat Xeron mulai bersenandung kecil. Veronica bisa saja ikut bernyanyi tapi tangan Xeron yang tiba-tiba menyelinap di antara kedua pahanya membuat suara Veronica mendadak hilang. Telapak tangan Xeron memberi husapan lembut pada pahanya. Naik turun. Sukses membuat Veronica kesulitan bernapas.

"Kau pernah membaca Trilogi Fifty Shades?"

Suara Xeron masih bisa ditangkap walau fokusnya sedikit terganggu akibat tangan pria itu yang kini berhasil menyingkap roknya.

Veronica menghembuskan napas dengan berat. Dia tidak boleh kentara terlihat panas dingin di depan Xeron. Itu memalukan. "Tidak. Tapi aku pernah menonton filmnya."

"Sungguh?" Xeron menatapnya sekilas. Tampak terkejut. "Aku tidak pernah menonton filmnya, aku lebih suka membaca dan berimajinasi. Jadi kau suka menonton film dewasa?"

"Ya?"

"Itu cerita erotis."

Lampu lalu di depannya berubah merah. Xeron bisa saja melanggar peraturan. Toh, jalanan juga sepi dan tidak ada polisi yang berjaga di malam suntuk. Tapi Xeron memilih berhenti. Mendekatkan wajahnya pada Veronica kemudian melumat bibirnya. Veronica terkesiap tapi Xeron sayang untuk dilewati.

"Xeron, lampunya hijau." Kata Veronica kala sudut matanya melirik warna dari lampu lalu lintas yang berubah

"Turunkan celana dalammu." Xeron berbisik di telinga Veronica sebelum kembali duduk tegak di kursi kemudi dan kembali melajukan mobil.

Sial. Xeron sedang dikabuti gairah. Bagaimana mungkin Veronica tidak menyadarinya? Mulai dari menanyakan roknya yang masih basah atau tidak, kemudian pembicaraan seputar Trilogi Fifty Shades. Astaga. Haruskan Veronica meladeni kegilaannya? Mereka sedang berada di dalam mobil.

"Ta-pi kau sedang menyetir."

Tangan Xeron yang masih terselip di antara kedua pahanya kini mulai menggesek kewanitaan Veronica dari luar celana dalam. "Turunkan, sayang. Aman. Jalanan sepi. Percaya padaku."

Happier Than EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang