•••
Basement parkiran Perusahaan CornelioAda Tera yang kini tengah duduk di kursi besi di mana bibirnya terus tersenyum lebar kala melihat anak buahnya bisa membawa Lea ke hadapannya.
Nancy yang melihat hal itu kini merasa bersalah.
Tapi mau bagaimana lagi, ia tak punya pilihan selain itu.
"Cepat buka," perintah Tera pada anak buahnya.
Mereka sontak langsung membuka tudung hitam itu.
Zonk.
Tera membulatkan matanya tak percaya kala melihat siapa yang mereka bawa.
"Yaaa, siapa yang kalian bawa!" teriaknya begitu keras hingga menggema di basement parkiran.
Semua sontak langsung melihat wajah perempuan tak dikenal tersebut.
Dan saling menyalahkan satu sama lain.
Brum brum
Semua kepala menoleh kala mendengar suara motor.
Tera sedikit terkejut kala melihat siapa yang datang.
Lea Cornelio.
Nancy yang melihat hal itu kini bisa tersenyum lega.
Terlihat Lea turun dari motor Mogenya dengan begitu kerennya di mana hal itu membuat Tera tak berkedip.

Lea menyugar rambutnya ke belakang dan tersenyum ke arah Tera.
Lalu tatapannya beralih pada Nancy yang terduduk di lantai.
"Kau tak apa-apa?" Nancy mengangguk dengan mata yang berkaca-kaca.
Lea kembali menatap Tera.
"Lain kali jika ingin menangkapku langsung aja ke rumah, enggak perlu culik temanku," ujarnya memberitahu Tera.
Tera terlihat menahan emosinya di mana kedua tangannya terlihat mengepal kuat.
Namun detik kemudian ia tersenyum tipis.
"Bagus, karena kau sudah di sini mari hadapi anak buahku," ucapnya yang menantang Lea.
Sontak beberapa pengawal langsung menyerang Lea.
Nancy tak lagi terkejut atau khawatir dengan hal itu, ia sudah tahu bagaimana kemampuan Lea dalam bertarung.
Ia banyak memenangkan medali dan penghargaan jika menyangkut soal bela diri.
Dan jiwa bertarung itu seakan sudah mendarah daging sejak Lea SMA.
Namun sepertinya Tera tidak mengetahui hal itu.
Hingga ia meremehkan kemampuan Lea yang tak pernah menunjukkan siapa dia sebenarnya.
Tak butuh waktu lama untuk Lea menghabisi mereka membuat Tera yang melihat hal itu kini tak bisa berucap apapun.
"Bagaimana, kamu ini one by one?" tawari Lea pada Tera.
Tera tersenyum miring kala mendengar tawaran tersebut.
"Kau meremehkanku?" Lea menggelengkan kepalanya sembari tersenyum tipis.
Tera langsung maju untuk melawan Lea dengan emosi yang begitu menggebu.
Sudah beberapa kali Tera terdorong ke belakang namun ia terus menyerang Lea dengan emosinya yang tak tertahankan.
BRUGH
Tera terjerembab di lantai membuat Lea menghentikan perlawanannya.
Lea menghembuskan napas panjang sembari menyugar rambutnya ke belakang.
"Sudahlah, apa kau tidak lelah terus mengangguku? Kau sudah mendapatkan segalanya yang kau mau, apalagi yang kau inginkan?" tanya Lea heran dengan sikap Tera.
"Aku ingin kau mati!" tegasnya dengan keras membuat Lea menghela napas berat.
"Disabarin enggak tahu diri, giliran diimbangin bilangnya nyakitin. Lawak banget sih kamu," ucap Lea yang sudah jengah dengan sikap Tera.
Tera yang mendengar ejekan itu kini melayangkan tatapan tajamnya pada Lea.
"Kau pikir karena kau menang hari ini aku akan berhenti mengganggumu?" Tera tersenyum sumbang.
"Tidak, aku akan terus mengganggumu sampai kau mati di tanganku. Dan kupastikan aku bisa menghabisimu sekaligus papamu," tegasnya pada Lea yang mana ia bergegas beranjak dari lantai.
"Arghhh," teriak Tera keras kala Lea menginjak kakinya dengan sepatu bootsnya.
Kedua mata Lea tampak berkaca-kaca sembari menatap Tera.
"Kau sangat ahli dalam mencaci maki tapi bodoh dalam segi introspeksi diri. Jangan pernah memiliki niatan atau berpikir untuk menyakiti papaku, aku tak akan segan untuk menghancurkan keluargamu tak peduli dengan hubungan darah ini. Kau camkan itu baik-baik," tegasnya lalu melenggang pergi menghampiri Nancy.
Tera meringis kesakitan sembari memegangi kakinya.
Lea lalu pergi dengan Nancy yang ia bonceng dengan motornya.
"Kita lihat saja nanti. Keluarga siapa yang akan mati lebih dulu," gumamnya dengan penuh penekanan sembari berusaha untuk berdiri karena merasakan sakit pada punggung kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASI untuk Bayi Mafia
Roman pour AdolescentsEl Zibrano Alemannus, duda muda beranak satu dengan paras yang begitu rupawan dan mempesona. Menjadi miliarder di usia muda membuat wanita manapun mengantri untuk menjadi ibu susu putranya. Sayang sekali, tuan muda El yang tampan nan bejat bersumpah...