Part 85

13.9K 327 4
                                    

Keesokan paginya ada Lea yang terlihat begitu gembira dan suasana hatinya sedang benar- benar bahagia.

Di mana sejak pukul 6 tadi ia sudah bergulat di dapur hanya untuk menyiapkan sarapan untuk El.

Di sisi lain di ana tangga ada El yang tadi langsung melompat dari atas ranjangnya saat ia tak menemukan wanitanya.

El seakan merasa trauma dengan ditinggal Lea lagi hingga ia bersikap sedikit berlebih begitu.

Dan kini El benar- benar dibuat berdecak kagum saat melihat wanitanya tengah bergulat di dapur dengan paras yang sangat cantik meski tanpa riasan pada wajahnya.

"Arghhh apa ia sungguh wanitaku? Bagaimana bisa ia secantik itu?" gumam El yang dibuat meleleh hanya melihat Lea yang tengah memasak.

Dengan senyuman jahilnya El segera menggoda Lea.

"Sayang," pekik El yang mana hal itu membuat Lea terjengkit kaget dan hampir saja jemarinya terkena pisau.

Lea melayangkan tatapan garangnya pada El yang dengan muka bantalnya berjalan ke arahnya.

"Kenapa kamu tidak membangunkanku dan asyik bermain bersama dengan sayuran- sayuran ini, hmm?" tanyanya sembari memeluk Lea dari belakang.

"Lepaskan tanganmu dari perutku sebelum kucincang jemarimu berhubung aku sedang memegang pisau," ancamnya membuat El malah terkekeh dan mengecup singkat tengkuk belakang Lea.

Ia lalu menopangkan dagunya pada pundak Lea.

"Kenapa sibuk- sibuk masak disaat ada banyak maid di rumah? Tugasmu hanya berada di dekatku dan baby Enzo serta menyusui kami berdua sayang," godanya membuat Lea membulatkan kedua matanya tak percaya kala mendengar ucapan frontal El.

"Yaaa, jaga ucapanmu sebelum kujahit bibirmu," pekik Lea yang geram sekali dengan mulut mesum El.

El hanya terkekeh lalu menciumi leher jenjang Lea yang bagian depan.

"El aku sungguh akan mencincang bibirmu jika kau meninggalkan banyak bekas di sana," ancam Lea sembari menggenggam erat pisaunya kala merasakan kecupan pada lehernya.

El yang tak tahan dengan hal itu sontak langsung membalikkan tubuh Lea lalu mengangkatnya ke meja pantri untuk dicumbunya.

"El, ada banyak maid di sini," bohongnya agar El tak melanjutkan aksinya.

El sedikit menelengkan kepalanya dan melihat ada dua maid yang tengah mengelap meja ruang tengah.

"KELUAR SEMUA!" perintahnya dengan keras dan tegas.

Tak butuh waktu lama hanya dengan hitungan detik mereka langsung keluar ke teras.

Lea yang melihat hal itu membuka mulutnya tak percaya.

Ya sehebat itu kuasa El di mansionnya.

"Sudah sayang, hanya tinggal kita berdua," ucapnya yang hendak menyambar bibir Lea namun langsung ditahan oleh wanitanya.

"Yaa, kau sungguh meminta mereka keluar hanya untuk melakukan ini? Kau sungguh pria mesum sekali, apa di otakmu hanya ada itu?" tanya Lea yang benar- benar dibuat tak habis pikir dengan sikap El.

El hanya tertawa dan kembali mencium leher jenjang Lea.

"Kamu tahu, dari awal bertemu hingga sekarang aku selalu menahan diri untuk tidak menerkammu agar kamu tidak lari dariku, tapi semakin aku menahannya, aku semakin merasa gila, dan sekarang kamu suda berada di dekatku, bukankah itu hal yang wajar untuk dilakukan sepasang kekasih?" tanya El yang tampak begitu percaya dirinya.

ASI untuk Bayi MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang