FLASHBACK ON
Di markas Klan Wolf
Semua personil terlihat lengkap saat ini.
Hanya tertinggal Zen.
"Menurutmu kemana Lea pergi?" tanya Glen tiba- tiba.
"Entah, mikirin caranya untuk sampai ke alam baka udah mau pecah nih kepala, apalagi mikirin hal itu," jawab Ziko sembari mencorat- coret tabletnya.
Alvino yang mendengar kata keramat yang mampu membuat kepalanya hampir meledak hanya karena mendengarnya saja sontak langsung pindah duduk di ujung.
"Kini menyelamatkan tekanan batinku lebih penting daripada apapun," gumamnya lirih sembari mengalihkan tatapannya ke arah lain.
"Enggak tega banget rasanya lihat tuh anak galau gitu cuma karena ditinggal Lea," ledek Sarvel yang diangguki oleh Glen.
"Padahal dulu ditinggal Fera enggak separah itu," timpali Alvino.
"Namanya juga udah lama duda terus tiba- tiba dapet cewek selangka dan semenarik Lea, gimana enggak tergila- gila," sahut Ziko membuat mereka bertiga sontak langsung menatap Ziko dengan serempak.
"Kurasa lama- lama kau semakin berani dengan El, apa kau sudah cukup kaya dan memiliki nyawa 9 hingga berbicara seberani itu?" tanya Sarvel yang sedikit kesal pada Ziko.
Ziko membuang napasnya gusar dan meletakkan tabletnya di samping kanannya.
"Apa kalian tak ingin cepat pergi ke alam baka? Inilah cara satu- satunya untuk bisa cepat sampai ke sana, " ujarnya pada mereka semua.
Alvino yang geram dengan mulut Ziko yang terus menyebut alam baka sontak beranjak dari sofa dengan bantal sofa di tangannya.
"Kau ingin cepat pergi ke alam baka kan? Sini kubantu kau untuk cepat sampai ke sana," ucapnya sembari membungkam mulut Ziko menggunakan bantal sofa.
Glen dan Sarvel yang melihat hal itu hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan.
"Permisi," serempak mereka semua langsung menoleh kala mendengar suara yang begitu menyejukkan hati tersebut.

Semua langsung membuka mulutnya kala melihat Lea.
"LEA!" teriak mereka dengan serempak.
Lea membuka maskernya dan langsung menghampiri mereka.
Tatapan Lea menelisik mereka berempat, seakan sedang mencari seseorang.
"Di mana El?" tanya Lea pada mereka semua.
Sontak mereka berempat langsung berbaris sejajar di depan Lea.
"Ia sedang galau setelah kamu pergi," beritahu Sarvel.
"Kurasa ia sedang mengurung diri saat ini," timpali Alvino.
"Apa kamu baik- baik saja? Ia sangat mencemaskanmu hingga beberapa hari terakhir ini Oclas sering datang ke mansion untuk memeriksa keadaannya, begitu juga dengan baby Enzo," beritahu Ziko pada Lea tentang keadaan El belakangan ini.
"Aa kau tahu, aku sangat merindukanmu," ujar Glen yang berbeda sendiri dari yang lainnya.
Bugh
Pukulan serempak dari mereka bertiga pada punggung Glen.
"Awww, apa kalian berniat untuk membunuhku?" ringis Glen yang merasa sakit pada punggungnya.
"Kau suda punya Flo, jangan serakah saat ada wanita cantik di depanmu, aku akan mengadukanmu pada Flo setelah ini," ancam Sarvel pada Glen.
Lea yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum.
"Ngomong- ngomong dari mana saja kamu Lea? El begitu mencemaskanmu dan hampir masuk rumah sakit jiwa karena sering berbicara dengan fotomu," gurau Glen pada Lea.
Lea lagi- lagi hanya tersenyum membuat mereka bertiga yang melihatnya merasa tak mampu dan ingin sekali pingsan saat ini.
