Chapter 42

1.7K 197 840
                                    

"Veronica, kau sedang dimana? Waktu breakmu tinggal sepuluh menit lagi!" Omel Amanda saat Veronica baru saja keluar dari restoran. Dia sengaja membelikan makan siang untuk Xeron, inginnya memasak namun dia tidak sempat. Namanya juga artis papan atas. Hiperbolanya, waktu bernapas saja hampir tidak punya.

"Ya, aku tahu. Akan ku usahakan kembali sebelum sepeluh menit. Maka dari itu jangan ganggu aku agar urusanku cepat selesai. Bye, bestie!"

Masa bodoh dengan umpatan Amanda yang tidak mau dia dengar, dia pun segera memacu kecepatan mobilnya menuju perusahaan Xeron yang memiliki jarak cukup dekat dengan restoran yang baru saja dia datangi.

Xeron mungkin akan terkejut melihat kehadirannya yang tiba-tiba tanpa memberikan kabar lebih dulu. Predikat Istri idaman memang layak disandang Veronica dan dia yakin Xeron juga akan berpendapat demikian setelah ini.

Tidak ada tanda-tanda kehadiran Joe hari ini. Kemana perginya si tampan itu? Padahal biasanya sebelum Veronica memasuki ruangan kerja CEO perusahaan ini alias suaminya sendiri, dia harus melewati tahapan seleksi dari Joe selaku asisten pribadi suaminya.

Baru saja dia hendak memberikan kejutan dengan berteriak memanggil nama Xeron, suaranya tiba-tiba saja hilang saat melihat Leah ada di dalam sana, sedang memegangi dasi Xeron dengan posisi yang terlalu dekat untuk dikatakan sepasang saudara.

Sedang apa perempuan itu disini? Mengapa dia tidak ada kapok-kapoknya mengganggu Xeron?

Veronica hendak melangkah mendekat, isi kepalanya saat ini adalah menjambak rambut pirang Leah hingga rontok, namun dia mengurungkan niatnya saat Leah berkata, "Tidak ada yang bisa memperlakukanmu sebaik aku. Lihat! Aku datang membawa makanan favoritmu; cumi saus tiram. Hanya aku dan Ibumu yang tahu itu, apakah Istrimu mengetahuinya? Aku rasa tidak. Dia tidak tahu apa-apa tentang dirimu atau bahkan dia memang tidak ingin tahu. Gadis remaja itu hanya sibuk dengan dunianya sendiri."

"Leah, aku tidak suka jika kau men—" Kalimat Xeron terpotong saat Leah membisikan sesuatu di telinga Xeron. Veronica tidak bisa mendengar karena jaraknya yang terlalu jauh. Namun dia tahu guratan wajah Xeron yang berubah setelah Leah kembali menarik diri dan menghusap kepalanya.

"Ayo makan atau kau ingin aku suapi?"

"Aku bisa sendiri."

"Astaga. Saudaraku sudah mandiri rupanya atau kau sudah terbiasa mandiri karena Istrimu tidak pernah memanjakanmu?" Sindir Leah lagi dimana membuat Veronica semakin geram di tempat. "Padahal dulu kau selalu memintaku untuk menyuapimu karena kau tidak memiliki memori itu bersama Ibumu pada masa kecil."

Veronica kesal bukan main. Dia bahkan hampir merusak bungkusan dari makanan—yang hendak dia berikan kepada Xeron—di dalam tas yang dia pegang. Persetan dengan makanan favorit Xeron, Veronica pikir apapun yang menyangkut tentang Leah akan mendapat penolakan dari Xeron. Tapi ternyata pria itu bersedia memakan makan siang yang Leah bawa. Walau wajahnya tampak datar tapi Veronica tahu jika Xeron sangat lahap.

Bagaimana tidak, bukankah masakan perempuan itu yang dulunya selalu mengisi perut Xeron?

"Bagaimana rasanya?"

"Masih sama seperti dulu."

"Itu artinya enak?" Leah memperlihatkan senyum lebar walau Xeron fokus pada makanannya. "Oh ya, aku juga membawakan dessert; puding rasa semangka kesukaanmu juga."

Rasanya sudah sangat terlambat untuk masuk dan menghancurkan selera makan Xeron. Veronica menunduk menatap tas berisi makanan yang ada di tangannya. Apa yang dia bawa tidak ada apa-apanya dibandingkan apa yang Leah bawa. Semua tentang kesukaan Xeron. Sialan! Siapa sebanarnya Istri Xeron, dia atau Leah?

Happier Than EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang