Chapter 10

2.1K 177 141
                                        

"Kau diberi waktu break dua jam. Setelah itu kita pindah ke gedung sebelah untuk melakukan pengambilam gambar scene berikutnya. Tolong jaga sikap bar-barmu karena setelah ini kau akan satu frame dengan Jessica Beferien. Jadi jangan permalukan aku selaku manajermu. Kau mengerti?" Cecar Amanda.

Veronica mendengus keras. Belum juga tuntas rasa ingin menggunduli kepala Jessica, lalu nanti mereka harus bertemu lagi dengan syarat tidak boleh bersikap bar-bar. Bagaimana bisa?

"Bisakah kau menerima tawaran yang tidak melibatkan aku dengan perempuan sialan itu?"

"Kau sudah menandatangi kontrak. Jika kau tidak profesional, reputasimu akan kembali rusak."

Menyadari kebenaran dari ucapan Amanda, dia makin kesal sendiri. Menggunduli perempuan itu mungkin terasa berlebihan, maka dari itu dia memilih opsi lain. Sepertinya membuat seorang Jessica Beferien kepanasan melihat kemesraannya dengan Xeron Alexander secara langsung akan terasa sangat menyenangkan.

Perubahan signifikan dari raut wajah Veronica lagi-lagi membuat Amanda mengernyit ngeri. "Kenapa senyum-senyum sendiri?" Tidak menimpali, Veronica justru mengambil tasnya dan hendak pergi dengan langkah riang. "Mau kemana?"

"Menemui suamiku."

"Idih, sejak kapan kau rela menjatuhkan harga dirimu dengan menghampiri pria lebih dulu?" Amanda semakin merasa aneh dengan sikap Veronica, "Atau jangan-jangan kau sudah jatuh cinta dengannya? Hayo ngaku! Apa aku bilang, semua perempuan di dunia ini tidak akan bisa menolak pesona seorang—"

"Cerewet!" Potong Veronica kemudian melanjutkan langkah kakinya untuk keluar tanpa memperduli teriakan Amamda di belakangnya. Jatuh cinta pada Xeron Alexander? Ah, mana mungkin.

Mobilnya pun berhenti di depan Alexander Corporation. Ketika dia melangkah ke dalam, semua orang menunduk hormat padanya. Hal itu membuat aura kesombongannya semakin meningkar. Tapi apa yang baru saja dia tunjukan sama sekali tidak berfungsi saat dia berhadapan dengan seorang perempuan yang berada di balik meja kerja tepat di depan ruangan Pimpinan Utama.

"Mr.Alexander sedang memiliki rapat penting yang tidak bisa diganggu. Jika anda berkenan untuk menunggu, silahkan duduk sebentar." Kata perempuan itu ramah namun terdengar menyebalkan untuk Veronica yang tidak terbiasa menunggu seseorang.

"Kau tidak tahu siapa aku?" Veronica mendelik padanya. "Aku ini istri Xeron Alexander dan aku ingin bertemu dengan suamiku sekarang. Cepat tunjukan dimana ruang rapatnya!"

"Maaf, saya tidak bisa memberitahu anda. Ini sudah peraturan perusahaan."

"Persetan dengan aturan perusahaan, yang ingin aku temui itu suamiku. Cepat tunjukan atau aku akan—"

"Mrs.Alexander." Suara di belakangnya mengintrupsi untuk segera menoleh. Seorang pria tampan berdiri menggunakan setelan jas hitam lengkap dengan dasi. Sangat rapi dan gagah. Wajahnya tampan bahkan kulitnya sangat putih. Haruskan Veronica memintanya untuk spill skincare? Oh tidak, tidak. Jangan lupa jika Veronica masih dalam keadaan emosi akibat perempuan di hadapannya ini.

 Jangan lupa jika Veronica masih dalam keadaan emosi akibat perempuan di hadapannya ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happier Than EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang