Kini El telah sampai di markasnya.
Aura El benar benar membuat siapapun yang melihatnya takut untuk mendekat.
Terutama Ziko yang sejak tadi duduk di kursi samping kemudi.
Brak
El turun dari mobilnya dan masuk ke dalam markas.
"Wiuhhh," hela napas Ziko kala El sudah keluar dari dalam mobil.
"Duduk beberapa menit di sampingnya berasa kehabisan oksigen, atmosfer di dalam mobil tiba- tiba saya menguap keluar saking tertekannya semobil dengan El," gumamnya sembari mengusap dadanya.
Ziko menunduk menatap baby Enzo yang kini masih belum juga tidur.
"Apa kamu juga tertekn nak, sejak tadi?" tanyanya pada baby Enzo.
Ziko mengusap lembut kening baby Enzo.
"Cepatlah besar, biar bisa jadi teman paman, jadi nanti kalau tertekan kita bisa sama- sama, enggak sendirian," ujarnya pada baby Enzo.
"ZIKO!" teriak El dari dalam markas membuat Ziko terjengkit kaget.
"Bagaimana bisa kamu memiliki bapak seperti itu. Dia yang lagi patah hati kita yang tertekan," dumelnya sembari turun dari mobil dan segera masuk ke dalam markas sebelum El menyeretnya.
"Iya tuan El, ada yang bisa saya bantu?" tanya Ziko sembari menatap satu persatu teman-teman El yang tampak serius dan diam.
El merogoh ponselnya dari dalam saku lalu mencari kontak Zen.
"Temukan pria ini dan bawa ke hadapanku!" perintahnya sembari melemparkan ponsel Lea ke atas meja.
Sarvel langsung mengambil ponsel Lea untuk melihat pria yang El maksud.
"Zen? Siapa pria ini?" gumam Ziko bertanya membuat mereka bertiga menatapnya dengan horor.
"Aku hanya bertanya, apa itu salah?" tanyanya dengan lirih.
"Bungkam mulutnya!" perintah Alvino yang diangguki oleh Glen.
"Cari dia sampai ketemu dan bawa ia ke hadapanku!" perintahnya dengan tegas lalu beranjak dari sofa dan pergi ke dalam ruang latihan.
Sarvel langsung meraih laptop di atas meja untuk melakukan tugasnya.
"Ada apa dengannya? Apa ia sedang bertengkar dengan Lea?" Ziko yang masih dibungkam mulutnya oleh Glen hanya bisa mengangguk.
"Bagus! Itu artinya kesempatan kita untuk bisa mendapatkan Lea begitu besar," seru Alvino dengan begitu antusiasnya yang mana Sarvel dan Glen langsung mengangguk mantap.
BRUGH
Keempatnya langsung terjengkit kaget secara bersamaan kala mendengar suara tersebut.
"Apa ia merobohkan gedung belakang?" tanya Glen pada Sarvel dan Alvino.
"Kurasa dia mendengar ucapan kita," tebak Alvino yang diangguki oleh Glen.
"Ketemu," sorak Sarvel kala ia bisa dengan mudah mencari seseorang dengan kemampuannya sebagai hacker.
Mereka bertiga langsung merapat pada Sarvel untuk melihat pria yang El cari.
"Apa ia sungguh seorang pria?" tanya Ziko yang mana Glen telah melepaskan bungkaman mulutnya.
"Kenapa ia terlihat seperti memiliki dua kepribadian," ujar Sarvel heran.
"Lebih tepatnya ia bisa dilihat dengan dua jarak pandang," timpali Alvino bingung.
"Bisa tampan bisa seksi," sahut Ziko membuat mereka bertiga langsung menatap Ziko secara bersamaan.
"Maksudku ia bisa terlihat seperti perempuan dan laki-laki secara bersamaan, seperti pria setengah wanita, apa kata lain dari itu?" tanya Ziko pada mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
ASI untuk Bayi Mafia
Ficção AdolescenteEl Zibrano Alemannus, duda muda beranak satu dengan paras yang begitu rupawan dan mempesona. Menjadi miliarder di usia muda membuat wanita manapun mengantri untuk menjadi ibu susu putranya. Sayang sekali, tuan muda El yang tampan nan bejat bersumpah...