Kisah tentang kehidupan yang bermusim, tak selalu hangat, terkadang badai juga datang.
Berputar bagaikan roda, tak terus menerus di atas, sewaktu-waktu juga akan jatuh ke bawah.
Begitulah Veronica Estella mendeskripsikan kehidupannya. Setelah Ayahny...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Baby, you light up my world like nobody else The way that you flip your hair gets me overwhelmed But when you smile at the ground, it ain't hard to tell You don't know, oh-oh You don't know you're beautiful
Lagu lama milik boyband One Direction terputar dengan keras di segala penjuru taman festival tersebut. Membuat Veronica—yang sebenarnya tidak memiliki suara merdu—ikut menyanyikan lagi kesukaannya sejak jaman sekolah dulu.
"Tumben aku mendengar suara merdumu ketika bernyanyi." Xeron merangkul pundak Veronica dan membisikan kalimat itu. Sialnya kata merdu sengaja diberikan penekanan keras. Suaranya baru saja disindir oleh Xeron Alexander yang harus diakui memiliki suara yang jauh lebih bagus darinya.
"Jangan sembarangan! Jika One Direction tidak sedang hiatus, aku pasti sudah berduet dengan mereka." Kata Veronica membuat Xeron terkekeh. "Ih serius, Xeron! Dulu sebelum aku jadi selebriti, aku pernah meminta kepada Ayah agar dibelikan poster mereka yang besar sekali kemudian aku tempelkan di dinding kamar agar aku bisa bermimpi duet di panggung bersama mereka. Ck. Sayang sekali aku baru terkenal setelah mereka hiatus."
"Aku bisa mengabulkan mimpimu. Tapi kau harus les vokal dulu, bagaimana?" Xeron meledeknya lagi.
Veronica memberengut sebal sambil mencubit perut Xeron, "Jika aku bisa membuat Zayn Malik menjadi guru vokalku, jangan harap aku melirikmu lagi!"
"Aku pikir seleramu Harry Styles. Kata orang dia mirip denganku."
Telunjuk Veronica mengarah pada bianglala lantas mencibir, "Nah, dilihat dari sana pun kalian berdua tidak ada mirip-miripnya. Beh, jauh!"
"Aku lebih tampan?"
"Ya jelas Harry Styles. Sudah, jangan terlalu banyak berkhayal. Cukup jadi Xeron Alexander saja."
Mereka impas. Xeron meledek, Veronica pun tidak mau kalah. Tak ingin lagi melanjutkan percakapan absurd itu, Veronica menggandeng tangan Xeron menuju komedi putar. Veronica tampak tidak sabaran dan terus merengek seperti bocah lima tahun untuk naik wahana itu padahal antrian cukup panjang.
Dan tahu apa yang Xeron lakukan? Dia membisikan sesuatu ke telinga petugas sehingga orang-orang yang mengantri di minta untuk mundur. Veronica masih dalam kebingungnya saat Xeron menggerakan tangan—memanggilnya untuk mendekat. Dan disana lah dia sadar, bahwa komedi putar itu baru saja disewa oleh Xeron hanya untuk mereka berdua.
"Aku memang ingin naik komedi putar tapi kau tidak harus menyewanya untuk kita berdua. Malu! Kita jadi bahan tontonan orang-orang yang sudah mengantri sejak tadi. Mereka pasti kesal—"
Omelan Veronica harus berhenti sampai disana karena tiba-tiba Xeron mengangkat pinggangnya untuk naik ke atas kuda. Bukannya duduk pada kuda mainan yang berada di sebelahnya, Xeron justru duduk di belakang Veronica—menunggangi kuda yang sama. Tak lupa kedua tangannya memeluk erat Veronica dari belakang. Komedi putar pun mulai bergerak membentuk lingkaran besar.