Part 19

35.1K 966 1
                                    

Keesokan paginya, di mansion lain ada El yang sudah bangun sejak pukul 6 tadi.

Ia terbangun kala putra tampannya menangis.

Karena tak ingin Lea bangun alhasil ia bergerak cepat untuk menenangkan putranya.

Namun sepertinya baby Enzo merasa lapar saat ini.

Sejak tadi ia tak berhenti menangis meski El sudah menimangnya.

Lea yang terbangun karena mendengar suara tangisan, dengan bersusah payah ia berusaha membuka kedua matanya yang terasa begitu lengket sekali.

Pemandangan pertama yang ia lihat ialah, El yang tengah membopong baby Enzo di dekat jendela.

"Tenang ya sayang, jangan buat mamamu bangun," ucap El yang berusahas keras untuk menenangkan baby Enzo.

Kedua mata yang tadinya masih lengket seketika langsung terbuka lebar kala mendengar hal itu.

Mama? Tunggu, sejak kapan Lea jadi mamanya?

Argh kenapa Lea malah salah fokus dengan apa yang barusan ia dengar.

Lea yang tertegun dengan pesona El pagi ini, tak sadar kala El tengah menatap lapar dirinya.

"Wah son, sepertinya kamu telah membuat mamamu terbangun," gumam El sembari berjalan ke dekat ranjang.

Lea yang mendengar hal itu sontak langsung tersadar dari lamunannya.

Entah ada apa dengan diri Lea, ia seakan tak menyadari jika marabahaya menghampirinya.

Ia tak kunjung bangun juga dari baringnya dan masih terdiam di atas ranjang.

"Sini ya tidur sama mama," ucap El sembari membaringkan putranya di samping kanan Lea.

Lea yang malah fokus dengan baby Enzo tak menyadari saat El naik ke atas ranjang.

"Yaaa," teriak Lea terkejut kala El memasukkan kepalanya ke dalam kaos oversizenya.

Lea menoleh ke samping di mana baby Enzo tampak asyik mengulum jempol kakinya.

"Jangan melihat ya nak," ucapnya sembari menutupi kedua mata baby Enzo dengan tangan kanannya.

El yang mendengar hal itu hanya terkekeh pelan.

Bugh

"Cepat keluar atau aku akan memenggal kepalamu!" ancam Lea sembari memukuli punggung El.

"Diamlah sayang, aku hanya membantumu untuk pumping," ucapnya sembari meremas benda kenyal Lea dan menciumi belahan yang begitu indah itu.

Lea memejamkan matanya sembari meremas kuat spreinya.

"Yaaa, apa kau tak melihat, ada putramu di sini, cepat keluar!" marahnya pada El sembari menggigit bibir bawahnya.

"Karena itu sayang, aku harus melakukannya di dalam," jawabnya dengan santai sembari memainkan benda kenyal Lea.

Lea meremas kuat spreinya dan sesekali menggigit bantalnya.

"Akhhh hentika ahh kan ehngh," desah dan erang Lea kala benda kenyalnya dipilin dan diremas.

El yang tak ingin menghilangkan kesempatan emas itu kini seakan memuaskan dirinya untuk memainkan benda kenyal Lea di dalam sana.

"Henti akhhh hmphhh yaaa hentikan," ucap Lea dengan kesulitan karena ia juga menahan desahannya.

El yang berada di dalam kaos Lea kini tersenyum lebar sembari memainkan benda kenyal itu dengan jari jemari.

"Panggil namaku sekali dan aku akan berhenti," pintanya yang mana El langsung menghisap kuat-kuat squisy Lea.

"Akhhh hentikan," desah Lea yang mana ia membusungkan dadanya kala merasakan hisapan yang kuat dari mulut El.

ASI untuk Bayi MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang