Part 28

25K 608 0
                                    

LAP
"Shit," umpat El ketika mati lampu secara tiba-tiba.
"Kalian cepat jaga di luar," teriak El sambil memberi instruksi pada teman-temannya.
Hanya dengan senter ponsel, El mencari pria bertato tadi yang pergi ke stan makanan. Tetapi, tidak berhasil menemukannya.
Lalu, di mana Lea berada?
El segera berlari untuk mencari pintu belakang gedung dan beruntung menemukannya terbuka, sehingga ia bisa langsung menuju basement parkiran.
LAP
Saat lampu menyala, El dengan mudah menemukan pria tadi di parkiran bawah tanah. Kemudian, ia memberi instruksi pada teman-temannya untuk menyebar.
"Cepat menyebar," teriak El.
Mereka pun segera mencari pria tersebut yang berlari menuju ke parkiran bawah tanah.
Cit
El menoleh saat mendengar suara decitan ban mobil yang bergesekan dengan lantai putih.
"EL, AWAS!" teriak mereka semua ketika mobil sedan hitam berjalan ke arah El.
Beruntung, El berhasil menghindari mobil meski pelipisnya terkena car stopper.
Teman-temannya segera mendekati El untuk memeriksa keadaannya. El segera mengeluarkan pistolnya untuk menembak ban mobil tersebut.
DOR
DOR
El bangkit dengan cepat dan berlari mengejar mobil yang sudah kehilangan kendali karena ban belakangnya terkena tembakan.
"Wah, ia bahkan langsung bangun setelah salto," puji Glen sembari membuntuti di belakang El.
Sarvel berkomentar, "Seorang El Zibrano memiliki lebih dari satu nyawa, beda dengan kita yang tidak punya cadangan nyawa."
"Ini bukan waktunya untuk membicarakan cadangan nyawa, kita harus mengejar El," intruksi Ziko yang berlari lebih cepat dari mereka.
BRAK
Mobil itu menabrak mobil pengendara lain. El naik ke atas kap mobil tersebut dan menodongkan pistol pada pengemudinya.
Pria itu memegangi kepalanya yang mengeluarkan sedikit darah.
Glen dan Sarvel membuka mobil untuk menangkapnya, sementara Alvino memeriksa bagasi mobil untuk mencari Lea, tetapi tidak ada siapa-siapa di dalamnya.
"Kosong," seru Alvino pada El.
El turun dari atas kap mobil dan menghampiri pengemudi.
Prak
El mendorong pria itu hingga punggungnya menabrak mobil, lalu mencekik lehernya dengan kuat.
"Di mana wanitaku?" tanya El dengan mata merah dan tajam.
Pria itu sudah sulit bernapas dan membuka mulutnya dengan susah payah.
"A-aku ti-dak tahu," jawabnya terbata-bata.
El menodongkan pistol pada mulut pria tersebut dan bertanya lagi, "Kau masih tidak mau menjawab?"
Sarvel mencoba menghentikan El, "El, ada banyak CCTV di sini."
Namun, El tidak terpengaruh dan tetap melakukan aksinya. Mereka bertiga kemudian berusaha untuk menghentikannya mengingat banyaknya CCTV di basement parkiran.
"Diamlah sejenak, ayo cari Lea di dalam," ajak Glen sambil melihat ke sekitar parkiran bawah tanah.
"Jangan main tembak-tembakan di sini, ayo bawa dia ke markas jika kau ingin menghabisinya," kata Alvino membuat mereka bertiga menatapnya tajam.
DOR
Ketika mereka mendengar tembakan, mereka semua menoleh dengan mata terbelalak. Pelan-pelan, pria tersebut terjatuh di lantai dengan mulutnya mengeluarkan darah.
"El cepatlah berbalik dan lihat di sana," ujar Glen memberikan kode pada El.
El berbalik dan betapa kagetnya dia saat melihat Lea berdiri di tempatnya dengan wajah yang syok.
Dengan cepat El berlari menghampirinya.
HAP
"Kamu baik-baik saja? Aku sangat khawatir padamu tadi," ucap El sambil memeluk erat Lea dan menciumi puncak kepalanya berkali-kali.
Lea masih terkejut setelah melihat apa yang seharusnya tidak ia lihat, tetapi kembali  sadar saat El memeluknya dan meyakinkannya jika ia baik-baik saja.
El memeriksa tubuh Lea dari atas ke bawah, "Kamu baik-baik saja kan? Pria itu tidak menyakiti kamu kan?" tanyanya.
Lea hanya diam, ia fokus melihat luka di pelipis El. El merasa takut ketika Lea hanya diam saja.
El menangkap wajah Lea dan memandanginya tepat di mata, "Jangan salah paham padaku. Aku hanya takut kamu terluka, dia bukanlah orang baik seperti yang kamu pikirkan," ujarnya perlahan.
Lea memegang tangan El dan matanya berkaca-kaca, "Tolong jangan membuat mereka terluka lagi untukku, bisakah kamu melakukannya?"
El agak terkejut dengan permintaan Lea, tetapi mengangguk patuh, "Ayo pulang, aku akan merawatmu," ajaknya.
El mengangkat tubuh Lea ke mobilnya. Glen dan teman-temannya yang melihat semuanya terkejut dan tidak percaya.
"Bagaimana bisa?" gumam Sarvel heran.
"Aku kira Lea akan kabur setelah melihat El membunuh orang, ternyata tidak seperti yang terlihat di drama dan novel mafia," keluh Alvino sambil mengelus dagunya.
"Lalu, siapa yang akan merawat mayatnya?" tanya Glen pada mereka bertiga.
Mereka bertiga dengan kompak menatap Ziko.
"Apa?" kata Ziko bingung.
"Aku lupa, aku harus membuatkan susu untuk bayi Enzo," ucapnya sambil berlari pergi, tetapi kalah cepat ketika dihentikan oleh Alvino.
"Kemana kau pergi?" tanya Alvino tajam.
Ziko menghela napas kesal dan tak bisa lepas dari mereka.
Mereka bertiga kemudian membereskan kekacauan yang El perbuat.
"Perasaan gue jadi Mafia enggak ada harga diri yang baik. Kemarin cosplay jadi sales pumping ASI, dan sekarang menjadi pengurus jasad. Apa ini sebuah profesi atau upaya mencari bakat yang multitalenta?" gerutu Glen, membuat Alvino tertawa puas.

Tiba-tiba Glen teringat akan Flo yang sendirian di dalam gedung.

Saat Lea pulang, dengan siapa Flo akan pergi?" tanya Glen dengan cemas. Ketiga orang itu menggelengkan kepala mereka.

"Arghh, sial!" umpat Glen kesal dan segera berlari ke dalam gedung untuk mencari Flo.

Ia berlari kesana-kemari dengan rasa cemas karena ia tidak bisa menemukan Flo. Akhirnya Glen melihat Flo sedang asyik mengobrol dengan Kelvin.

"Bandit sialan itu," gerutunya sembari mendekati mereka berdua.

"Yaaa! Tidakkah kau tahu aku mencarimu sejak tadi?" teriak Glen kesal sembari menarik tangan Flo agar sedikit menjauh dari Kelvin.

"Hei Glen, lama tidak bertemu," sapa Kelvin sembari menjulurkan tangannya pada Glen.

"Apa kalian sudah menangkap pria itu?" tanya Flo pada Glen.

Saat Flo melihat darah pada tangan Glen, ia sontak kaget dan kecewa.

"Yaaa, kenapa tanganmu berdarah? Siapa yang melukaimu? Apakah kau sakit?" tanya Flo yang langsung memeriksa tangan Glen dengan cemas.

Merasa sangat cemas melihat reaksi Flo, hati Glen berdebar begitu cepat.

"Ah tidak apa-apa, ini hanya luka kecil," bohongnya sembari menarik tangannya dari tangan Flo, takut Flo melihat tangannya gemetar karena tegang.

"Nanti giliran temanmu yang terluka, panik enggak karuan! Kau sendiri juga bodoh!" marah Flo pada Glen sembari memukul keras bahu kekarnya. Lalu Flo meletakkan gelasnya dan menarik tangan Glen.

"Kelvin, ada urusan yang harus aku selesaikan. Aku harus pulang lebih dulu," ujarnya pamit dan segera meninggalkan tempat.

Glen merasa senang saat Flo mengajaknya pulang, tanpa dipaksa. Ia menoleh ke belakang dan tersenyum licik pada Kelvin, "Ck, kenapa dia jadi saingan saya?" pikirnya.

Namun, di sisi lain, tidak ada yang tahu jika di balik mobil Jeep, Oliv berdiri sambil melihat kejadian dimana El hendak membunuh seseorang, dan Lea memergokinya. "Kenapa kau begitu bodoh sekali? Tidakkah kau mengerti ucapanku?" gumam Oliv yang pergi dari basement parkiran begitu saja.

Di dalam gedung, ada Tera yang beberapa kali mengumpat karena ia gagal dalam mencelakai Lea. Ia memutuskan untuk pulang karena semua rencana yang ia buat menjadi gagal.

"Kali ini kau masih bisa lolos karena adanya mati lampu. Namun, sekalipun kau adalah kekasih dari El Zibrano, aku akan tetap mengejar matimu sampai aku bisa mendapatkannya, bahkan jika harus bertaruh nyawa," gumamnya yakin dan mantap.

ASI untuk Bayi MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang