Markas Klan Wolf
Kini tengah mengadakan pesta dengan acara baberque bersama di belakang markas.
Terlihat mereka begitu menikmati sekali pestanya meski El dan lainnya tidak ikut.
Namun di tengah mereka yang asyik berpesta, ada Alvino yang selalu tertekan setiap waktu dan di manapun.
Bagaimana tidak tertekan jika mereka semua bertingkah seperti anak kecil disaat mabuk dan Alvino kini berperan seperti ayah yang tengah menjaga anak- anaknya.
"Astaga, siapa yang mengusulkan pesta gila seperti ini, rasanya aku hampir gila meski hanya duduk di sini," gumam Alvino sembari menenggak kembali alkohol yang ia minum langsung dari botolnya.
"Yaaa, lemparkan dagingnya," teriak Ziko sembari sempoyongan memegangi kipas dari bambu tersebut.
"Oke, toser bersiaplah," teriak pengawal itu sembari bersiap melempar daging yang ia pegang.
Wing
Bugh
Daging merah dengan harga yang hampir setara dengan kulkas itu mendadak menjadi permainan untuk mereka.
"Server bersiap," teriak Ziko yang malah melemparkan kipasnya dan membuang daging merah yang baru saja ia tangkap.
Alvino yang hanya berperan sebagai penonton sudah benar- benar tertekan dengan tingkah mereka, apalagi gabung, sudah pasti Alvino akan gila seperti mereka.
"Alvino cepat tangkap," teriak Zen yang mana hal itu membuyarkan lamunan Alvino.
Dengan reflek Alvino mendongakkan kepalanya dan menunggu sesuatu yang datang.
Tapi tak ada apapun yang datang membuat Alvino memicingkan matanya.
"Kalian mengerjaiku?" tekannya yang marah pada mereka.
Dengan kompak mereka menggelengkan kepalanya bersamaan dengan sepatu Zen yang mendarat sempurna pada kepala Alvino.
PUK.
"YAAAA!" teriak Alvino begitu keras membuat mereka langsung berlarian kocar- kacir.
Alvino lalu membuang sepatu itu ke sembarang arah dan hendak pergi.
"Alvino celanamu sobek," teriak Ziko membuat Alvino reflek berbalik sembari menutupi celana belakangnya.
Namun ia malah mendapatkan tawa keras dari mereka semua.
"Lihat dia, dia sangat bodoh sekali," olok Ziko sembari sempoyongan dan bergandengan tangan dengan Zen.
Alvino yang baru sadar jika dirinya dikerjai saat ini, mengetatkan rahangnya dan berpikir keras untuk membalas perbuatan mereka.
Hingga Alvino mendapatkan ide cemerlang untuk membalas mereka.
Ia masuk ke dalam markas dan mencari petasan yang kemarin El beli.
Dengan segala dendam kesumat dalam dirinya, Alvino menyalakan petasan tersebut dan mengarahkannya ke belakang markas tepat di mana mereka tengah berpesta.
CIT
DAR
"HOREEEEE," sorak mereka dengan begitu senang membuat Alvino membuka mulutnya tak percaya dengan reaksi mereka semua.
Ziko Zen serta pengawal lainnya terlihat begitu bahagia dan menari bersama saat Alvino nyalakan petasannya.
"Arghh dasar bangsat," umpatnya sembari melemparkan petasannya ke sembarang arah.
Alvino lalu memutuskan untuk pulang dibanding pesta bersama dengan mereka.
DUARRR
Alvino terjengkit kaget saat mendengar letusan tersebut.
Dengan cepat ia kembali ke belakang markas untuk melihatnya.
"ALVINO BANGSAT," teriak Ziko dan Zen yang sudah hitam saat ini.
Sontak tawa keras dari Alvino terdengar menggelegar di belakang markas.
"Syukurin emang enak, salah siapa jahil sama gue," oloknya lalu melenggang pergi begitu saja.
Alvino terlihat begitu puas sekali setelah membalas perbuatan mereka.
Yah meski sedikit kasihan tapi Alvino sangat puas.
Alvino lalu melajukan mobilnya untuk pulang ke mansionnya
Daripada ia gila mending pulang ke mansion dan istirahat, itu adalah pilihan yang sangat baik.
Sepanjang perjalanan Alvino bersenandung ria di mana ia sangat girang setelah membalas perbuatan Ziko dan Zen.
Alvino sedikit mengeraskan volume musiknya tanpa memperhatikan arah depan.
BRAK
CIT
KAMU SEDANG MEMBACA
ASI untuk Bayi Mafia
Fiksi RemajaEl Zibrano Alemannus, duda muda beranak satu dengan paras yang begitu rupawan dan mempesona. Menjadi miliarder di usia muda membuat wanita manapun mengantri untuk menjadi ibu susu putranya. Sayang sekali, tuan muda El yang tampan nan bejat bersumpah...