"Ceritanya panjang, akan kuberitahu nanti setelah aku menyelesaikan masalah ini dan menolong Zen," jawabnya membuat mereka saling menatap satu sama lain dan terlihat bingung.
"Memang kenapa dengan Zen?" tanya Ziko penasaran mewakili mereka bertiga.
Lea lalu memberitahu mereka tentang misi yang Zen lakukan.
FLASHBACK OFF
•••
"Kau yakin sudah menang?" tanya Lea sembari bersandar di pintu.
Alvino dan yang lainnya yang melihat betapa kerennya Lea saat ini, benar- benar terpana dan terpesona dengan damage Lea.
Tera terlihat begitu terkejut saat ini kala melihat kedatangan Lea.
"Kau?" tekannya sembari memicingkan matanya tajam dan sinis.
Lea menatap mereka berempat yang berdiri di belakangnya dengan senyuman.
Alvino dan yang lainnya yang melihat senyuman itu ikut tersenyum dan paham dengan kode tersebut.
Sontak mereka langsung menghampiri Tera.
"Jangan bergerak!" intruksi Tera sembari menodongkan pistol miliknya.
Mereka berempat sonta langsung diam di tempatnya membuat Tera tersenyum miring.
"Kau lihat apa yang kupegang? Ini flashdisk kalian bukan? Mundur secara perlahan jika kalian tak ingin kehilangan barang ini," titahnya pada mereka berempat.
Glen dan Sarvel sontak langsung tertawa kala mendapatkan ancaman tersebut.
"Siapa yang peduli dengan flashdisk itu, kita bisa mendapatkan film dewasa itu dari internet nantinya, kau pikir apa istimewanya flashdisk itu?" tanya Sarvel yang tak bisa menahan senyumnya saat ini kala Zen mengambil koleksi flashdisk miliknya yang mana isinya hanyalah kumpulan film dewasa.
Tera memicingkan matanya tak percaya.
"Kau pikir aku percaya? Tidak. Lihat hal ini, aku akan menghancurkannya," ucap Tera sembari menginjak- injak flashdisk merah tersebut.
Mereka berempat hanya menatap datar apa yang Tera lakukan.
Tera terlihat begitu kesal saat ia merasa paling bodoh saat ini.
Alvino yang geram dengan drama ini sontak langsung menembakkan revolvernya secara tiba- tiba.
DOR
"BANGSAT!" umpat mereka bertiga yang terkejut.
Tera yang terkejut secara reflek menutup telinganya
"Jatuhkan pistolmu sebelum kulubangi kepalamu!" ancam Alvino yang mana kini ia sudah menempelkan revolvernya pada kening Tera.
Tera yang telah kalah telak hanya bisa pasrah dan menjatuhkan pistolnya.
Lea sontak langsung menghampiri Tera yng tengah diborgol oleh Alvino.
"Seharusnya kau merogoh saku celananya yang sebelah sini," ujar Lea sembari merogoh sesuatu dari saku celana Zen sebelah kanan.
Rekaman suara.
Tera tampak membulatkan kedua matanya.
"Dan kamu juga harus memeriksa ponselnya," beritahunya sekali lagi pada Tera sembari menunjukkan rekaman Tera kala berada di gudang tadi di mana ia sedang menghukum pria buncit itu, lebih tepatnya membunuhnya.
Tera yang melihat hal itu benar- benar dibuat tertegun dan tak bisa berkata apapun.
Alvino dan lainnya yang melihat rencana Lea begitu sempurna dengan spontan bertepuk tangan untuk memberinya apresiasi.
"Kenalin, wanita kita nih bos," ucap mereka berempat dengan serempak dan kompak untuk mengejek Tera.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASI untuk Bayi Mafia
Novela JuvenilEl Zibrano Alemannus, duda muda beranak satu dengan paras yang begitu rupawan dan mempesona. Menjadi miliarder di usia muda membuat wanita manapun mengantri untuk menjadi ibu susu putranya. Sayang sekali, tuan muda El yang tampan nan bejat bersumpah...