Setelah suasana haru itu menguras air mata mereka, perut keduanya sama-sama lapar. Veronica pun kembali terjun ke dapur untuk membuat sarapan pagi. Makanan yang semalam tidak jadi mereka makan terpaksa harus dibuang karena kata Veronica tidak baik jika makanan dihangatkan berulang kali.
Saat menginjakan kembali kakinya di dapur, Veronica melirik sudut dimana dia dan Xeron bercinta semalam. Ingatan itu masih terekam dengan jelas dan membuat tubuhnya meremang seketika. Sial. Mengapa dia jadi malu sendiri?
Tak ingin ambil pusing. Veronica pun memakai celemeknya. Dia membuka buku resep yang diberikan oleh Dokter Alicia kemarin dan pilihannya jatuh pada chicken oregano. Dia pun membuka kulkas untuk mengeluarkan bahan makanan yang akan dia olah.
Untungnya dalam situasi yang membutuhkan konsentrasi ini, Xeron tidak mengganggunya. Pria itu sedang mandi dan Veronica berharap dia selesai lebih lama lagi.
"Aromanya lezat." Panjang umur sekali, Xeron datang setelah dia usai memanggang daging ayam. Aroma masakan Veronica bercambur dengan wangi sabun yang menguar dari tubuh Xeron. Sabun aroma strawberry, favorit Veronica. "Apa yang sedang kau masak untuk menu sarapan kita?"
"Chicken oregano."
Tiba-tiba Xeron mengambil tangan Veronica yang saat itu sedang memotong sayur-sayuran. Diperiksanya jari tangan Veronica satu persatu, "Kau sedang apa, Xeron?"
"Kau baru saja memanggang daging, aku hanya ingin memastikan tanganmu tidak terluka."
Astaga, Veronica kira ada apa! "Tentu saja tidak. Kemarin Ibu dan Dokter Alicia sudah mengajariku cara melakukannya. Jangan berlebihan seperti itu."
"Biasanya kau pandai menyembunyikan sesuatu dariku."
"Tidak ada yang aku sembunyikan, Xeron." Veronica membuka ke sepuluh jarinya di depan wajah Xeron. "Tanganku baik-baik saja. Tidak ada yang terluka."
Kemudian Veronica merebus sayur-sayuran yang baru saja usai dipotong. Sadar jika sedang diperhatikan, Veronica jadi salah tingkah dan bingung harus melakukan apa untuk step berikutnya. Sedangkan Xeron tidak henti-henti tersenyum memperhatikannya. Sumpah, ingin sekali rasanya mencongkel dua bola mata pria itu!
"Bisa tidak kau tunggu di luar saja?"
"Tidak."
"Tapi bisa kah kau tidak menatapku seperti itu?"
"Tidak. Kau sangat cantik menggunakan celemek itu. Bagaimana bisa aku berhenti menatapmu?"
Tenang dan jangan merona, Vero. Xeron ini memang perayu ulung.
Tak lama kemudian, Veronica pun bisa menyelesaikan masakannya walau pun harus berusaha kuat tidak terganggu dengan tatapan singa yang Xeron berikan. Dia membawa dua piring chicken oregano menuju meja makan. Matanya berbinar menatap betapa cantik masakannya dan semoga kali ini rasanya enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier Than Ever
RomanceKisah tentang kehidupan yang bermusim, tak selalu hangat, terkadang badai juga datang. Berputar bagaikan roda, tak terus menerus di atas, sewaktu-waktu juga akan jatuh ke bawah. Begitulah Veronica Estella mendeskripsikan kehidupannya. Setelah Ayahny...