Keesokan malamnya, di markas ada Zen dan Ziko yang begitu riweh hanya untuk makan malam bersama dengan Tesa.
Mereka sibuk dengan penampilannya ketika Tesa memberitahu jika keduanya akan ia kenalkan pada putri temannya.
Di sana ada El dan Lea bersama dengan baby Enzo tentunya.
Tak lupa dengan Alvino, Sarvel dan Glen.
"Kenapa kita kesini sih sayang?" rengek El sembari menciumi bahu Lea dengan gemas.
"Bukankah aku sudah bilang tadi, kau di rumah saja, aku akan pergi dengan mama."
El memeluk Lea dari samping sembari mengecupi daun telinganya.
"Yaudah kalau gitu ayo pulang, kan yang diajak makan malam mama mereka berdua, kenapa kita ikut?" Lea berdecak kala mendengar rengekan El.
"Kenapa kau begitu rewel sekali? Putramu saja bahkan diam dengan anteng, kenapa jadi kau yang begitu rewel saat ini." Lea tampak kesal dengan sikap manja El yang mana hal itu mengundang gelak tawa seisi markas.
El memandangi putranya yang begitu anteng di pangkuan Lea.
"Hei son, kau tidak haus atau lapar?" baby Enzo menoleh, asyik menjilati biskuitnya.
"Awas aja nanti malam kau haus, papa tidak akan berbagi ASI nya." Lea berdecak kala mendengar hal itu.
"Bisa diem enggak?" El malah mengerucutkan bibirnya hendak mencium bibir Lea namun secepat kilat Lea menyumpal bibir seksi itu dengan biskuit bekas baby Enzo.
Tesa yang melihat hal itu tak bisa berhenti tersenyum.
Entah kenapa melihat mereka berdua bagai hiburan bagi Tesa.
"Ma ini kok enggak bisa ya," adu Ziko layaknya anak kecil pada Tesa kala ia tak bisa memasang dasi kupu- kupunya.
Tesa langsung membantu Ziko untuk memakainya, sedangkan Zen malah menghampiri Lea.
"Lea bisa bantu pasangkan ini," Lea langsung membantu Zen yang mana hal itu mengundang api cemburu tuan El.
"Kenapa akalmu begitu banyak sekali untuk bisa mendapatkan perhatian istriku? Kau bisa meminta tolong padaku bukan?" Zen menjulurkan lidahnya mengejek El kala Lea memasangkan dasi kupu- kupu itu pada Zen.
El memalingkan muka dengan wajah kesalnya, "Bolehkah aku membunuhnya," gumam El yang mana ia langsung merengkuh erat pinggang ramping Lea tepat di hadapan Zen.
Zen yang melihat hal itu hanya mendesis jijik.
Karena sudah pukul 7 sesuai dengan janjian, akhirnya mereka berangkat untuk pergi ke restoran untuk makan malam sekaligus menemukan mereka berdua dengan putri teman Tesa.
Dan asal kalian tahu, semua ikut hanya untuk melihat Ziko dan Zen makan malam bersama dengan sikembar cantik.
Penasaran bagaimana dengan makan malam mereka, yuk kepoin sama- sama.
***
Restoran HellDi sinilah tempat mereka mengadakan makan malam tersebut.
Ternyata teman Tesa sudah datang lebih dulu bersama dengan kedua putrinya.
Zen dan Ziko yang melihat hal itu seolah terhipnotis dengan kecantikan sikembar, mereka benar- benar sangat cantik.
Sedangkan El dan teman- temannya duduk tak jauh dari meja Tesa hanya untuk melihat sikembar.
Lebih tepatnya melihat Ziko dan Zen.
"Kenalin jeng, ini putriku, Adela dan Adeline." Rosa tampak memperkenalkan putri kembarnya membuat Tesa tersenyum tipis dan bergantian mengenalkan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASI untuk Bayi Mafia
Fiksi RemajaEl Zibrano Alemannus, duda muda beranak satu dengan paras yang begitu rupawan dan mempesona. Menjadi miliarder di usia muda membuat wanita manapun mengantri untuk menjadi ibu susu putranya. Sayang sekali, tuan muda El yang tampan nan bejat bersumpah...