Part 117 (END)

16K 250 5
                                    

•••
5 tahun kemudian

Pagi masih buta, embun di luar membuat hawa semakin dingin di dalam, namun perlahan matahari mulai menampakkan diri membuat kabut mulai hilang.

Lea menggeliat panjang, merasa berat pada pinggangnya.

Perlahan ia berbalik, terlihat El tidur seraya memeluk dirinya dengan wajah yang ia benamkan pada punggungnya.

Lea hanya bisa menghela napas kala setiap pagi menemukan El tidur di belakangnya.

"Kau pindahkan putrimu lagi?" El hanya mengangguk sembari mempererat pelukannya.

Lea berusaha untuk bangun namun El menahannya.

"Kau mau kemana sayang, tetaplah di sini dan temani aku!"

Lea lalu berbalik untuk berhadapan dengan El.

"Yaaa, tidak bisakah kau tidur dengan putramu? Kesepakatannya kau hanya boleh tidur denganku 3 kali dalam seminggu, sisanya dengan putra dan putriku."

El langsung membuka kedua matanya.

"Kamu kira hanya mereka berdua yang ingin tidur denganmu? Aku juga sayang, kamu kira enak tidur tanpa kamu? Enggak sayang, rasanya kayak ada yang kurangggg," Rengek El membuat Lea sedikit membuka mulutnya tidak percaya.

"Tapi kamu setiap pagi selalu tidur di sampingku dan memindahkan putriku ke kamar sebelah, kau sudah melanggar kesepakatan yang kita buat."

El malah menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Lea, "Persetan dengan kesepakatan, aku hanya ingin tidur denganmu."

Lea hanya bisa menghela napas seraya memijit pelipisnya dengan pasrah.

"Kenapa sikapmu sama seperti anakmu, aku bahkan sulit membedakan mana suamiku mana anakku, sikap kalian bahkan tidak ada bedanya."

El hanya tersenyum mendengar gumaman istrinya.

Ceklek

Terlihat tuan putri datang dengan bibir yang cemberut.

"Hei sayang, kamu sudah bangun?" tanya Lea dengan lembut seraya menyisir rambut El.

Enzy Zibrano Alemmanus, putri kedua mereka.

Enzy langsung naik ke atas ranjang dan menimpa tubuh papanya.

"Papa pindahin adek lagi kan semalem?" tanya Enzy dengan cemberut membuat Lea tidak bisa menahan senyumnya kala melihat rajt wajah lucu putrinya.

"Papa sangat merindukan mamamu sayang," jawab El seraya memeluk pinggang Lea.

"Tapi kan kesepakatannya papa cuma boleh 3 kali dalam seminggu tidur sama mama, papa udah ingkar janji, tiap malam papa selalu tidur sama mama, adek kan juga pengin tidur sama mama, " El hanya terkekeh pelan.

"Papa lagi buatin kamu adik lagi sayang," Lea membulatkan matanya kala El berbicara frontal di depan putrinya.

Lea langsung menepuk punggung kekar El.

"Buat adik? Emang buatnya harus malem?" El kembali tertawa, ia meraba ponsel Lea yang berada di bawah bantal untuk merekam obrolan dirinya dengan tuan putri kesayangannya.

Enzy mulai merubah ekspresinya kala kamera on membuat Lea tertawa renyah dan mencubit gemas pipi putrinya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ASI untuk Bayi MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang