Chapter 38

2.2K 198 853
                                        

w a r n i n g 🔞

Air dari shower yang mengalir membahasi tubuh polos Veronica. Sensasi hangatnya menjalar nikmat. Menenangkan sejenak pikiran Veronica dari rasa lelahnya. Dia memejamkan mata sambil menghusap wajahnya. Sampai tidak menyadari jika Xeron sudah berdiri di belakangnya dan memeluk pinggangnya.

"Kau menyukai sabun aroma apa?" Kepala Xeron berada di atas bahunya kala dia membisikan pertanyaan menggiurkan itu.

"Strawberry."

Tanpa beranjak, Xeron pun memanjangkan tangannya menuju tiga kotak sabun cair di dekat keran shower. Veronica mengamati bagaimana Xeron menuangkan sabun itu pada telapak tangannya. Kemudian menghusap kedua telapak tangannya sehingga menimbulkan busa.

Veronica gugup setengah mati sampai harus mengigit bibir bawahnya. Oh, bagaimana ini? Xeron benar-benar ingin memandikannya.

"Kau ingin dimulai dari mana?"

"Oh itu." Akibat gugup, Veronica kehilangan kalimat di kepalanya. Apa yang harus dia katakan sekarang? Sial, jatuh sudah harga diri Veronica. "Ya, dimana saja terserahmu."

Xeron memulai dari pundaknya. Memberi husapan naik turun menuju lengan dan penggungnya. Lalu dia menyelinap melalui pinggang Veronica. Menghusap perut rata Veronica secara melingkar dan menggelitiki. Kedua tangan Veronica terkepal terlalu kuat saat sentuhan demi sentuhan yang Xeron lakukan pada tubuhnya membuat kakinya lemas. Duh, kalau dia pingsan tidak lucu kan.

Pelukan Xeron terlepas saat pria itu mengambil posisi berlutut di depan Veronica. Kembali menuangkan sabun cair pada telapak tangannya sebelum menghusap kedua paha Veronica. Sentuhan licin Xeron meluncur hingga kakinya. Saat itu Veronica benar-benar merasa lemas, kakinya seperti tidak bisa menopang diri lagi.

"Cu-kup." Tanpa disadari napas Veronica tersengal. Xeron mendongak menunggu responnya. "Aku menginginkanmu sekarang juga."

"Kau ingin kamar mandi ini menjadi saksi cinta kita?"

Ya, pakai ditanya lagi! Jiwa binal Veronica mana bisa menolak. Sedikit malu-malu, Veronica menganggukan kepalanya. Rip harga diri Veronica.

Xeron kemudian bangkit dan Veronica segera memalingkan matanya agar tidak menatap ke bawah—pada kejantanan Xeron yang akan membuat dia semakin ini menggerainya. Tahan, Vero. Jangan semakin bersikap murahan!

"Kita tidak perlu terburu-buru." Xeron menangkup wajah Veronica. Menyingkirkan helaian rambut basah yang menghalangi wajah cantiknya. "Aku ingin merasakanmu lebih dulu."

Apa katanya? Mata Veronica mengerjap bingung. Sedangkan Xeron mendorong lembut pundaknya ke belakang agar menempel pada dinding kamar mandi. Sebelah lutut Veronica di angkat naik. Kemudian Xeron kembali berlutut di depannya.

Kedua tangan Veronica tentu saja refleks menutup area pribadinya yang terlalu terekspos di depan mata Xeron. Astaga, malu!

"Kau masih malu-malu denganku?" Bagaimana tidak malu, sekarang saja Xeron masih betah menatapnya berlama-lama. "Ini bukan pertama kali aku melihatmu. Jadi tidak perlu malu."

Xeron berhasil menyingkirkan tangan Veronica sehingga dia tidak bisa berhenti merona. Kepala Xeron mendekat. Veronica sudah bisa merasakan bibirnya disana. Kemudian lidah Xeron mulai memasukinya, Veronica benar-benar menekan kepalanya pada dinding di belakangnya. Sial, bagaimana bisa Xeron membuatnya ingin terbang begini?

"Oh Xe-ron." Tangannya tak henti-henti meremas rambut Xeron yang basah saat pria itu terus menggerakan lidahnya. Saat dia mencapai klimaknya, Xeron langsung menyesap miliknya dengan kuat hingga Veronica bisa mendengar bunyinya yang beradu dengan bunyi air shower.

Happier Than EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang