Part 94

10.8K 292 1
                                    

Mansion El Zibrano

Ada Lea yang terduduk di atas ranjang dengan perasaan bingung dan risau karena El sedang marah dengannya.

Ya, El marah saat tiba di markas tadi hendak merayakan pesta bersama- sama baru menyadari jika pergelangan tangan Lea terluka akibat gesekan dari tali yang mengikat pergelangan tangannya.

"Duh gimana dong sekarang, masak dari tadi dia cuma diem aja," gumamnya sembari berguling- guling di atas ranjang karena merasa resah dan bingung.

"Lagian kan ini cuma luka kecil aja, udah diobati juga sama dia tadi, masak gitu aja marah sih," dumelnya yang kesal juga dengan El.

"Kan aku juga pengin pesta sama Ziko dan yang lainnnnnnn," rengeknya sembari memukuli bantal El.

Lea diam sejenak lalu mencoba untuk berpikir bagaimana caranya bisa membujuk El.

"Ahh bodoh amatlah, mau marah kek mau apa kek terserah dia, dia kira cuma dia aja apa yang bisa marah, aku juga bisa kali," gerutunya sembari mematikan lampu kamarnya.

Lea menarik selimut tebal dan bersiap untuk tidur tanpa memedulikan El yang marah dengannya.

Ceklek

Lea langsung pura- pura tidur kala mendengar suara pintu dibuka.

Dengan sangat penasaran Lea membuka sebelah matanya untuk melihat El.

Dengan sangat penasaran Lea membuka sebelah matanya untuk melihat El

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lea membuka mulutnya kala melihat betapa seksinya El saat ini.

Lea menggigit gemas selimutnya kala melihat roti sobek yang begitu seksi sekali.

Tanpa sadar, El menatap Lea yang saat ini tengah fokus menatap dirinya, lebih tepatnya menatap perut sixpacknya.

El tersenyum tipis kala melihat ekspresi wanitanya saat ini.

Dengan sengaja El tebar pesona dan berpura- pura tidak melihat jika Lea sedang memperhatikan dirinya.

El duduk di tepi ranjang dan sibuk dengan bukunya.

"Kau dari mana saja?" tanya Lea pelan pada El.

"Di depan," jawabnya singkat tanpa menoleh pada Lea dan fokus dengan bukunya.

Lea mengerucutkan bibirnya kala El begitu cuek saat ini.

Hingga ide cemerlang terlintas di pikiran Lea.

Ia tiba- tiba bangun dari baringnya dan pergi menuju ke walk in closet.

"Apa dia marah?" gumam El yang kini panik sendiri kala Lea tiba- tiba pergi.

El sesekali melihat ke walk in closet dengan cemas kala Lea tak kunjung kembali.

"Kenapa lama banget sih, apa ia tidur di walk in closet? Harusnya kan aku yang marah kenapa jadi dia yang balik marah," dumelnya tak henti dari tadi kala tak melihat Lea kembali ke ranjangnya.

ASI untuk Bayi MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang