Dan Kini Sarvel sudah sampai di kantornya.
Dengan langkah yang lebar dan cepat, ia menaiki lift untuk bisa sampai ke ruangannya paling atas.
Ting
Pintu lift terbuka, dengan cepat Sarvel langsung menuju ke ruangan Berlyn.
BRAK
Berlyn yang tengah diskusi dengan para departemen terkejut bukan main saat pintu terbuka secara tiba- tiba.
Dengan cepat Berlyn langsung beranjak dari sofa untuk menghampiri Sarvel.
Brugh
"Tuan..," ucapan Berlyn terpotong saat Sarvel langsung memeluknya.
Dengan kompak para departemen itu langsung keluar dari ruangan Berlyn dan hanya menyisakan mereka berdua.
Berlyn yang mendapatkan pelukan tiba- tiba itu sontak terdiam dan juga terkejut.
Sarvel menguraikan pelukannya dan menangkup wajah Berlyn.
"Kau tak apa- apa?" dengan polos dan bingung Berlyn hanya menggelengkan kepalanya.
Sarvel kembali memeluk Berlyn dan menciumi puncak kepalanya.
Berlyn hanya bisa diam tanpa berniat membalas pelukan Sarvel.
Sarvel lalu menguraikan pelukannya dan menuntun Berlyn untuk duduk di sofa.
"Kau sedang sakit?" gurau Berlyn kala sikap Sarvel sedikit aneh padanya.
"Boleh pinjam ponselmu?" tanya Sarvel membuat Berlyn menaikkan sebelah alisnya.
"Untuk?" tanya Berlyn yang mana hal itu membuat Sarvel sedikit kesulitan untuk menjelaskannya.
Sarvel membuang napas kasar lalu detik kemudian ia meraih tangan Berlyn untuk memberitahunya pelan- pelan.
"Aku harus melindungimu dari para musuhku," jawabnya membuat Berlyn tak paham dengan maksud Sarvel.
"Aku tidak ada hubungannya denganmu, mereka tak akan bisa menyakitiku," jawabnya sembari menarik tangannya dari genggaman Sarvel.
Sarvel lagi- lagi menghela napas gusar kala Berlyn tak juga paham dengan maksud ucapannya.
"Hanya sebentar, ini tak akan lama," pinta Sarvel sekali lagi dengan peuh ketulusan.
Berlyn langsung beranjak dari sofa dan menatap Sarvel dengan datar.
"Terakhir kali kau mengambil ponselku tanpa izin, kali ini aku tak akan memberikannya padamu sekalipun kau meminjamnya," ketusnya yang mana ia langsung berlalu begitu saja.
Sarvel mengumpat kasar kala Berlyn tak juga mendengarkan ucapannya.
•••
Malam harinya pukul 7 Berlyn bersiap untuk pulang.Ceklek
Berlyn menoleh dan tampak Sarvel berdiri di ambang pintu.
"Ayo kuantar pulang," ajaknya pada Berlyn.
Berlyn menyambar tasnya dan berjalan menghampiri Sarvel.
"Maaf, tapi saya akan pulang dengan suami saya. Permisi," ucapnya yang mana Sarvel kini menghalangi jalannya.
Sarvel menghela napas dan sedikit melonggarkan dasinya.
"Persetan dengan suami bohonganmu itu, ini sangat penting, tolong dengarkan aku sekali ini saja, pulanglah denganku agar aku bisa memastikan jika kamu pulang dengan aman dan selamat," jelasnya pada Berlyn yang mana Sarvel membongkar drama Berlyn tentang mempunyai suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASI untuk Bayi Mafia
Teen FictionEl Zibrano Alemannus, duda muda beranak satu dengan paras yang begitu rupawan dan mempesona. Menjadi miliarder di usia muda membuat wanita manapun mengantri untuk menjadi ibu susu putranya. Sayang sekali, tuan muda El yang tampan nan bejat bersumpah...