Part 14

39K 1.1K 2
                                    

Kediaman Alemannus

El dan Lea telah sampai di rumah Alemannus.

Terlihat Lea tampak tenang dan begitu santai membuat El heran dengannya.

"Tidak perlu gugup, kau calon istriku. Jadi tak akan ada yang bisa mengganggumu sekalipun mamaku," ucapnya pada Lea.

"Calon istri pura-pura," tekannya pada El untuk mempertegas hubungan mereka di sini.

El hanya tersenyum lalu merengkuh pinggang ramping Lea.

"Bodo amat mau pura-pura atau beneran. Kau tetap wanitaku," gumamnya sembari mengajak Lea masuk ke dalam rumah besar nan mewah itu.

Sebenarnya Lea sedikit gugup dan tak enak dengan menjadi pasangan pura-pura El, tapi mau bagaimana lagi ia sudah membantu dirinya dengan memberikan perawatan pada papanya.

Jadi ini hanyalah bentuk formalitas Lea sebagai balas budinya.

"Ma," panggil El pada perempuan cantik yang mungkin usianya masih berkisar 50 tahunan itu.

Tesa Alemannus, menoleh kala mendengar suara bariton itu.

"El," sapanya dengan senyum sumringahnya dan langsung menghampiri sang putra.

Keduanya saling berpelukan hingga Tesa menatap Lea.

El yang melihat tatapan itu sontak langsung memperkenalkan Lea.

"Calon istri El," ucapnya yang to the point dalam memperkenalkan Lea.

Tesa seketika membulatkan matanya menatap tak percaya El.

"Apa kamu bilang? Calon istri? Dia?" tanya Tesa sedikit keras seakan tak percaya.

El hanya mengangguk sembari merengkuh pinggang ramping Lea seakan mengambil kesempatan dalam kesempitan meski sebenarnya ia juga ingin membuat Lea tidak merasa terdiskriminasi oleh ucapan mamanya nanti.

Lea yang sedikit takut mendengar kata-kata yang mungkin tidak seharusnya ia dengar kini berusaha tetap tenang tanpa menampilkan wajah cemasnya.

Bugh

"Aww sakit ma," rintih El kala Tesa memukul punggungnya bertubi-tubi.

"Bagaimana bisa kamu melakukan ini pada mama, hah?" marahnya pada El.

"El tidak mau dijodohkan dengan wanita pilihan mama, El sudah punya calonnya sendiri. Dan El hanya akan menikah dengan Lea," tegasnya pada Tesa.

Tesa kembali memukul El.

"Lalu kenapa enggak dari dulu kamu mengajak Lea kemari? Kenapa enggak dari dulu kamu menikahinya? Dasar berandalan, sukanya main-main sama cewek aja. Sini sayang sama tante aja," ucap Tesa sembari meraih tangan Lea.

El yang melihat hal itu seakan tak percaya dan ingin membenturkan kepalanya ke dinding untuk melihat jika ia tidak sedang bermimpi.

"Siapa namamu sayang?" tanya Tesa sembari merapikan rambut Lea.

"Lea Cornelio Tante," jawabnya dengan sopan membuat Tesa tersenyum.

"Bagaimana bisa kamu mau dengan putraku, kamu sangat cantik sekali sayang," gumam Tesa heran membuat Lea menahan senyumnya saat ini.

"Ma!" protes El kala mamanya malah tidak percaya kala Lea mau dengan El.

"Ayo sayang kita duduk di sana," ajak Tesa sembari menggandeng tangan Lea.

El yang melihat hal itu tampak senang dan bungah.

Langkah Tesa terhenti kala terdengar suara mobil.

"Itu pasti Oliv," ucap Tesa yang baru sadar jika tak hanya ada Lea di sana melainkan juga Oliv.

ASI untuk Bayi MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang