Part 6

75.7K 1.7K 1
                                    

•••
Kini El dan Lea sudah sampai di mansion El.

Tadinya Lea menolak dan meminta untuk diantar ke rumah sakit.

Namun tuan El Zibrano Alemannus menolak setelah tahu jika wanitanya terluka.

Sepanjang jalan ia hanya diam tak mengatakan apapun membuat Lea enggan untuk buka suara atau merengek untuk diantar ke rumah sakit.

Ia sengaja patuh untuk mengikuti amarah El.

Setelah memarkirkan mobilnya, El langsung turun dari mobil dan berputar untuk membukakan pintu Lea.

"Ehh," kaget Lea saat El mendorongnya masuk ke dalam mobil hingga bersandar di kursi penumpang.

"Lain kali jangan keluar sebelum aku yang membukakan pintu," ucapnya dengan serak basah di mana tatapannya fokus menatap bibir tipis nan manis Lea.

Lea menelan salivanya dengan begitu berat kala jarak wajah mereka yang begitu dekat.

"Lepaskan," teriak Lea kala El membopongnya keluar dari mobil.

El membawa Lea masuk ke dalam mansionnya dengan tatapan yang datar dan serius.

"Apa kau seorang bajak laut, bagaimana bisa kau selalu memaksa seseorang dengan ucapanmu," ketus Lea sembari menatap sinis El.

El hanya tersenyum lalu membuka pintu kamarnya dengan sikunya.

Ia mendudukkan Lea di tepi ranjang lalu berjalan ke pintu untuk menguncinya.

Lea yang tengah menatap baby Enzo yang berada di dalam keranjang bayi tidak tahu jika El mengunci pintunya.

"Apa kamu sudah memberikan ASI nya? Aku menyimpannya di kulkas tadi di ruangan papa," ucap Lea yang mana ia malah mencemaskan baby Enzo dibanding dirinya sendiri.

El yang tengah mengambil kotak obat tersenyum manis kala Lea begitu memperhatikan putranya.

"Entah, tadi Ziko yang membawanya pulang," jawab El sembari duduk di samping Lea.

Lea berdecak membuat El mendongak menatap wajah cantiknya.

"Kenapa?" tanya El dengan wajah tengilnya.

"Apa kau tak membawa ASI nya? Aku sudah pumping tadi. Meski hanya dapat dua kantong setidaknya saat tengah malam bangun, tinggal manasin ASI nya enggak perlu nunggu pumping," dumel Lea yang mana hal itu membuat El menahan tawanya.

"Apa itu lucu?" ketus Lea membuat El langsung menunduk dan membuka kapas untuk membersihkan sudut bibir Lea yang berdarah.

"Kenapa pusing harus pumping jika aku bisa membantumu untuk mengeluarkan ASI," jawabnya dengan enteng yang mana ia langsung mendapatkan tendangan pada kakinya.

Dugh

"Awww sakit sayang," ringisnya dengan manja sembari berpura-pura mengusap- usap tulang keringnya.

"Enggak ada kata bantuan darimu. Aku sudah beli pumping tadi, aku bisa dengan bebas menyusuinya tanpa bantuan mesummu," ketusnya yang mana hal itu membuat El sedikit terkejut dan terenyuh kala Lea membeli pumping hanya untuk bisa menyusui putranya.

El yang tengah membersihkan sudut bibir Lea kini tersenyum tipis.

"Bantuan mesum?" gumam El mengulangi ucapan Lea dengan senyuman manisnya.

Lea berdecak kala El seperti mengejek dirinya.

"Jangan lakukan hal berbahaya untuk melawan mereka yang telah menyakitimu. Aku bisa membunuh mereka untukmu, jangan bahayakan dirimu sendiri, kamu paham?" ujarnya pada Lea yang mana beberapa jam yang lalu El begitu mencemaskan Lea.

ASI untuk Bayi MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang