Part 2🔞🔞

173K 3.5K 93
                                    

Lea kini menahan tangisnya kala mendapat kabar jika pihak rumah sakit tak bisa lagi membiarkan Cornelio tetap di rawat di rumah sakit karena biaya yang terbatas.

Dan mereka meminta Lea untuk menjemput Cornelio karena ruangannya akan dipakai untuk pasien lain.

Sedangkan Lea sendiri tidak punya rumah.

Rumahnya kini telah disita oleh bank.

Dan harapan Lea hanya di rumah sakit ia bisa tenang meninggalkan papanya untuk mencari uang.

Pasalnya jika harus ke rumah paman dan bibinya itu sangat tidak memungkinkan sekali.

Karena mereka menolak untuk menampung Lea dan papanya.

Lea mengusap air matanya, kepalanya berdenyut tak karuan, ia mencoba untuk tetap sadar dan fokus.

Ia menatap ponselnya dan akan kembali berbicara pada pihak rumah sakit.

"Halo," sapa Lea pada bagian administrasi.

Lea mencoba mengatur napasnya sebelum berbicara.

"Tolong biarkan malam ini saja papa saya berada di rumah sakit, besok saya akan membayar semua tagihannya," pintanya dengan sangat memohon.

Lea menggigit bibirnya berharap jika pihak rumah sakit akan memberikan kesempatan padanya.

"Baiklah, hanya untuk malam ini saja. Besok anda harus membayar tagihannya," ucap suster bagian administrasi membuat Lea menghembuskan napas lega dan tersenyum lebar.

"Terima kasih," jawabnya lalu mengakhiri teleponnya kala kepalanya terasa berat.

Lea menyandarkan kepalanya di dinding dan melihat sekitarnya tampak berkeliling.

"Aku harus mencari uang malam ini untuk papa, aku tidak boleh mabuk," gumamnya mencoba untuk berdiri dari atas toilet duduk itu.

Lea berpegangan pada dinding untuk menjaga keseimbangan tubuhnya.

Ia lalu membuka pintu untuk kembali ke depan.

Namun dirinya dikejutkan dengan sosok tinggi yang bersandar di depan pintu kamar mandi.

Namun dirinya dikejutkan dengan sosok tinggi yang bersandar di depan pintu kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lea menatap El dengan kerutan di dahinya.

Hingga ia baru ingat jika pria di depannya ialah orang yang tadi ia tabrak.

"Oh anda yang tadi saya tabrak? Apa anda terluka? Maaf saya sedikit mabuk," ucap Lea sembari bersandar di pintu toilet.

El tampak tersenyum miring dan kini ia bagai mendapatkan keberuntungan emas.

"Kamu butuh uang?" Lea menatap El dengan wajah yang sedikit terkejut.

"Anda mencuri dengar pembicaraan saya?" tanya Lea dengan ketus.

El hanya tersenyum tipis dan menunduk sekilas.

"Tidurlah denganku malam ini, akan kutanggung semua tagihan rumah sakit papamu," pintanya pada Lea.

ASI untuk Bayi MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang