Kini El dan Lea telah tiba di mansion.
Di mana tadi El sedikit terlambat saat menjemput Lea karena ada meeting dadakan.
El merengkuh pinggang Lea meski ia tengah membopong baby Enzo.
"Tadi kamu beli obat apa sayang? Apa kamu sakit?" tanyanya kala tadi Lea meminta untuk mampir di apotek.
"Tidak ada, hanya vitamin dan obat diet," bohongnya membuat El memicingkan matanya kala mendengar hal itu.
"Obat diet? Untuk apa kamu diet? Sekalipun kamu gemuk. Kamu tetap wanitaku," serunya sembari mengusap pinggang Lea.
Lea yang tengah berbohong tentang fakta itu hanya tersenyum tipis.
"Iya, hanya satu kali ini aja belinya, besok enggak lagi," jawabnya membuat El tersenyum tpis.
Keduanya lalu masuk ke dalam kamar di mana El membaringkan baby Enzo di ranjangnya.
"Aku akan mandi lebih dulu," pamitnya pada Lea.
Lea hany mengangguk dan langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Lea yang melihat hal itu sontak langsung mengeluarkan obat- obatan yang tadi ia beli.
"Kata mama kalau mau lancar harus rutin minumnya, kurasa ini sudah lebih dari cukup untuk diminum satu bulan," serunya kala melihat beberapa tablet obat yang ia beli tadi.
"Bentar ya sayang, mama akan minum obat dulu," ucapnya pada baby Enzo.
Lea lalu minum beberapa obat- obatan itu sebelum El keluar dari kamar mandi.
Setelah selesai, ia segera berbaring di samping baby Enzo untuk menyusuinya.
Dan tanpa Lea sadari El keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan jubah mandi dan melihat dirinya tengah menyusui baby Enzo.
El yang melihat hal itu hanya bisa menahan senyumnya.
"Apa kamu begitu tidak sabar untuk menyusui baby Enzo hingga lupa jika dia memiliki tongue tie? Ia tidak bisa menghisap ASI karena pergerakan lidahnya yang terbatas sayang," ucap El yang tiba- tiba berbaring di belakang Lea sembari memeluk perutya.
Lea yang tidak menyadari kedatangan El kini benar- benar terkejut dan mendadak gugup saat El berbaring di belakangnya.
El menciumi leher jenjang Lea sembari menatap putranya yang kini tengah mengulum jempol tangannya.
"Kamu mau dibantu?" tanya El yang entah kenapa kini ia meminta izin lebih dulu dibanding sebelumnya yang main remas.
Lea menelan salivanya dan hanya diam saja.
Antara malu untuk mengiyakan dan jijik dengan dirinya sendiri.
Bagaimana bisa Lea mau dipegang begitu saja oleh pria yang baru saja ia kenal beberapa hari itu tanpa menjaga dirinya sendiri.
Dengan alasan untuk menyusui putranya.
Astaga, sepertinya Lea sudah benar-benar gila.
"Sayang," panggil El tepat di belakang telinga Lea.
Lea langsung tersadar dari lamunannya.
"Hmm?" tanyanya balik dengan gugup.
"Kamu ingin dibantu?" tanyanya yang mana El benar-benar tidak bisa bersabar lebih lama lagi saat ini.
Lea kembali diam, ia terus berperang dengan pikirannya sendiri.
"Kalau kamu tidak mengizinkannya, aku akan buatkan susu formula untuknya, sudah waktunya ia tidur," ucap El memberitahu Lea.
Lea menatap baby Enzo yang terlihat begitu tenang saat ini.
El mengecupi rambut Lea yang begitu candu baginya.
Hingga Lea perlahan terlentang untuk menatap El dan berbicara jujur padanya.
"Sebenarnya itu bukan vitamin atau obat diet," ucapnya dengan pelan membuat El tersenyum manis kala Lea berbicara jujur padanya.
El meraba lembut perut rata Lea sembari menopang kepalanya dengan tangan kirinya.
"Lalu?" tanya El dengan sabar di mana tatapannya tak terlepas dari wajah cantik Lea.
Lea begitu takut sekali untuk mengatakannya saat ini.
"Mama tadi menyarankan beberapa obat untuk pelancar ASI, karena itu aku membelinya agar aku bisa menyusui baby Enzo kapanpun tanpa harus menunggumu, dan mama juga menyarankan agar aku pergi ke rumah sakit untuk menjalani beberapa terapi dan pemeriksaan medis tentang kelebihan hormon, tapi aku lupa jika baby Enzo memiliki tongue tie," ucapnya dengan pelan dan hati-hati di mana itu terlihat begitu menggemaskan di mata El.
El langsung melumat bibir bawah Lea sekilas.
Lea membuka perlahan kedua matanya.
"Bagaimana aku tidak jatuh cinta denganmu jika kamu begitu menyayangi putraku seperti putramu sendiri," gumam El yang takjub dan kagum dengan ketulusan Lea.
Lea sebenarnya tak ingin berurusan dengan hal seperti ini.
Ia ingin pergi.
Ia ingin bebas.
Ia ingin bisa terlepas dari jeratan El.
Namun sayangnya itu semua sudah sedikit terlambat.
Di mana Lea sudah terjebak di dalam kehidupan El.
Apalagi Lea berhutang budi pada El akan ayahnya.
Karena itu Lea mau menyusui baby Enzo sebagai bentuk balas budinya pada El.
Sebenarnya Lea selalu jijik dengan dirinya sendiri setiap kali ia bersentuhan dengan El.
Namun, Lea sendiri juga tidak munafik jika tubuhnya begitu terbuai karena sentuhan El.
"Hei, dari tadi ngelamun terus," ucap El sembari menoel hidung Lea pelan.
Lea menatap El lalu dengan paksaan dari dalam hatinya, ia mengalungkan tangannya pada leher El.
El yang mendapatkan hal itu reflek mengucap syukur dalam hatinya sembari berharap Lea tidak mendengar detak jantungnya yang berdebar begitu cepat.
"Apa kamu tahu kenapa pumping ASI di kota kita langka? Bahkan aku dan mama tadi siang memutari supermarket untuk bisa menemukannya, tapi tak satupun kita menjumpainya. Kebanyakan dari mereka bilang jika pumping ASI dikirim ke luar negeri, kira-kira kenapa mereka melakukan hal itu?" tanya Lea yang penasaran membuat El kini berpikir keras untuk bisa menyiapkan jawaban yang yang tepat.
El dengan tenang menjawab pertanyaan Lea.
"Mungkin karena di sini sedikit peminatnya, karena itu mereka mengirim produknya ke luar negeri," jawabnya dengan santai dan tenang sembari menyelusupkan tangannya ke dalam baju Lea.
Lea tampak manggut-manggut percaya membuat El ingin sekali tertawa saat ini.
"Andai aja pumping ASI nya ada, mungkin aku bisa menyusui baby Enzo kapanpun tanpa harus menunggumu," gumamnya yang terdengar sedikit kecewa.
El tersenyum lalu mengecup singkat bibir bawah Lea.
"Bukankah masih ada aku yang bisa membantumu?" bisiknya lirih tepat di depan wajah Lea di mana Lea bisa merasakan tangan kekar El hampir sampai ke squisynya.
Lea sedikit mendekatkan wajahnya pada telinga El untuk berbisik.
"Jika menggunakan bantuanmu itu akan merugikan baby Enzo, ia akan kehabisan stok ASI karenamu," jawabnya membuat El tak bisa menahan tawanya.
"Aku juga butuh asupan darimu sayang," godanya membuat pipi Lea tampak merah merona.
El lalu memangut lembut bibir Lea dengan tangan yang sudah aktif di dalam baju Lea.
Bukan El namanya jika ia tak jago dalam melakukan hal itu hanya dengan menggunakan satu tangan.
Pumping manual pun di lakukan tepat di samping baby Enzo.
Di mana El benar-benar tak bisa menahan diri di depan putranya.
Ia begitu gegabah dan tak sabaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASI untuk Bayi Mafia
Teen FictionEl Zibrano Alemannus, duda muda beranak satu dengan paras yang begitu rupawan dan mempesona. Menjadi miliarder di usia muda membuat wanita manapun mengantri untuk menjadi ibu susu putranya. Sayang sekali, tuan muda El yang tampan nan bejat bersumpah...