Markas Klan Wolf
Alvino datang ke markas di pagi buta ini untuk mengambil laptopnya sekaligus untuk membicarakan sesuatu hal yang penting dengan El.
Alvino sedikit bingung kala melihat Glen dan Sarvel tampak termenung di ruang tengah begitu juga dengan Ziko dan Zen.
Ia sontak langsung menghampirinya.
"Ada apa dengan wajahmu? Apa kau sedang terlilit hutang?" ejek Alvino pada Glen.
"Flo kembali ke LA," jawabnya dengan lesu membuat Alvino sedikit membuka kedua matany.
Ia lalu beralih pada Sarvel.
"Lalu kau?" tanyanya pada Sarvel.
"Berlyn kemarin kencan buta," jawabnya yang tak kalah mengejutkannya.
Alvino tampak manggut- manggut lalu menatap Ziko dan Zen.
"Kalian patah hati juga?" tebak Alvino pada mereka berdua.
"Boro- boro patah hati, satu wanita aja enggak punya," jawab Ziko yang berhasil membuat Glen dan Sarvel tersenyum tipis.
"Kau sudah hampir seminggu tinggal di markas, apa kau sudah kaya hingga tak kembali ke mansion El dan bekerja dengannya?" tanya Alvino sembari menghempaskan tubuhnya di sofa
Ziko yang mendengar ucapan sarkas Alvino sontak ingin sekali memukul kepalanya saat ini.
"Tidak bekerja? Kau kira semua urusan kantornya selesai sendiri? Setiap pagi aku selalu datang ke kantor dan selalu di keroyok dengan banyak proposal dan kontrak kerja, hanya saja aku bukanlah tipe orang yang ria dan menunjukkan kinerjaku, aku adalah tipe orang yang selalu membuktikan semuanya dengan tindakan, bukan hanya dengan ucapan," ucapnya dengan begitu sombong sekali.
Sontak Alvino dan Zen langsung memberikan tepuk tangan pada Ziko.
"Kau seharusnya mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari El," Ziko tampak manggut- manggut setuju dengan usulan Alvino.
"Seperti tembakan di kepala atau di dada mungkin," lanjutnya membuat mereka semua sontak langsung tertawa.
Ziko yang tadinya tersenyum lebar dan hampir terbang ke angkasa, sontak langsung terjatuh di kerasnya tanah.
"Sepertinya aku lupa jika kalian sekutunya, aku akan mencari sekutu dari alam baka saja," gumamnya yang mana tak ada satupun dari mereka mendukungnya.
"Alam baka lagiiiiii," geram Alvino sembari mengetatkan rahangnya dengan kesal.
"Yaaaa, kalian sedang galau kan?" tanya Ziko pada Glen dan Sarvel.
Keduanya hanya diam dan menatap Ziko dengan datar dan penuh dengan dendam.
"Bagaimana jika kalian bakar saja perusahaan teman kalian sebagai bentuk pelampiasan? Dengan begitu kita bisa alih profesi di alam baka dengan bebas, bagaimana?" guraunya untuk menghibur keduanya.
"Untuk apa membakar perusahaan El sebagai pelampiasan jika bisa membakarmu," jawab Sarvel dengan sarkas membuat Ziko berdecak.
Hingga ia mengingat sesuatu yang sangat mengagumkan.
"Yaaa, aku tahu kita harus kemana," soraknya dengan bersemangat yang mana hal itu sangat mengejutkan Alvino.
"Kuyakin kalian tidak akan menyesal pergi ke sana, bagaimana kalian mau ikut denganku?" tanya Ziko yang menawari mereka semua untuk diajak ke suatu tempat.
Semua saling menatap satu sama lain seakan berbicara lewat tatapan.
................
Vihara Suci
KAMU SEDANG MEMBACA
ASI untuk Bayi Mafia
Fiksi RemajaEl Zibrano Alemannus, duda muda beranak satu dengan paras yang begitu rupawan dan mempesona. Menjadi miliarder di usia muda membuat wanita manapun mengantri untuk menjadi ibu susu putranya. Sayang sekali, tuan muda El yang tampan nan bejat bersumpah...