Part 115

16.2K 329 13
                                    

•••
Malam harinya, di kedai kecil dekat mansion, ada El dan teman- temannya yang tengah pesta alkohol.

Tadinya mereka hanya menemani El, siapa sangka mereka ikut tertarik dan kalut dengan kegalauan El yang didiamkan Lea perihal Daniela kemarin.

Pemilik kedai sudah sangat was- was melihat mereka sudah menghabiskan beberapa botol alkohol.

"Mereka sudah duduk lama di sana dan mejanya hampir penuh dengan botol alkohol, tidakkah mereka sudah sangat mabuk saat ini, bagaimana jika mereka tidak membayar?"

Salah satu karyawan tampak cemas kala melihat banyaknya botol alkohol yang sudah mereka habiskan.

"Tenang saja, mereka sering datang kemari dulunya, entah sudah lama mereka tidak pernah kembali lagi kemari. Aku senang bisa melihat mereka kembali. Aku kenal salah satu pemimpinnya."

Pemilik kedai itu tersenyum sembari mengamati El yang sudah sangat mabuk namun terus mengangkat gelasnya.

"Aku akan menghampiri mereka."

Pemilik kedai itu melepas celemeknya dan menghampiri meja El dan teman- temannya.

Pemilik kedai itu melepas celemeknya dan menghampiri meja El dan teman- temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemilik kedai itu berdiri di dekat meja El dan mengamati mereka.

"Ayo akhiri pestanya, hari sudah larut. Aku akan mengantar kalian."

Semua menoleh menatap pemilik kedai dengan badan yang sedikit gempal dan perut yang buncit tersebut.

"Kenapa temboknya sangat dekat sekali? Bukankah tadi temboknya di luar?" Ziko mengusap- usap perut buncit pemilik kedai tersebut.

Pemilik kedai itu hanya tersenyum dan ikut duduk bersama mereka, "Saya bukan tembok, ayo saya antar pulang kalian semua."

El langsung beranjak dari kursinya, lalu duduk di samping pemilik kedai dan bergelayut di lengan besarnya, "Ini papaku, tubuhnya sedikit mengembang karena mamaku setiap masak selalu mencampurkan sedikit baking soda di dalamnya."

Sontak mereka semua tertawa membuat pemilik kedai itu hanya bisa membasahi bibir bawahnya.

"Aku harus tetap waras dan sadar. Agar bisa mengantar mereka pulang."

Pemilik kedai itu lalu menatap El yang bergelayut manja di lengannya.

"Tuan sudah lama tidak kemari, senang rasanya bisa melihat anda lagi. Kenapa anda jarang mampir sekarang? Apa anda sudah menikah?" El yang mendengar hal itu sontak langsung melepaskan gelayutan tangannya pada pemilik kedai.

El mengerucutkan bibirnya hendak menangis, "Apa anda tahu, wanita yang saya cintai menikah dengan pria lain."

Pemilik kedai itu langsung menepuk- nepuk pelan punggung kekar El.

"Kisah cintanya sangat rumit. Ia selalu ditimpa kesialan." bisik ZIko pada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu menatap iba pada El.

ASI untuk Bayi MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang