Part 79

13.7K 300 2
                                    

Malam harinya, Nico sudah berdiri di depan gedung agensi Oliv.

Ya, ia memang berbohong perihal kdatangannya besok pada Lea.

Faktanya Nico merasa tak sanggup jika ahrus menunggu esok.

Karena itu ia datang hari ini secara mendadak.

Di mana jarak Washington ke Paris yang hanya ditempuh 2,5 jam demi Oliv karena hari ini tidak ada penerbangan Washington Paris, Nico sengaja transit untuk bisa sampai sini malam ini.

Dan yah seperti yang kita lihat, dengan perjalanan hampir 10 jam, Nico telah sampai di sini.

Ia terlihat tidak sabar untuk menunggu hari esok hingga perjalanan jauh pun ia tempuh.

Sekarang sudah hampir pukul 10 malam, Nico berharap Oliv belum tidur dan ada di dalam.

Setelah mendengar laporan anak buahnya tentang Oliv yang selalu dijadikan sasaran empuk oleh El, membuat diri Nico membuncah dan bergejolak di mana ia sangat ingin sekali melindunginya dari siapapun yang menyakitinya.

Nico langsung masuk ke dalam dengan segala persiapan yang sudah ia siapkan dari rumah tadi hingga ia bisa masuk dengan begit lancar ke dalam gedung agensi tanpa kendala apapun.

Kini Nico sudah sampai di lantai paling atas tempat para model dan aktris berada.

Tinggal mencari di mana ruangan Oliv.

Untungnya di setiap pintu ada papan nama dari penghuni apartemen tersebut.

Jadi memudahkan Nico untuk menemukan apartemen Oliv.

Oliv Force.

Nico yang melihat papan tersebut segera mendekati pintu apartemen Oliv dan menatap belnya.

Tanpa ragu Nico menekan belnya.

Untuk kelima kalinya Nico menekan belnya, baru pintu apartemen Oliv terbuka.

"Siapa sih malem- malem gini ganggu orang tidur aja," marah Oliv dengan muka bantalnya membuat Nico tersenyum melihatnya.

"Hei," sapa Nico membuat Oliv langsung terdiam.

Nico menoleh kala pintu lift terbuka.

Dengan cepat Nico mendorong pelan Oliv untuk masuk ke dalam.

Oliv langsung tersadar kala Nico berada di dalam apartemennya.

"Apa yang kmau lakukan di apartemenku?" tanya dengan sedikit terkejut juga tak percaya saat Nico berada di sini.

Nico berdeham sekilas lalu memberikan paper bag yang sedari tadi ia tenteng.

"Ada coklat kesukaanmu," beritahunya pada Oliv.

Oliv menatap paper bag tersebut, coklat royce memang adalah coklat kesukaan Oliv, namun kenangan dengan coklat royce sedikit membuat hati Oliv sakit.

"Terima kasih, sekarang pulanglah," usirnya setelah menerima paper bag tersebut.

Nico langsung memeluk Oliv dari belakang kala ia hendak meninggalkannya.

Oliv terdiam sesaat di mana ia terkejut dengan apa yang saat ini Nico lakukan.

"Sudah lama aku mengalah dari Alvaro, sudah lama aku menunggumu, dan saat ini aku tak mau lagi untuk menunda dan menunggu kesekian kalinya, aku ingin bersamamu, berikanlah aku kesempatan di hatimu, meski ruangnya kecil setidaknya aku pernah berada di dalam sana, aku tak akan mencoba menyingkirkan Alvaro dari hatimu, percayalah," ucapnya dengan pelan sembari memeluk erat Oliv.

Oliv menggigit bibir bawahnya, ia tak bisa berkata apapun lagi saat ini.

Nico semakin mendekap erat Oliv dan mengecupi pelipis Oliv.

"Aku mencintaimu Liv," bisiknya lirih di daun telinga Oliv.

Oliv hanya diam sembari menggenggam erat paper bag yang ia pegang.

Oliv memejamkan matanya kala Nico mencium begitu lama pelipisnya dan beralih memeluk lehernya.

"Kuharap setelah ini kau tak lagi menemuiku," ucap Oliv yang mana perkataan itu bagai tombak untuk Nico.





Jangan lupa ya untuk mampir di cerita kedua saya.


Dijamin enggak kalah serunya dari kisah El dan Lea.
Yuk buruan kepoin.
Ada gifnya juga🤫

ASI untuk Bayi MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang